Beragam Pemeriksaan Infertilitas pada Pasangan
Ketika sudah menikah setahun lebih, dan sering berhubungan intim, namun belum juga dikaruniai anak, ada kemungkinan Anda mengalami infertilitas.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Denny Khusen, Sp.OG yang berpraktik di Mayapada Hospital Kuningan (MHKN), pasangan usia subur yang tidak mampu melakukan konsepsi (pembuahan) setelah 1 tahun melakukan hubungan seksual bisa dikatakan tidak subur (infertilitas).
Pasangan di atas usia 35 tahun juga dikatakan infertilitas bila tidak mampu melakukan konsepsi setelah melakukan hubungan seksual selama 6 bulan.
Secara medis, infertilitas terbagi menjadi dua:
- Infertilitas primer.
Pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
- Infertilitas sekunder.
Pasangan suami istri yang telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2 - 3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Faktor risiko terjadinya infertilitas bisa dari istri, suami, atau keduanya (suami-istri), atau karena ada faktor lain yang tidak dapat dijelaskan.
- Penyebab infertilitas pada wanita (istri).
Infertilitas pada wanita paling sering disebabkan oleh gangguan pada ovulasi. Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium atau indung telur.
- Penyebab infertilitas pada pria (suami).
Masalah infertilitas bukan hanya dialami kaum wanita saja, kaum pria juga bisa mengalami masalah gangguan kesuburan ini.
Seperti dilansir dari portal kesehatan sehatq.com, sekitar 30% kasus infertilitas adalah disebabkan oleh masalah ketidaksuburan pada pria. Penyebab infertilitas pada pria umumnya disebabkan oleh gangguan hormonal, fisik, serta fisiologis.
Bagaimana pemeriksaan infertilitas pada pasangan?
- Tes USG panggul.
Tes ini memungkinkan dokter untuk melihat rahim dan indung telur Anda.
- Tes Patensi Tuba (Histerosalpingografi/ HSG).
Tes ini dilakukan untuk mengecek adanya sumbatan di tuba fallopi (Saluran dengan panjang sekitar 10-13 cm dan diameter sekitar 1 cm yang menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim).
- Tes Hormon Darah.
Bila siklus haid tidak teratur, sebagai konfirmasi ovulasi dan penilaian cadangan ovarium (kualitas).
- Tes Sperma.
Tes ini menilai dari kondisi sperma.
Kapan sebaiknya periksa ke dokter?
Ketika Anda mulai merasa mengalami kesulitan mendapat keturunan, sebaiknya segera membuat janji konsultasi ke dokter kebidanan dan kandungan. Setidaknya ada tiga kali kunjungan yang diperlukan untuk memastikan apakah Anda mengalami infertilitas atau tidak.
Informasi dan pendaftaran pasien di Mayapada Hospital Obstetric and Gynecology Center, silakan hubungi hotline 150770.
Narasumber:
dr. Denny Khusen, Sp.OG
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Mayapada Hospital Kuningan (MHKN)
Lihat jadwal praktiknya di sini
tags :
Obstetrics & Gynecology Center Spesialis Kebidanan Dan Kandungan