Hiperhidrosis | Kendalikan Keringat dan Bau Badan Berlebih
Keringat berlebih yang bukan diakibatkan karena suhu panas ataupun berolahraga perlu menjadi perhatian. Kelenjar keringat yang diproduksi dalam jumlah berlebih bisa terjadi hanya di bagian tertentu, misalnya telapak tangan, ketiak, dan daerah-daerah lipatan. Dalam dunia medis, kondisi seperti ini disebut hiperhidrosis.
Meski tidak membahayakan, hiperhidrosis bisa berpengaruh buruk terhadap kualitas hidup orang yang menderitanya dan bisa menimbulkan perasaan malu, bau badan, stres, depresi, dan gelisah.
Adapun tindakan untuk menangani hiperhidrosis akan dilakukan setelah diketahui penyebabnya. “Jika disebabkan masalah medis, maka penanganan kondisi medis akan didahulukan sebelum mengatasi keringat yang berlebihan," ujar dr. Achmad Faisal, Sp BTKV, Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).
Sejauh ini tidak ada penyebab pasti hiperhidrosis. Fokus penanganan adalah mengendalikan keringat yang keluar secara berlebihan.
Penanganan Hiperhidrosis
- Pemberian obat-obatan
Pada taraf pemberian obat, penderita hiperhidrosis diberikan antiperspirant yang mengandung aluminium klorida untuk menyumbat kelenjar keringat. Selain itu, bisa juga diberikan obat antidepresan untuk meredam kegelisahan yang bisa memperparah hiperhidrosis.
Selain itu, bisa juga diberikan obat antidepresan untuk meredam kegelisahan yang bisa memperparah hiperhidrosis.
- Terapi Iontophoresis
Terapi ini bertujuan menghambat sementara kelenjar keringat dengan aliran listrik.
- Suntikan Botulinum Foxrn (botox)
Area tubuh yang berkeringat secara berlebihan akan disuntik beberapa kali. Efek suntikan dapat bertahan hingga 12 bulan dan selanjutnya terapi harus diulangi kembali.
- Tindakan bedah
Bila ketiga metode tersebut belum membawa hasil maksimal, maka akan diambil tindakan bedah Endoscopic Thoracic Sympathectomy (ETS) atau Paket Simpatektomi Toraks Endoskopi.
Operasi ETS bertujuan memutuskan koneksi saraf yang mengendalikan aktivitas produksi kelenjar keringat. Dengan teknik minimal invasive keyhole surgery, pembedahan cukup dengan sayatan kecil di bawah ketiak, lalu memasukkan instrumen endoskopik ke dalam dada.
Selanjutnya, dokter akan memotong koneksi saraf yang berfungsi mengendalikan keringat. Pasca bedah ETS, pasien tidak akan lagi berkeringat berlebih di area ketiak dan telapak tangan. Sebagai catatan, tindakan bedah ETS tidak bisa dilakukan jika hiperhidrosis terjadi di kepala atau leher.
Penanganan pasien hiperhidrosis bisa dilakukan di Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS). Informasi lebih lanjut dan pendaftaran pasien, hubungi hotline 150770.
tags :
Spesialis Kardiologi Cardiovascular Center Spesialis Jantung Dan Pembuluh Darah