Temukan Penyebab Susah Tidur dengan Tes Polisomnografi

...

Susah tidur | Gangguan Tidur | Penyebab susah tidur | Tes polisomnografi

Susah tidur dapat dialami siapa saja. Tidak hanya itu saja, bahkan banyak orang susah untuk tidur nyenyak. Lantas, apa penyebab seseorang susah tidur?

Sulit tidur meliputi berbagai kondisi, di antaranya:

  • Susah untuk memulai tidur
  • Durasi tidur singkat karena selalu bangun lebih awal
  • Sering terbangun
  • Sering mimpi buruk
  • Kerap berteriak
  • Ketakutan

Kondisi yang disebutkan di atas termasuk dari gejala umum gangguan tidur. Selain susah tidur, gejala lainnya meliputi: sering merasa lelah, mengantuk di siang hari, memiliki kebiasaan mendengkur atau tersedak saat tidur.

Ketika kita merasakan gejala-gejala tersebut dan ingin mengetahui penyebab dari gangguan tidur yang dialami, kita dapat berkonsultasi ke dokter untuk dilakukan sleep test atau polisomnografi.


Tes polisomnografi untuk mengetahui penyebab susah tidur

Polisomnografi adalah suatu pemeriksaan untuk mendiagnosis gangguan tidur dengan menggunakan beberapa alat perekam.

Polisomnografi merekam gelombang otak, kadar oksigen dalam darah, detak jantung dan irama napas, serta gerakan mata dan tungkai selama tidur.

Pemeriksaan polisomnografi biasanya dilakukan sepanjang durasi tidur pasien saat malam hari. Namun dapat juga dilakukan siang hari untuk seseorang yang biasa bekerja pada malam hari.

Dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan polisomnografi apabila seseorang dicurigai mengalami gangguan tidur.

Gangguan tidur dapat meliputi pola napas yang tidak teratur selama tidur (sleep apnea), gerakan tungkai kaki berulang dan sindrom kaki gelisah, rasa kantuk berlebih dan tertidur secara tiba-tiba (narkolepsi), berjalan saat tidur, insomnia jangka panjang, serta ketika seseorang memeragakan mimpi secara fisik seperti bicara, berteriak, memukul, dan lain-lain.


Cara kerja tes polisomnografi

Polisomnografi merupakan pemeriksaan yang tidak invasif dan tidak menyebabkan nyeri. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasang sensor berupa elektroda di kepala, dada, tangan, dan kaki menggunakan perekat ringan.

Sensor ini akan terhubung ke komputer melalui kabel yang cukup panjang sehingga pasien masih dapat bergerak dengan bebas selama tidur. Bila diperlukan dalam pemeriksaan, dapat juga dilakukan pemasangan alat bantu napas untuk kasus sleep apnea.

Pasien yang akan menjalani polisomnografi harus menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol dan kafein karena dapat mengganggu pola tidur.

Pasien juga tidak diperkenankan untuk tidur siang sebelum pemeriksaan dimulai di hari tersebut.

Selama pemeriksaan berlangsung, pasien dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang senyaman mungkin dan tidak diperkenankan menggunakan lotion, gel, atau make up.

Menurut dr. Alexander Nur Ilhami, Sp.THT - BKL, Dokter Spesialis THT-BKL dari Mayapada Hospital Tangerang (MHTG), “Polisomnografi akan memantau tahapan dan siklus tidur pasien, serta dapat mendeteksi apabila terjadi gangguan pada pola tidur, kapan terjadinya serta mengetahui penyebabnya.”

Secara umum, proses tidur dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan fase REM Rapid Eye Movement (REM).

Fase NREM terjadi saat proses tidur dimulai, di mana gelombang otak pada perekaman elektroensefalogram (EEG) mulai melambat. Setelah 1 atau 2 jam fase NREM, aktivitas otak mulai meningkat kembali dan kondisi ini disebut dengan fase REM.

Selama fase REM, mata bergerak maju dan mundur secara cepat. Kebanyakan mimpi juga terjadi pada fase REM. Siklus antara NREM dan REM terjadi dalam waktu kurang lebih 90 menit, dan akan berlangsung beberapa siklus sepanjang malam.

dr. Alexander Nur Ilhami, Sp.THT - BKL biasa menangani tes polisomnografi yang memiliki jadwal praktik di Mayapada Hospital Tangerang (MHTG).

Untuk berkonsultasi dan untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai tes polisomnografi, hubungi Call Center 150770.


Tim Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala Leher Mayapada Hospital Tangerang (MHTG)

  • dr. Ong Awarudin, Sp.THT-BKL
  • dr. Alexander Nur Ilhami, Sp.THT-BKL
  • dr. Kusmoro Yudho, Sp.THT-BKL
  • dr. Lia Natalia, Sp.THT-BKL

    Jadwal praktik dapat lihat di tautan ini

tags :

Tht Gangguan Tidur Polisomnografi