Latihan Penciuman pada Anosmia Setelah Infeksi Covid-19
Anosmia atau kondisi gangguan indra penghidu (penciuman) adalah salah satu gejala yang dialami pasien Covid-19.
Gejala ini dapat berlangsung saat terinfeksi covid-19, hingga beberapa bulan setelah sembuh, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.
Selain itu, seseorang dengan Anosmia juga dapat mengakibatkan cemas, depresi, serta isolasi sosial.
Anosmia umumnya melibatkan organ saluran napas atas (rongga hidung, rongga sinus, saraf olfaktorius/penciuman) atau otak (sistem saraf pusat).
Penyebab khusus terjadinya Anosmia tersering:
- Peradangan
- Infeksi (virus, bakteri, jamur, parasit lain)
- Alergi
- Cedera
- Tumor
- Pengaruh obat-obatan atau racun
Latihan penciuman untuk terapi Anosmia pada pasien Covid-19
- Program terstruktur sederhana untuk berlatih mencium berbagai aroma, seperti lemon, mawar, cengkeh, dan kayu putih.
- Aroma lain yang dapat digunakan di Indonesia misalnya kopi, mentol, daun herbal seperti daun mint, jeruk, lemon, pisang, atau bunga melati.
- Bentuk aroma yang paling mudah didapatkan adalah bentuk minyak esens.
- Cuci hidung dengan larutan garam isotonis (sebagai tambahan terapi) berfungsi meningkatkan efektivitas latihan penghidu.
Cara latihan penciuman
- Buka botol minyak esens, letakkan di bawah hidung, hirup dan napas perlahan sambil mengingat aroma yang sedang dilatih selama 15-20 detik.
- Berikan jeda 10-15 detik sebelum mengganti dengan aroma yang lain (ulangi langkah 1).
- Lakukan hal ini maksimal menggunakan 4 aroma, 2x sehari selama setidaknya 3-6 bulan.
Lengkapi latihan ini dengan mencatat progres yang ada dalam sebuah jurnal. Konsultasikan dan kontrol rutin dengan dokter spesialis THT untuk membantu Anda mengatasi Anosmia
Informasi dan pendaftaran pasien di Poli THT-KL Mayapada Hospital, hubungi hotline 150770.
Narasumber:
dr. Tiara Melati, BMedSC., Sp.T.H.T.K.L
Dokter Spesialis THT
Mayapada Hospital Kuningan (MHKN)
Lihat jadwal praktik di sini
tags :
Spesialis Tht Pcrr Center