Benarkah Operasi Bariatrik Menjadi Jalan Pintas bagi Penderita Obesitas?

...

Tak sedikit orang berjuang untuk mengatasi kelebihan berat badan (obesitas), hingga terjebak dalam siklus diet yang tak kunjung berhasil. Saat diet dan berbagai cara tak lagi mampu mengatasi obesitas, operasi bariatrik mungkin dapat dilakukan sebagai  alternatif yang efektif dalam menurunkan berat badan. 

Prosedur bariatrik merupakan tindakan operasi untuk mengatasi obesitas dan memperbaiki komorbid atau penyakit penyerta dengan mengubah struktur saluran cerna. Perubahan ini nantinya akan membantu membatasi konsumsi jumlah makanan sekaligus mempengaruhi nafsu makan. 

Menurut dr. Anita Hartono, Sp.B., Subsp.BD (K) Dokter Spesialis Bedah Digestif dari Mayapada Hospital Surabaya, operasi bariatrik dikenal juga dengan bedah metabolik, yaitu tindakan bedah pada sistem pencernaan bagian atas untuk membantu menurunkan berat badan. Metode ini dilakukan dengan membuang sekitar 65-70% bagian lambung, membuat daya tampung lambung berkurang secara signifikan, sehingga pasien jadi lebih cepat kenyang.

Pada beberapa kasus, obesitas juga disertai penyakit bawaan, “Beberapa di antaranya sering sakit kepala, hipertensi, diabetes mellitus atau kencing manis, batu empedu, mendengkur hebat, gangguan jantung, nafas sesak, varises, ketidaksuburan, radang sendi pada lutut, hingga hormonal imbalance,” jelas Dr. dr. Errawan Wiradisuria, Sp.B., Subsp.BD (K), M.Kes Dokter Spesialis Bedah Digestif (Pencernaan) dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Kuningan.

Operasi ini umumnya bisa dilakukan oleh orang berusia 15-70 tahun. Namun, ada beberapa indikasi yang harus diikuti untuk menentukan apakah seseorang bisa mengikuti tindakan bariatrik atau tidak. Indikasi utamanya dilihat dari Indeks Massa Tubuh atau dikenal juga dengan Body Mass Index (BMI). 

“Bariatrik hanya bisa diikuti oleh mereka yang memiliki BMI di atas 35. Tapi bisa juga dilakukan oleh mereka dengan BMI 30 yang memiliki komorbid. Bagi mereka yang punya riwayat kencing manis atau diabetes selama 10 tahun dan tidak berhasil dengan obat, tindakan bariatrik tetap bisa dilakukan pada BMI 27,5.” ujar dr. Errawan. 

Pembedahan bariatrik dilakukan dengan menggunakan teknik laparoskopi di mana hanya menimbulkan sayatan kecil selebar 12 mm, 11 mm, dan 5mm. Durasi bedah bariatrik sendiri berlangsung selama dua sampai lima jam tergantung dari jenis tindakannya. 

Sebelum tindakan medis dilakukan, ada beberapa prosedur yang perlu dilewati. Jika kriteria pasien sudah sesuai dengan indikasi, akan dilanjutkan dengan medical check-up seperti tes darah dan rekam jantung. 

Dibutuhkan juga tes endoskopi untuk melihat kondisi saluran cerna bagian atas. Hal ini ditujukan untuk menentukan tipe pembedahan bariatrik seperti apa yang akan dijalankan. Tindakan USG pun akan dilakukan untuk melihat apakah ada batu empedu atau tidak. Jika memang ada, dokter akan menyarankan untuk pengangkatan kantung empedu dalam waktu yang sama. 

Pasien juga akan diminta untuk diet cair rendah kalori-lemak dan tinggi protein selama 1-2 minggu sebelum operasi demi menurunkan berat badan, mengempiskan usus, dan mengurangi fatty liver sehingga mempermudah proses pembedahan. 

“Contohnya seperti susu kedelai, air kaldu, dan sari buah. Dalam sehari bisa konsumsi sebanyak 8-10 kali,” jelas dr. Errawan. 

Selain dokter bedah, pasien akan berkonsultasi dengan ahli gizi yang akan membantu proses perubahan pola makan. Dokter juga akan menganjurkan pasien yang merokok untuk berhenti merokok selama dua minggu sebelum tindakan. 

Pasien yang menjalani operasi bariatrik akan menjalani proses pemulihan yang cepat. Hal ini disebabkan karena tindakan ini merupakan salah satu tindakan bedah laparoskopi yang minim sayatan. 

“Sayatan-sayatan kecil ini mengakibatkan trauma yang minimal sehingga proses pemulihan hanya memerlukan waktu singkat,” jelas Dr. dr. Reno Rudiman MSc, Sp.B-SubSp BD (K), FICS, FCSI Dokter Spesialis Bedah Digestif dari Mayapada Hospital Bandung. 

Setelah operasi bariatrik berhasil dilakukan, pasien harus dapat merubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan menjaga berat berat badan. “Dianjurkan untuk olahraga teratur demi membakar lemak yang masih ada dalam tubuh. Olahraga yang disarankan bersifat aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda atau berenang.” ujar dr. Reno.  

Selain itu, ia juga menyarankan untuk menghindari minum menggunakan sedotan karena volume cairannya tidak terukur dibanding saat meneguk langsung sehingga dikhawatirkan cairan tersebut akan masuk terlalu banyak untuk porsi lambung yang sudah mengecil. 

Dari segi makanan, dr. Anita juga menambahkan, “Pasien perlu mengikuti arahan makan yang sesuai dari ahli gizi, cairan yang dikonsumsi juga harus cukup, karena pasien hanya bisa mengonsumsi makanan dalam porsi kecil. Jadi harus makan lebih sering.” 

“Multivitamin juga harus dikonsumsi sesuai aturan. Hindari makanan pedas, asam, dan bergula serta hindari juga minuman bersoda, alkohol, dan rokok”. Ia juga menambahkan bahwa makanan yang dianjurkan adalah jenis protein seperti telur, dada ayam, dan ikan.

Prosedur operasi bariatrik yang dijelaskan di atas dapat dilakukan di Mayapada Hospital melalui layanan Gastrohepatology Center. Layanan ini mampu menangani berbagai masalah pencernaan termasuk tindakan bedah bariatrik bersama tim dokter yang berkompeten melakukan tindakan ini.

Mayapada Hospital memprioritaskan patient journey yang aman, memuaskan, dan berstandar internasional selaras dengan akreditasi internasional JCI yang telah dimiliki unit Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

Pemeriksaan dan konsultasi lebih lanjut mengenai prosedur bariatrik bersama dokter spesialis yang ada di Gastrohepatology Center Mayapada Hospital dapat dilakukan melalui  aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital.

Aplikasi ini memberi kemudahan untuk mengakses layanan Mayapada Hospital dengan cepat dan memperoleh nomor antrian lebih awal, serta kemudahan proses pembayaran di berbagai kanal pembayaran (multi channel payment). 

Selain itu, untuk mendukung pola hidup sehat Anda, MyCare juga terhubung dengan Google Fit dan Health Access untuk memantau aktivitas olahraga dan kebugaran Anda. 

Berbagai informasi kesehatan dan layanan terkini di Mayapada Hospital terangkum dalam fitur Health Articles & Tips yang ada di MyCare.

Unduh segera aplikasi MyCare di Google Play Store maupun App Store, karena pengguna yang baru pertama kali registrasi di MyCare akan mendapatkan reward point yang dapat dipakai untuk potongan harga di berbagai jenis pemeriksaan di Mayapada Hospital.  

tags :

Gastrohepatology Center