Kolonoskopi: Cara Deteksi Dini Gejala Kanker Usus Besar yang Seringkali Tidak Disadari
Kanker usus besar atau kanker kolorektal merupakan jenis kanker yang terjadi pada usus besar dan rektum. Kanker ini termasuk jenis “silent cancer” yang seringkali tidak menimbulkan gejala, sehingga penyakit ini biasanya tidak disadari oleh penderitanya.
Seperti yang disampaikan Prof. dr. Abdul Aziz Rani, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, kanker usus besar umumnya tidak bergejala di stadium awal, sehingga seringkali pasien datang sudah stadium lanjut.
“Itulah sebabnya deteksi dini kanker usus besar sangat penting terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar.”
Menurut Prof. Abdul, setidaknya terdapat beberapa gejala umum dari kanker usus besar yang harus diperhatikan dan jika ini terjadi segeralah lakukan pemeriksaan.
Gejala tersebut antara lain perdarahan dari dubur, terdapat lendir dan noda darah pada tinja, dan sering BAB namun selalu merasa tidak tuntas.
Sementara itu, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kanker usus besar ini, di antaranya adalah riwayat keluarga dan faktor genetik kanker usus besar, terdiagnosis polip pada usus besar, dan pernah menjalani terapi radiasi pada area perut atau pelvis.
Faktor gaya hidup juga turut mempengaruhi, misalnya dengan pola makan tidak sehat, kurangnya olahraga, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi alkohol berlebih.
Beberapa kondisi penyerta seperti obesitas dan diabetes juga berisiko menyebabkan kanker usus besar.
Kanker usus besar ini tidak hanya terjadi di usia 45 tahun ke atas, kanker usus besar sudah banyak ditemui di usia muda, berkat gaya hidup yang tak sehat.
Menurut data Globocan tahun 2022, angka kasus kejadian kanker kolorektal mencapai 5,85 persen atau sebanyak 23.805 kasus. Ini menempatkannya pada urutan ke-5 kasus kanker yang terjadi pada pria dan wanita.
Sebagai langkah pencegahan kanker usus besar United States Preventive Services Task Force (USPSTF) telah menurunkan usia ideal skrining kanker kolorektal menjadi 45 tahun.
Itu artinya, semua orang dengan risiko kanker kolorektal perlu melakukan skrining mulai usia 45 tahun bahkan lebih muda jika memiliki faktor risiko.
"Deteksi dini dapat dimulai pada usia 40 tahun ke atas jika pasien memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar," imbuh dr. Hendra Nurjadin, Sp.PD, KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterology dan Hepatology dari Mayapada Hospital Tangerang (MHTG).
Disampaikan oleh dr. Hendra, terdapat dua pilihan prosedur untuk pendeteksian kanker kolorektal, yaitu dengan Endoskopi Kapsul dan Kolonoskopi.
Prosedur endoskopi kapsul dilakukan untuk mengambil gambar saluran cerna mulai dari kerongkongan, lambung, usus halus hingga usus besar, dan termasuk area yang sulit dijangkau.
Prosedur ini dilakukan dengan cara menelan kamera nirkabel kecil yang berada di dalam kapsul seukuran vitamin yang biasa Anda minum.
Lalu, Kolonoskopi yaitu prosedur pemeriksaan usus besar dengan alat endoskopi yang berbentuk seperti selang dengan kamera di ujungnya, dimasukan ke dalam usus besar melalui lubang dubur.
Kolonoskopi lebih sensitif untuk mendeteksi adanya kelainan, seperti polip atau benjolan pada usus besar.
“Kolonoskopi adalah gold standard untuk pemeriksaan skrining dan diagnostik kanker usus besar karena kemampuannya untuk melihat seluruh usus besar dan mendeteksi serta menghilangkan polip selama prosedur yang sama berlangsung," kata Dr. dr. Reno Rudiman, MSc, Sp.B Subsp. BD (K), FICS, FCSI Dokter Spesialis Bedah Digestif (Pencernaan) di Mayapada Hospital Bandung.
Kini, prosedur Kolonoskopi memiliki alternatif lain yakni dengan Virtual Kolonoskopi tidak lagi harus memasukkan selang ke dalam rektum, sehingga meminimalkan rasa tidak nyaman dan prosesnya kurang dari 30 menit
Jika kanker usus besar telah didiagnosis, maka kanker dapat ditangani dengan tindakan pembedahan, seperti yang disampaikan oleh dr. Taufik Budi Satrio, Sp.B - KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif dari Mayapada Hospital Tangerang.
“Kanker usus besar dapat ditangani dengan operasi kolorektal, bisa secara operasi terbuka (laparotomi) atau bedah minimal invasif laparoskopi disesuaikan dengan lokasi dan stadium kanker usus besar.” kata dr. Taufik.
Tindakan penanganan kanker usus besar akan dilakukan dengan menyesuaikan stadium kanker, penyebaran kanker serta kondisi pasien secara menyeluruh.
Lebih lanjut Dokter Aditomo Widarso, Sp.B-KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan mengatakan "Jika masih pada stadium awal, tindakan pengobatan (kuratif) masih bisa dilakukan, dengan pembedahan usus untuk membuang kanker, kemoterapi, radioterapi, atau kombinasi terapi tersebut,”
“Adanya peningkatan kemungkinan keberhasilan untuk sembuh apabila deteksi dini dan penemuan kanker usus besar dalam kondisi stadium awal."
Berbagai prosedur pemeriksaan dan penanganan kanker usus besar tersebut dapat dilakukan di layanan khusus penanganan masalah pencernaan, seperti Gastrohepatology Center Mayapada Hospital yang dilengkapi oleh fasilitas medis canggih dan terkini untuk menunjang proses pemeriksaan yang komprehensif.
Layanan Gastrohepatology Center juga didukung dokter multidisiplin yang kompeten dalam penanganan gangguan saluran pencernaan, baik untuk dewasa dan anak mulai dari skrining atau deteksi dini, diagnosis dan pembedahan.
Apabila Anda merasakan beberapa gejala kanker usus besar atau memiliki keluhan lain pada pencernaan dan ingin melakukan pemeriksaan di Mayapada Hospital, Anda dapat mencari tahu berbagai prosedur pemeriksaan saluran cerna melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital.
Aplikasi MyCare dihadirkan untuk memudahkan pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan mulai dari pengelolaan jadwal pemeriksaan, membuat jadwal konsultasi langsung maupun virtual (telekonsultasi), menghubungi emergency call untuk penanganan kasus kegawatdaruratan.
Aplikasi ini memberi keunggulan bagi pasien untuk mengakses layanan dengan proses cepat karena pasien dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dan transaksi layanan praktis melalui berbagai kanal (multi channel payment).
Bagi Anda yang ingin memulai hidup sehat dan berolahraga, MyCare juga dapat membantu memantau kebugaran tubuh yang terkoneksi dengan Google Fit dan Health Access untuk menghitung jumlah langkah kaki, detak jantung, jumlah kalori terbakar, dan body mass index.
Aplikasi ini dapat diunduh di MyCare by Mayapada Hospital dan pengguna baru akan mendapat reward point untuk potongan harga di berbagai layanan kesehatan Mayapada Hospital.
Dengan aplikasi MyCare, pasien dapat mengakses layanan dengan cepat karena dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dengan proses transaksi layanan yang praktis di berbagai kanal pembayaran.
MyCare juga menyajikan berbagai informasi kesehatan lengkap juga terangkum dalam fitur Health Articles & Tips.
tags :
Gastrohepatology Center