Alami Cedera Pasca-Maraton? Jangan Panik! Begini Cara Mengatasinya

...

Saat ini, maraton jadi salah satu jenis olahraga lari yang banyak digemari masyarakat. Para pelari, termasuk pelari pemula akan merasa tertantang dengan jarak lari yang cukup jauh, di mana dibutuhkan ketahanan tubuh yang kuat dan teknik berlari yang tepat agar dapat berlari maksimal. 

Namun, tahukah Anda, bahwa setiap olahraga, termasuk lari maraton juga dapat menyebabkan cedera olahraga bila tidak dilakukan dengan prosedur dan teknik yang tepat. 

"Pasca-marathon, tubuh pasti akan mengalami kelelahan yang luar biasa akibat energi yang terpakai saat berlari sangat besar. Risiko cedera setelah berlari tentu semakin tinggi bila teknik lari kurang tepat, pemilihan pakaian dan sepatu yang tidak sesuai, atau memang memiliki riwayat cedera sebelumnya," ujar dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT, Subsp.CO (K), Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga dari Mayapada Hospital Bandung (MHBD).

Jenis cedera yang paling sering dialami pelari

  • Ankle sprain atau terkilir (keseleo)
    Cedera yang satu ini memang tampak remeh. Namun bila dibiarkan berlarut-larut, ankle sprain dapat terjadi berulang.
     
  • Runner’s Knee atau Patello-Femoral Pain Syndrom
    Kalau runners merasakan sakit di sekitar lutut depan setelah lari, bisa jadi kamu mengalami cedera yang disebut Runner’s Knee atau Patello-Femoral Pain Syndrom.

    Cedera ini mirip dengan Jumper’s Knee atau Patellar Tendinopathy. Namun mekanisme terjadinya berbeda. Lokasi nyeri pada Jumper’s Knee lebih terpusat persis di bawah lutut, akibat peradangan pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut dengan tulang kering.
     
  • Lllio-Tibial Band Syndrome
    Bila nyeri yang dirasakan ada di sisi samping luar lutut, kemungkinan disebabkan karena Iliotibial Band Syndrome yang terjadi akibat peradangan pada Iliotibial Band. 

    Iliotibial Band adalah jaringan yang berjalan dari pinggul hingga sisi luar lutut. Rasa nyeri terutama dirasakan saat berlari di lintasan menurun atau setelah menempuh jarak jauh. 
     
  • Plantar Fasciitis
    Cedera Plantar Fasciitis adalah peradangan pada plantar fascia yaitu jaringan tebal di bagian bawah kaki yang menghubungkan tumit dengan jari kaki. Salah satu gejalanya adalah rasa sakit tajam di bagian bawah tumit, terutama saat bangun di pagi hari.
     
  • Cedera meniskus
    Meniskus adalah jaringan yang berada di rongga sendi lutut dan berfungsi sebagai bantalan ketika menghentakkan kaki saat berlari. Kalau otot tungkai mengalami kelemahan, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada bantalan meniscus akibat beban yang berlebihan.

Bagaimana penanganan cedera untuk pelari?

Penanganan awal pada cedera saat berlari maupun olahraga pada umumnya bisa ditangani dengan metode RICE, yaitu Rest, Ice, Compress, dan Elevate.

  • Rest, artinya segera beristirahat jika tubuh mengalami cedera. 
  • Ice, artinya kompres es pada area yang terkena cedera, karena suhu dingin dapat membuat area cedera kebal dari rasa nyeri. 
  • Compression, artinya membalut area cedera dengan perban elastis secara merata untuk mencegah pembengkakan.
  • Elevation, artinya mengangkat bagian yang cedera lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi pembengkakan.

“Metode RICE ini efektif untuk cedera olahraga ringan dan sebaiknya dilakukan segera setelah terjadi cedera dan dilakukan selama 24 hingga 36 jam pertama,” ujar dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin, Sp.OT dari Mayapada Hospital Surabaya (MHSB).

Kapan perlu waspada saat cedera pasca maraton? 

Anda perlu waspada jika cedera semakin parah dan tak kunjung membaik dengan metode RICE. Konsultasi ke dokter bila mengalami tanda-tanda ini!

Anda perlu berkonsultasi ke dokter atau tenaga medis, terutama bila ditemui tanda-tanda seperti:

  • Bengkak dan nyeri bertambah parah
  • Adanya benjolan atau perubahan bentuk
  • Terdengar bunyi saat sendi digerakkan
  • Kelemahan dan ketidakmampuan melakukan aktivitas dan menopang badan
  • Kehilangan keseimbangan
  • Kesulitan bernapas
  • Demam 

Bila sudah menunjukkan tanda-tanda seperti itu, maka diperlukan penanganan lanjut mulai dari pendekatan non operatif hingga operatif tergantung pada jenis cederanya. 

Dokter Petrasama, Sp.OT (K), Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Tangerang (MHTG) menjelaskan, penanganan cedera yang non operatif dilakukan dengan pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri dan meredakan pembengkakan. 

Kemudian, dilakukan imobilisasi atau mengurangi pergerakan anggota tubuh supaya mencegah kerusakan yang semakin parah. “Ini dapat dilakukan menggunakan elastic bandage ringan dan light brace yang berfungsi sebagai penopang eksternal,” ujarnya.

Lebih lanjut dr. Petrasama mengatakan, modalitas fisioterapi dan rehabilitasi dapat berupa sport massage, stimulasi listrik melalui kulit, ultrasound, terapi gelombang kejut (shockwave), laser maupun latihan ruang gerak sendi serta penguatan otot. “Hal ini dilakukan secara komprehensif untuk mempercepat pemulihan pasca cedera, mengembalikan fungsi sampai siap berolahraga dan beraktivitas kembali,” katanya.

Kemudian, dr. Sapto Adji Hardjosworo, Sp.OT (K), Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Jakarta Selatan melanjutkan, pada penanganan cedera yang lebih lanjut, dapat dilakukan tindakan artroskopi yaitu tindakan operasi sendi dengan teknik minimal invasif untuk diagnosis sekaligus penanganan masalah di dalam sendi. 

“Keunggulan teknik ini adalah sayatan minimal sehingga nyeri dan risiko infeksi lebih kecil dan pemulihan berlangsung cepat,” kata dr. Sapto.

Meski begitu, ia menekankan bahwa tindakan operasi dilakukan berdasarkan evaluasi dan diagnosis dari pemeriksaan yang komprehensif. Jika Anda mengalami cedera setelah berlari atau olahraga pada umumnya, membutuhkan penanganan yang tepat di layanan kesehatan terbaik agar pemulihan berlangsung cepat. 

Dokter Alvin, Dokter Petra, Dokter Reyner, dan Dokter Sapto merupakan dokter spesialis ortopedi berpengalaman yang dapat membantu runner dalam pemulihan cedera. Keempat dokter tersebut dapat ditemui di layanan Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital. 

Layanan SITPEC ini dikhususkan bagi para atlet atau pecinta olahraga pada umumnya untuk mendapatkan penanganan cedera, perawatan pasca cedera, termasuk program peningkatan performa olahraga.

Sekarang #JadiMudah buat janji temu dokter spesialis kami melalui aplikasi MyCare by Mayapada Hospital.

Dengan aplikasi MyCare, pasien dapat mengakses layanan dengan cepat karena dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dengan proses transaksi layanan yang praktis di berbagai kanal pembayaran.

MyCare juga menyajikan berbagai informasi kesehatan lengkap juga terangkum dalam fitur Health Articles & Tips.

tags :

Sports Injury Performance & Treatment Center Pasca-Maraton Runner Cedera