Ini 3 Jenis Terapi Sistemik untuk Mengobati Kanker Payudara
Penanganan kanker payudara memiliki berbagai macam cara, salah satunya terapi sistemik yang terbagi menjadi 3 macam yakni kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.
Kemoterapi adalah yang paling familiar di telinga masyarakat. Tindakan ini dilakukan untuk menghentikan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker, dengan cara menjangkau seluruh sel dalam tubuh dengan cepat (sistemik).
Kemoterapi sendiri dapat diberikan melalui beberapa cara, seperti melalui intravena/infus, melalui oral/obat minum, dan terkadang dapat diberikan melalui intratekal/tulang belakang.
Kemoterapi pada kanker payudara, dijelaskan oleh Prof. dr. Noorwati Soetandyo, SpPD, KHOM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Mayapada Hospital Tangerang, terbagi menjadi 3 jenis.
Pertama, sebagai adjuvant/diberikan setelah operasi. Untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa tetapi tidak dapat terlihat saat operasi dan juga menurunkan risiko kekambuhan di kemudian hari.
Kedua, sebagai neoadjuvant/diberikan sebelum operasi. Terapi ini diberikan pada tumor yang terlalu besar untuk dikecilkan terlebih dahulu sebelum operasi, agar operasi bisa lebih maksimal.
Keuntungan lainnya, dokter bisa melihat respon pasien terhadap kemoterapi yang diberikan, sehingga jika tumor tidak berespon baik terhadap obat tersebut, dokter bisa memberikan obat lain sebelum operasi.
Dan pada subtipe kanker payudara tertentu, contohnya triple negative dan HER2 positive breast cancer, pemberian neoadjuvant pada stadium awal dapat memperpanjang angka harapan hidup.
Ketiga, sebagai terapi utama pada kanker payudara stadium lanjut yang sudah menyebar jauh ke organ-organ lainnya (metastasis), contohnya ke liver/hati dan paru. Kemoterapi dapat diberikan sesudah terdiagnosis, ataupun setelah terapi awal lainnya.
Lebih lanjut Prof. Noorwati menjelaskan, “Kemoterapi dapat membantu mengatasi penyakit kanker, karena bekerja dengan menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat.”
Umumnya organ yang terdampak dari pengobatan ini adalah yang pertumbuhannya cepat seperti rambut, sel-sel saluran cerna, saraf, dan sumsum tulang yang menghasilkan sel-sel darah, termasuk sel darah putih.
Karena itu, pasca kemoterapi bisa timbul efek samping seperti rambut rontok, mual dan muntah, kesemutan, atau bahkan demam dan penurunan sel-sel darah.
Selain Kemoterapi, jenis terapi sistemik selanjutnya adalah terapi target.
Dikatakan oleh dr. Wulyo Rajabto, SpPD, KHOM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, secara sederhana terapi target ini langsung ke intinya kanker.
Obat yang digunakan dalam terapi target spesifik menargetkan ke sel-sel kanker, sehingga hanya berefek pada sel-sel kanker dan tidak mencederai atau merusak sel yang normal dan sehat. Efek samping terapi target juga tidak lebih berat dibandingkan efek samping kemoterapi.
“Terapi target bisa digunakan sebagai kombinasi dengan kemoterapi dan pada kanker payudara, dapat meningkatkan keampuhan pengobatan kanker lainnya,” ujar dr. Wulyo.
Salah satu kemajuan pengobatan sistemik lainnya adalah imunoterapi atau terapi imun, yang akan mengoptimalisasi sel-sel imun tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker.
Dr. Resti Mulya Sari, SpPD, KHOM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Mayapada Hospital Tangerang mengatakan, imunoterapi merupakan jenis terapi sistemik yang lebih baru, untuk menghambat dan menghentikan perkembangan sel kanker, serta mencegahnya menyebar ke organ lain dengan bantuan sel imun tubuh.
“Terapi ini mendorong kemampuan sel imun tubuh untuk lebih efektif melawan sel kanker,” katanya.
“Pada kasus kanker payudara, imunoterapi biasanya diberikan sebagai kombinasi kemoterapi untuk mengobati kanker payudara yang berjenis triple negative (TNBC). Dimana terapi target kurang efektif untuk kanker payudara jenis ini.”
Efek samping imunoterapi yang mungkin timbul adalah reaksi autoimun atau seperti reaksi alergi di mana sel imun bereaksi berlebihan.
Lebih lanjut Dokter Resti menekankan, apapun terapi kankernya, penting sekali untuk terus rajin kontrol dan mengetahui tips mengelola efek samping. Tentunya tim dokter dan perawat akan membantu pasien untuk melalui fase ini.
“Dan yang terpenting adalah masyarakat seyogyanya lebih perhatian terhadap tubuhnya sendiri, jika ada keluhan segera kontrol ke dokter sehingga bisa ditemukan kanker pada stadium dini yang pengobatannya akan meningkatkan kesembuhan,” katanya.
Jenis-jenis terapi sistemik di atas memerlukan teknologi canggih yang tidak dimiliki semua rumah sakit, seperti alat canggih untuk pembedahan SLNB dan radioterapi LINAC, yang tersedia di layanan Oncology Center Mayapada Hospital.
Oncology Center Mayapada Hospital memiliki layanan menyeluruh dengan fasilitas terkini, mulai dari pencegahan, deteksi dini, diagnosis, pengobatan, dan terapi berkelanjutan untuk tumor dan kanker.
Dengan kolaborasi dari tim multidisiplin, Oncology Center Mayapada Hospital menerapkan layanan yang selalu memusatkan dan melibatkan pasien di setiap langkah perawatan (patient centric) dan mengutamakan mutu, keselamatan, serta pengalaman pasien (patient experience).
Mayapada Hospital Jakarta Selatan, juga telah meraih akreditasi internasional JCI, yaitu akreditasi yang telah diakui secara internasional sebagai standar tertinggi untuk lembaga kesehatan.
Mengacu pada standar protokol internasional yang ketat, Mayapada Hospital juga memiliki Tumor Board yang aktif memberikan rencana perawatan yang tepat, serta memiliki layanan patient navigator beranggotakan tim yang berpengalaman untuk mendampingi pasien dalam menjalani perawatan kanker.
Pendeteksian kanker payudara secara dini dan konsultasi bersama dokter onkologi di layanan Oncology Center Mayapada Hospital dapat dilakukan melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital yang memudahkan Anda dalam mengakses layanan kesehatan di Mayapada Hospital.
Melalui MyCare pasien dapat memperoleh nomor antrian lebih awal dengan transaksi layanan yang praktis di berbagai kanal pembayaran (multi channel payment).
MyCare juga dilengkapi fitur seperti Healthy Lifestyle yang terkoneksi dengan Google Fit dan Health Access untuk memantau jumlah langkah kaki, detak jantung, body mass index dan lainnya.
Berbagai informasi kesehatan lengkap juga terangkum dalam fitur Health Articles di MyCare. Unduh MyCare di Google Play Store dan App Store, pengguna yang baru pertama kali registrasi akan mendapat point reward untuk potongan harga layanan di Mayapada Hospital.
tags :
Oncology Center