Perbedaan Japanese Encephalitis (JE) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Perbedaan Japanese Encephalitis (JE) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Japanese Encephalitis (JE) |
Nama Penyakit |
Demam Berdarah Dengue (DBD) |
Culex Tritaeniorhynchus |
Nama Nyamuk |
Aedes Aegypti |
Japanese Encephalitis |
Virus |
Dengue |
Ukuran sedang dengan tubuh berwarna kuning keperakan dengan tutul putih diseluruh badannya |
Ciri Fisik |
Ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan, sisik garis putih keperakan. |
Senang hidup di tempat kotor |
Tempat Hidup |
Area gelap, memiliki habitat di genangan air bersih. |
Malam hari |
Masa Serangan |
Aktif pada pagi hingga siang hari |
Peradangan pada otak (encephallitis) atau radang selaput otak (meningitis) yang serius, kelumpuhan, kerusakan hati bahkan kematian. |
Bahaya |
Kebocoran cairan dari aliran darah melalui dinding-dinding pembuluh darah kecil ke dalam rongga-rongga tubuh, komplikasi terberat adalah pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian. |
Demam, sakit kepala, meracau, ngantuk, sawan, lumpuh dan tidak sadarkan diri. |
Gejala |
Demam yang terjajdi secara tiba-tiba, sakit kepala (biasanya di belakang mata), ruam, nyeri otot dan nyeri sendi. |
1 hingga 2 minggu, virus bisa masuk dalam otak lewat darah. Dan setelah sampai di pusat saraf, virus hanya butuh 1 hingga 7 hari untuk berkembang biak hingga terjadinya peradangan pada otak. |
Lama Serangan |
Gejala akan muncul antara 3 hingga 14 hari setelah seseorang kena virus dengue. |
Source : Jawa Post & Wikipedia, Kliping Humas Universitas Brawijaya.
tags :