Hernia pada Anak Harus Segera Ditangani
Operasi laparoskopi dengan dokter bedah berpengalaman jadi pilihan orang tua untuk mengatasi hernia pada anak.
Anak atau bayi yang rewel tidak boleh dianggap sepele. Orang tua harus memberi perhatian khusus pada anak. Teliti melihat tubuh anak saat memandikannya. Jika ditemukan benjolan, segera periksa ke dokter. Demikian tutur dr. Alifi Maulidyan, Sp.BA dari Mayapada Hospital Tangerang.
Spesialis Bedah Anak ini menjelaskan, hernia – awam menyebutnya burut atau turun berok – terjadi ketika organ tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan ikat yang lemah. “Pada anak lelaki sering terjadi di area skrotum atau kantung buah zakar. Sedangkan pada anak perempuan pada labia (daerah sekitar vagina/bibit kemaluan). Hernia bisa berisi usus yang turun, selaput perut , atau indung telur jika pada perempuan,” kata dr. Alifi.
Masyarakat awam menganggap hernia bisa sembuh sendiri, sebab itu banyak yang membiarkan. Sikap ini berbahaya, pasalnya hernia yang dibiarkan dapat berakibat fatal.
Dokter Alifi pernah melakukan tindakan luar biasa beberapa tahun lalu, Anak penderita hernia terlambat dibawa ke dokter, sehingga dr. Alifi harus memotong usus pasien.
Bahkan, ia membuat sayatan baru di perut si anak untuk saluran buang air besar. “Karena tidak bisa buang kotoran dari anusnya, terpaksa kami lakukan tindakan itu. Padahal, usia bayi baru 3 atau 4 bulan,” ujarnya.
Hernia juga bukan penyakit generatif yang dapat dicegah. Hernia terjadi karena kelainan anatomi pada anak. “Jadi, saat melakukan kunjungan rutin ke dokter anak bisa dicek. Hernia jangan disepelekan. Di Indonesia kasusnya lumayan banyak, 5 dari 100 anak. Dan lebih waspada pada anak laki-laki, perbandingannya dengan anak perempuan 4:1. Bahkan, kasus hernia pada bayi tiga kali lebih tinggi,” tutur lulusan Kedokteran Universitas Padjadjaran ini.
Terlebih, hernia pada anak bukan saja hernia inguinal (benjolan di lipat paha) dan hernia umbilikalis (di bagian pusar). Patut waspada pada hernia diafragma, yakni masuknya usus ke daerah pernapasan. Orang tua harus lebih memerhatikan kasus ini. Hernia diafragma baru diketahui saat rontgen.
“Apapun jenis hernianya, tindakannya harus operasi,” ujar dr. Alifi. Metode operasi hernia pada anak dapat dipilih sesuai keinginan dan kemampuan orang tua. Lazim dipakai adalah open surgery atau bedah konvensional. Operasi jenis ini dengan melakukan sayatan pada bagian atas pangkal paha, lalu menutup saluran penyebab hernia. Metode kedua yakni laparoskopi, menggunakan peralatan seperti pipa yang sangat kecil, dimasukkan melalui lubang pusar anak.
Kendati lebih mahal, sekarang lebih banyak dipilih orang tua. “Di Mayapada ada 54 kasus hernia pada anak di
2019. Hanya tiga yang memakai bedah konvensional,” ucap dr. Alifi.
Mengapa Laparoskopi?
Operasi laparoskopi sebenarnya bukan metode baru. Berkembang pesat sejak 1990-an di Indonesia, kini menjadi satu opsi yang ditawarkan kepada pasien. Untuk kasus hernia pada anak, laparoskopi memiliki beberapa keunggulan, yakni:
1. Visualisasi lebih baik
Penggunaan kamera mikro berdiameter kurang dari 3 milimeter dan dibantu teknologi pembesaran visual, memungkinkan dokter lebih akurat melihat jaringan ikat dalam tubuh pasien.
2. Trauma jaringan sangat sedikit dan rasa nyeri minimal
Teknologi alat operasi laparoskopi generasi terkini semakin canggih, sehingga alat laparoskopi di dalam tubuh mudah bermanuver mencari pencetus hernia dengan trauma jaringan yang sangat sedikit. Sayatan yang kecil pun menyebabkan rasa nyeri minimal.
3. Cepat mengatasi hernia 2 sisi
Laparoskopi memungkinkan dokter melihat kemungkinan hernia pada sisi lainnya (metakronos), sehingga dapat dilakukan tindakan sekaligus. Berbeda dengan bedah konvensional yang menunggu gejala serupa untuk melakukan operasi kembali.
Konsultan:
dr. Alifi Maulidyan, Sp.BA
Dokter Spesialis Bedah Anak
Mayapada Hospital Tangerang (MHTG)
Lihat profil dan jadwal praktiknya di sini.
tags :
Spesialis Bedah Anak Hernia Spesialis Anak Pediatric Center