Ampuh Cegah Stroke, Pemeriksaan Ini Dapat Dilakukan di Mayapada Hospital
Mencegah lebih baik daripada mengobati, terutama untuk penyakit berisiko tinggi seperti stroke. Pencegahan harus dimulai dengan menghentikan gaya hidup tidak sehat yang menjadi pemicu faktor risiko, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan merokok.
Selain itu, skrining stroke secara rutin sangat penting untuk meminimalisir risiko, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat stroke dalam keluarga. Skrining ini membantu mengidentifikasi potensi masalah sebelum berkembang menjadi stroke.
Skrining rutin dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium untuk mengecek berbagai faktor risiko, termasuk kadar gula darah, kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida, serta indikator fungsi ginjal dan faktor pembekuan darah.
Skrining stroke dapat pula dilakukan dengan USG Karotis atau Carotid Doppler (CD), yaitu pemeriksaan non-invasif (non-bedah) yang aman menggunakan gelombang suara. Metode ini mendeteksi gangguan pada pembuluh arteri karotis (terletak di sisi leher) dengan menilai aliran darah dan ketebalan dinding arteri karotis, serta mengidentifikasi penyempitan atau sumbatan akibat plak pada arteri karotis.
Menurut Dr. dr. Cep Juli, Sp.N (K) sebagai Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurovaskular Neurotrauma di Mayapada Hospital Bandung menjelaskan penyempitan atau sumbatan di arteri karotis biasanya disebabkan oleh penumpukan plak dari lemak, kolesterol, kalsium, dan substansi lainnya yang bersirkulasi pada aliran darah.
“Pembentukan plak pada arteri disebut Atherosclerosis yang menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen ke otak sehingga mengakibatkan stroke iskemik/sumbatan. Selain menghambat aliran darah, gangguan pada arteri karotis juga dapat menyebabkan plak membentuk bekuan darah yang kemudian menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil. Oleh karena itu, gangguan arteri karotis yang semakin dini terdeteksi dan cepat ditangani, dapat menurunkan risiko terjadinya stroke.”
Metode USG Karotis menggunakan fasilitas medis terkini seperti yang ada di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital dengan pemeriksaan menyeluruh untuk mencegah stroke. Pemeriksaan ini direkomendasikan untuk pasien dengan kondisi yang dapat meningkatkan risiko stroke, seperti riwayat mengalami stroke ringan atau TIA (Transcient Ischemic Attack) dan jenis stroke lainnya, riwayat hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung koroner, riwayat stroke atau penyakit jantung dalam keluarga, pengerasan pembuluh darah arteri, atau jika terdengar bunyi abnormal pada arteri karotis menggunakan stetoskop.
Dokter Tri Wahyudi, Sp.S, FINS, FINA yakni Dokter Spesialis Neurologi Fellow Intervensi di Mayapada Hospital Tangerang kemudian menjelaskan teknis prosedur USG Karotis ini. “Pada pemeriksaan USG Karotis, dokter akan menempelkan alat transduser USG pada kedua sisi leher secara bergantian. Transduser USG akan memancarkan gelombang suara dan diterjemahkan oleh komputer dalam bentuk gambar bergerak di monitor. Pemeriksaan USG karotis berlangsung selama kurang lebih 30 menit dan umumnya tidak menimbulkan rasa nyeri selama pemeriksaan.”
Selain USG Karotis, terdapat metode lain yang mirip yaitu USG Trans Kranial atau Trans Cranial Doppler (TCD) yang juga bersifat non-invasif menggunakan gelombang suara. Metode ini berfungsi untuk menilai ketebalan dinding arteri dan memeriksa ada atau tidaknya penyempitan atau sumbatan pada arteri-arteri otak.
Selain itu, USG Trans Kranial berfungsi pula untuk menilai kecepatan aliran darah yang melalui pembuluh darah arteri di dasar otak yang disebut sirkulus Willisi. Sirkulus Willisi bertugas menyediakan aliran darah kolateral (alternatif) untuk bagian depan dan belakang otak yang berguna untuk mencegah kerusakan otak apabila terjadi penyumbatan atau kerusakan pada salah satu pembuluh darah otak.
Dokter Silvester Christanto, Sp.S sebagai Dokter Spesialis Neurologi Mayapada Hospital Kuningan yang memahami prosedur USG Trans Kranial menjelaskan, “Pemeriksaan USG trans kranial juga menggunakan transducer USG yang ditempelkan di belakang kepala, daerah pelipis di atas tulang pipi, dan di atas kelopak mata secara bergantian. Transducer USG akan memancarkan gelombang suara dan diterjemahkan oleh komputer dalam bentuk gambar bergerak di monitor. Pemeriksaan USG Trans Kranial biasanya berlangsung kurang lebih selama 30-60 menit, dan pasien biasanya tidak akan merasakan nyeri selama pemeriksaan.”
