Hematoma Subdural dan Meninggalnya Diego Maradona
Sebelum meninggal dunia, Diego Maradona pernah mengalami Perdarahan Subdural atau Hematoma Subdural kronis. Ia pun menjalani operasi untuk mengeluarkan bekuan darah dengan tujuan mengurangi desakan otak akibat bekuan darah itu. Operasi berjalan lancar, sebagaimana dilansir media Anadolu Agency.
Lalu, apa itu Perdarahan Subdural (Hematoma Subdural) kronis?
Menurut dr. Muhammad Agus Aulia, SpBS, Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Mayapada Hospital Bogor (BMC), perdarahan ini terjadi pada ruang antara otak dan selaput otak (duramater). Biasanya disebabkan karena robeknya “vena-vena jembatan”, yakni pembuluh darah balik yang menghubungkan otak dan selaput otak.
Pada otak yang menyusut (atrofi), “vena-vena jembatan” ini meregang, dan gampang robek/pecah bahkan oleh cedera kepala yang ringan. Penyusutan pada otak kerap dialami pada orang tua, sehingga seringkali kejadian Perdarahan Subdural kronis ini terjadi pada orang tua.
Apa gejala Perdarahan Subdural (Hematoma Subdural) kronis?
Karena sumber perdarahannya berasal dari pembuluh balik (vena), yang tekanannya tidak sebesar pembuluh arteri, maka perdarahan yang terjadi berjalan perlahan.
Proses selanjutnya bekuan darah mengumpul perlahan serta sebagian cairan otak ikutan mengumpul di ruang “subdural” yang lama-kelamaan mendesak otak. Pada saat otak mulai terdesak itu, barulah timbul gejala.
Itulah mengapa, saat pertama kali terjadi Perdarahan Subdural karena cedera kepala yang ringan, tidak dirasakan gejala apa-apa oleh penderita. Seringkali malah penderita lupa pernah mengalami cedera kepala, karena kejadiannya sudah lama dan cederanya ringan.
Gejala baru timbul rata-rata 2-3 minggu kemudian. Kadang bisa sampai 1 bulan lebih baru timbul gejala, seperti:
- Diawali dengan sakit kepala ringan
- Kadang bicara menjadi melantur dan tidak nyambung
- Kelemahan anggota gerak
- Cenderung tidur hingga menjadi tidak sadar. Bila tidak cepat ditangani, kondisinya bisa fatal.
Penanganan Perdarahan Subdural (Hematoma Subdural) kronis
Untuk memastikan adanya Perdarahan Subdural kronis, diperlukan CTscan kepala. Bila perdarahan sudah mendesak otak, diperlukan tindakan operasi mengeluarkan bekuan darah secepatnya. Tergantung luasnya dan konsistensi perdarahan.
Operasinya bisa hanya dengan membuat 1-2 lubang di tengkorak saja hingga harus membuka potongan tengkorak yang lebih besar. Bila dilakukan tindakan sebelum terlambat, mayoritas kasus hasilnya sangat baik. Biasanya keluhannya langsung hilang dan berkurang setelah tindakan. (Foto hanya ilustrasi)
Buat janji dengan dokter spesialis bedah saraf Mayapada Hospital semakin mudah melalui fitur Book An Appointment di website. Daftar di sini.
Narasumber:
dr. Muhammad Agus Aulia, SpBS
Dokter Spesialis Bedah Saraf
Mayapada Hospital Bogor (BMC)
Lihat jadwal praktik di sini
tags :
Tahir Neuroscience Center Spesialis Saraf Dan Otak