Waspada Highway Hypnosis dan Microsleep, Si Pencuri Kesadaran saat Berkendara

...

Menjelang lebaran, para pemudik terutama yang berkendara di jalan tol perlu waspada dengan fenomena highway hypnosis dan microsleep, yang sering memicu banyak kecelakaan fatal di jalan raya.

Highway hypnosis adalah kondisi ketika konsentrasi dan kesadaran seorang pengendara menurun atau beralih ke hal lain terutama pada perjalanan jarak jauh, dikarenakan kondisi perjalanan yang monoton seperti jalanan lurus dan kecepatan konstan. 

Selain itu, kelelahan fisik dan mengantuk juga dapat menyebabkan timbulnya fenomena highway hypnosis. Dalam kondisi ini, otak pengendara beralih ke mode ”auto-pilot” sebagai respons terhadap kelelahan dan kebosanan sehingga pengendara dapat berkendara dengan jarak yang cukup jauh tanpa benar-benar menyadari perjalanan yang telah ditempuh. 

Sementara microsleep adalah kondisi hilangnya kesadaran atau konsentrasi seseorang karena rasa lelah dan mengantuk, bisa berlangsung selama sepersekian detik bahkan hingga sepuluh (10) detik penuh. Karena durasi waktunya singkat, seringkali seseorang tidak menyadari ketika mereka mengalami microsleep.

Baik highway hypnosis maupun microsleep merupakan kondisi yang berbahaya bagi pengendara dan seringkali menyebabkan terjadinya kecelakaan. 

Hal ini dikarenakan selama mengalami kedua kondisi tersebut, pengendara mungkin bereaksi lebih lambat terhadap situasi yang justru memerlukan respon cepat, misalnya kendaraan yang berhenti mendadak atau pejalan kaki yang menyeberang jalan. 

Selain itu, pengendara juga mungkin tidak menyadari perubahan kondisi lalu lintas atau tanda bahaya, seperti jalanan licin, berlubang, atau berkendara keluar dari jalur.
 

Tanda-tanda yang menandakan highway hypnosis dan microsleep

Oleh karena itu, pengendara perlu waspada terhadap tanda-tanda yang menandakan highway hypnosis dan microsleep mulai mengancam, antara lain:

  • Melamun dan hilang fokus, biasanya tidak menyadari apa yang terjadi, tidak mendengar pembicaraan orang lain, atau bingung ketika diajak berkomunikasi
  • Mata berkedip berlebihan dan kelopak mata terasa berat
  • Tubuh terasa rileks dan lebih lemas, karena adanya penurunan aktivitas otot
  • Nodding, atau kepala terkantuk-kantuk
  • Menguap terus menerus

 

Selain istirahat, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan!

Bila tanda-tanda tersebut muncul, idealnya pengendara wajib berhenti untuk beristirahat terlebih dahulu. Namun bila tidak memungkinkan untuk segera berhenti atau beristirahat, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Makan permen, karena mengunyah dapat membantu mengurangi rasa kantuk
  • Minum air putih secara teratur atau mengonsumsi minuman berkafein seperti teh dan kopi untuk menyegarkan tubuh kembali
  • Mengobrol dengan teman perjalanan untuk meningkatkan kewaspadaan
  • Mendengarkan lagu atau musik yang bertempo cepat

Selain itu, pastikan untuk beristirahat dan tidur cukup sebelum melakukan perjalanan jauh. 

Tidur malam yang berkualitas dan durasi cukup (6-8 jam) dapat membantu menjaga konsentrasi dan kewaspadaan ketika berkendara. 

Aturlah rencana perjalanan dan jadwal berkendara dengan cermat, hindari mengemudi pada jam-jam tertentu yang lebih rentan membuat mengantuk seperti malam hari atau setelah makan besar, serta membagi perjalanan menjadi beberapa segmen yang lebih pendek dengan menyisipkan jadwal istirahat yang cukup di dalamnya.

Dengan demikian, diharapkan perjalanan jadi tetap aman dan menyenangkan. Stay safe!

Informasi lebih lanjut atau ingin konsultasi dengan dokter spesialis kami, hubungi Call Center 150770.

Direview oleh:
dr. Paulina Thiomas Ulita, Sp.N
Dokter Spesialis Neurologi (Saraf & Otak)
Mayapada Hospital Tangerang (MHTG)

Lihat jadwal praktik di sini

tags :

Tahir Neuroscience Center Spesialis Saraf Dan Otak