Hati-hati, Gigi Berlubang Dapat Berujung Kematian
Gigi berlubang adalah suatu kondisi di mana terjadi demineralisasi atau terkikisnya jaringan keras gigi, mulai dari bagian terluar gigi (email) yang dapat berlanjut ke bagian dalam gigi (dentin dan pulpa), sehingga terbentuk suatu lubang.
Faktor- faktor yang dapat menyebabkan gigi berlubang, antara lain:
- Asupan karbohidrat yang tinggi dalam makanan.
- Kurangnya kontrol kebersihan mulut.
- Kurangnya faktor pelindung saliva atau air liur.
- Kurangnya pajanan (exposure) ion fluoride.
- Gaya hidup kurang baik, seperti merokok.
Tanda-tanda awal gigi berlubang adalah munculnya noda putih atau white spot pada gigi sebagai tanda adanya kerusakan awal pada lapisan email. Noda putih ini akan berubah menjadi kecokelatan dan berlanjut ke lapisan di bawah email yaitu dentin.
Apabila kerusakan sudah mencapai dentin, maka akan menimbulkan rasa ngilu bila terpapar makanan dingin dan manis. Pada tahap selanjutnya kerusakan akan menembus ke lapisan lebih dalam, yaitu pulpa (tempat saraf gigi).
Infeksi pada tahap ini ditandai dengan adanya rasa nyeri yang tajam dan berlangsung lama. Apabila tidak dilakukan perawatan, maka infeksi akan meluas ke daerah tulang rahang dan menimbulkan abses (nanah).
Abses yang mengandung bakteri, apabila dibiarkan akan meluas dan terus merusak jaringan di sekitarnya. Abses ini dapat menyebabkan bengkak pada wajah (di area pipi, dagu bahkan sampai sekitar mata). Kondisi ini akan mengancam jiwa, apabila infeksi ini menyebar sampai menyebabkan obstruksi/sumbatan pada saluran pernafasan karena terjadi pembengkakan pada dasar mulut.
Selain itu, infeksi juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh darah (seperti jantung). Ketika infeksi masuk ke dalam peredaran darah, terjadi proses inflamasi / radang yang dapat menyebabkan disfungsi pada beberapa organ tubuh, atau dikenal dengan sepsis, yang dapat menyebabkan kematian pada penderita.
Untuk itu, sangatlah penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain :
- Menyikat gigi dua kali sehari (pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur) dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.
- Perbanyak asupan air putih.
- Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
- Memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
- Menutup bagian gigi yang rusak dengan penambalan di dokter gigi.
- Melakukan perawatan saluran akar pada gigi yang sudah mengalami infeksi pada sarafnya, yang diakhiri dengan penambalan / pembuatan mahkota tiruan jika diperlukan.
- Mencabut gigi yang sudah tidak dapat dirawat karena kerusakan yang terlalu besar. (Foto di atas hanya ilustrasi)
Konsultasi ke dokter gigi bila Anda punya masalah gigi berlubang. Silakan segera buat janji di sini.
Konsultan:
drg. Vika Hapsari Pratiwi, SpKG
Dokter Gigi Spesilias Konservasi Gigi
Mayapada Hospital Bogor (BMC)
Lihat jadwal praktiknya di sini
Artikel ini pernah tayang di Majalah Forbes Indonesia.
tags :
Spesialis Gigi