USG Trans Kranial ini dianjurkan bagi pasien dengan penyakit atau kondisi yang mempengaruhi aliran darah otak, seperti riwayat stroke, baik itu stroke mini atau TIA hingga stroke sumbatan (iskemik), mengalami migrain, riwayat perdarahan pada lapisan pelindung otak (subarachnoid), atau pecahnya (ruptur) aneurisma otak yang menyebabkan kontraksi (spasme) pembuluh darah di otak, penyempitan pembuluh darah otak (stenosis), tekanan di dalam rongga otak (intrakranial) yang tinggi, anemia sel sabit yang menyebabkan darah mudah menggumpal dan meningkatkan risiko stroke, dan gangguan dinding jantung (defek septum jantung) pada anak.
“USG Trans Kranial juga dapat dilakukan sebagai deteksi dini pada pasien yang memiliki risiko gangguan vaskular seperti diabetes, hipertensi, merokok, penyakit jantung koroner, kolesterol tinggi, dan obesitas.” tambah dr. Silvester.
Apabila ditemukan gangguan pada arteri di otak maupun arteri karotis, penanganan akan dilakukan menyesuaikan kondisi penyempitan yang terjadi. Pada gangguan yang ringan dan sedang, dokter dapat menyarankan perubahan gaya hidup untuk memperlambat pembentukan plak serta pemberian obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Sedangkan pada gangguan yang berat atau sudah sempat menyebabkan TIA atau bahkan stroke, dokter akan mempertimbangkan tindakan invasif (bedah) untuk mengatasi sumbatannya. Meskipun gangguan arteri di otak maupun pada arteri karotis ini tidak selalu menimbulkan gejala, pemeriksaan tetap perlu dilakukan sebelum stroke menyerang.
Berbagai langkah pemeriksaan di atas dapat dilakukan di Tahir Neuroscience Mayapada Hospital, yaitu salah satu layanan unggulan Mayapada Hospital yang komprehensif untuk menangani berbagai gangguan saraf, otak, dan tulang belakang mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan neuro intervensi dan bedah saraf hingga neuro rehabilitasi didukung tim dokter multidisiplin yang berpengalaman dalam menangani berbagai kasus saraf.
Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital juga memiliki layanan Stroke Emergency yang siaga 24 jam untuk menangani kasus kegawatdaruratan stroke dengan pelayanan berstandar internasional, termasuk menerapkan standar protokol penanganan stroke “Door to Needle” kurang dari 60 menit bagi pasien stroke sumbatan.
Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital juga telah menangani berbagai kasus kompleks dengan tindakan advanced seperti Digital Substraction Angiography (DSA), Microvascular Decompression untuk Trigeminal Neuralgia, Deep Brain Stimulation untuk penanganan Parkinson, operasi secara minimal invasif (minim sayatan) untuk masalah saraf tulang belakang tumor kepala dan tulang belakang.
Melakukan pemeriksaan dini untuk mencegah stroke menjadi semakin mudah dengan hadirnya aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital yang memberikan akses cepat dengan nomor antrean lebih awal tanpa harus antre panjang di rumah sakit, dan proses pendaftaran yang praktis dengan berbagai metode pembayaran.
Melalui MyCare, Anda dapat melakukan penjadwalan Medical Check Up, konsultasi dengan dokter, telekonsultasi, hingga mendapatkan layanan kegawatdaruratan stroke kapan pun dan di mana pun melalui fitur emergency call di aplikasi MyCare.
Rutinitas olahraga dan kebugaran tubuh Anda juga dapat terpantau lewat aplikasi MyCare yang terkoneksi dengan Health Access maupun Google Fit untuk menghitung jumlah langkah kaki, jumlah kalori terbakar, detak jantung, body mass index, dan lainnya. Ragam informasi lengkap seputar kesehatan dan promo layanan di Mayapada Hospital juga tersedia di MyCare.
Aplikasi MyCare sudah dapat diunduh di Google Play Store dan App Store. Bagi pengguna yang baru pertama kali register di MyCare akan mendapat reward point untuk mendapat potongan harga di berbagai jenis pemeriksaan di Mayapada Hospital.
tags :
Tahir Neuroscience Center Spesialis Saraf Dan Otak