Unit Riset Klinis (CRU) merupakan bagian integral dari ekosistem perawatan kesehatan dan riset, yang berperan dalam pengembangan dan evaluasi perawatan medis, terapi, dan teknologi baru. Kami bekerja di persimpangan antara sains dan kedokteran, bermitra dengan perusahaan farmasi, lembaga akademis, dan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan riset yang dapat menghasilkan inovasi yang menyelamatkan jiwa. CRU memfasilitasi dan mengelola uji klinis, memastikan bahwa riset dilakukan secara etis, aman, dan sesuai dengan standar regulasi.
Uji klinis adalah studi penelitian terstruktur dan dirancang secara metodologis yang melibatkan partisipan manusia, yang bertujuan untuk mengevaluasi pengujian dan perawatan baru serta pengaruhnya terhadap hasil kesehatan manusia. Ini dapat mencakup obat-obatan, perangkat medis, prosedur pembedahan, dan terapi perilaku. Uji klinis dilakukan dengan mematuhi pedoman etika secara ketat, memastikan bahwa hak dan kesejahteraan partisipan dilindungi. Ini juga terus dipantau oleh pemantau yang ditugaskan oleh Sponsor, Komite Etik, dan Otoritas Regulasi (BPOM atau Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan). Orang-orang dari segala usia dapat mengambil bagian dalam uji klinis, termasuk anak-anak. Proses ini biasanya dibagi menjadi empat fase:
1. Fase I – Penilaian Keamanan dan Dosis
Pada fase awal ini, perawatan baru diuji pada sekelompok kecil relawan atau pasien yang sehat. Tujuan utamanya adalah untuk menilai keamanan perawatan, mengidentifikasi efek samping, dan menentukan dosis yang tepat. Uji klinis fase I biasanya terbatas pada sejumlah kecil partisipan (20–100 orang).
2. Fase II – Pemantauan Keamanan dan Kemanjuran
Setelah menyelesaikan Fase I, pengobatan kemudian diuji pada kelompok peserta yang lebih besar, biasanya beberapa ratus, untuk menilai efektivitasnya sambil terus memantau keamanannya. Uji coba Fase II menawarkan data awal tentang kinerja pengobatan untuk kondisi tertentu dan membantu peneliti dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan manfaat pengobatan.
3. Fase III – Konfirmasi dan Perbandingan
Selama fase penting ini, pengobatan diuji pada kelompok peserta yang besar, mulai dari beberapa ratus hingga beberapa ribu, untuk mengonfirmasi kemanjurannya, memantau efek samping, dan membandingkannya dengan pengobatan yang ada atau plasebo. Uji coba Fase III sangat penting dalam menentukan apakah intervensi baru meningkatkan pengobatan standar dan aman untuk populasi pasien yang luas. Fase ini menyediakan data yang diperlukan untuk persetujuan regulasi.
4. Fase IV – Pengawasan Pasca-Pemasaran
Setelah pengobatan disetujui untuk penggunaan publik, uji coba Fase IV dilakukan untuk memantau efek jangka panjang, manfaat, dan efek samping yang jarang terjadi atau jangka panjang yang mungkin tidak terlihat pada fase sebelumnya. Uji coba ini penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas pengobatan yang berkelanjutan dalam pengaturan medis dunia nyata.
1. Mengapa saya harus mengikuti uji klinis?
Berpartisipasi dalam uji klinis memberi Anda kesempatan untuk mengakses perawatan mutakhir yang mungkin belum tersedia untuk umum, terutama jika pilihan saat ini untuk kondisi Anda terbatas. Anda akan menerima perawatan berkualitas tinggi yang dipantau secara ketat dari tim profesional medis, yang memastikan kesehatan Anda dikelola dengan saksama selama proses berlangsung. Selain manfaat pribadi, dengan mengikuti uji klinis, Anda juga berkontribusi untuk memajukan pengetahuan medis, membantu mengembangkan perawatan yang lebih baik untuk pasien di masa mendatang, dan berpotensi berperan dalam terobosan yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
2. Mengapa uji klinis penting?
Uji klinis merupakan landasan kedokteran berbasis bukti. Uji klinis memungkinkan peneliti untuk menentukan perawatan yang paling efektif untuk berbagai kondisi sambil memprioritaskan kesehatan dan keselamatan pasien. Selain meningkatkan layanan kesehatan, uji klinis memainkan peran penting dalam memajukan standar perawatan baru, yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas dan aksesibilitas perawatan yang ada.
3. Siapa yang dapat berpartisipasi dalam uji klinis?
Uji klinis menerima beragam peserta, termasuk individu dengan berbagai usia, jenis kelamin, etnis, dan latar belakang kesehatan, sehingga menjadikannya kesempatan yang inklusif bagi banyak orang. Namun, kelayakan ditentukan oleh kriteria khusus yang terkait dengan kondisi yang diteliti, yang dapat mencakup faktor-faktor seperti riwayat medis, status kesehatan saat ini, dan perawatan sebelumnya. Inklusivitas ini memastikan bahwa temuan dari uji klinis berlaku untuk populasi yang lebih luas, yang pada akhirnya mengarah pada perawatan yang bermanfaat bagi semua orang. Dengan berpartisipasi, Anda berkontribusi pada penelitian yang mencerminkan beragam pengalaman pasien, membantu memastikan bahwa terapi baru efektif dan aman untuk semua orang.
4. Apakah ada risiko yang terlibat dalam uji klinis?
Meskipun ada beberapa risiko yang terlibat dalam uji klinis, risiko ini dikelola dengan cermat oleh profesional perawatan kesehatan berpengalaman yang memantau peserta secara ketat selama penelitian. Sebelum bergabung, Anda akan menerima informasi menyeluruh tentang potensi risiko apa pun, yang memungkinkan Anda membuat pilihan yang tepat. Banyak peserta merasa bahwa kesempatan untuk mengakses perawatan baru dan berkontribusi pada penelitian medis yang penting membuat pengalaman itu berharga. Dengan bergabung dalam uji klinis, Anda memainkan peran penting dalam memajukan perawatan kesehatan sambil mendapatkan manfaat dari perawatan dan perhatian khusus.
Bergabunglah dengan penelitian klinis sekarang
