Mouse Shoulder: Cedera yang Mengintai Para Atlet Esports
Cedera otot bahu | Mouse shoulder
Atlet esports profesional rata-rata menghabiskan waktu selama 3,4 jam hingga 5,2 jam per hari untuk berlatih. Durasi ini dapat meningkat hingga 10 jam per hari saat atlet mempersiapkan diri menjelang turnamen yang berlangsung secara intensif dan non stop.
Kondisi ini tentunya menjadi faktor risiko terjadinya cedera di bagian badan atas para atlet. Proporsi cedera badan atas para atlet esport paling banyak terjadi pada leher, yaitu sebesar 42,9%, diikuti dengan bagian punggung bawah sebesar 41,4%, punggung atas sebesar 24,7%, bahu sebesar 22,8%, dan siku sebesar 7,9%.
Mouse shoulder merupakan gangguan pada tendon otot bahu yang disebabkan oleh penekanan, getaran, penggunaan berulang, dan posisi postur badan yang menetap dalam jangka waktu lama.
Pada kasus mouse shoulder, para atlet esport akan merasakan nyeri sendi bahu dan gerakan pada bahu menjadi terganggu karena susunan serat tendon otot tidak beraturan dan saling menempel satu sama lain. Sedangkan pada kondisi normal, serat tendon otot bahu tersusun paralel satu sama lain.
Cara meminimalisir terjadinya mouse shoulder
Para atlet esports dapat meminimalisir terjadinya mouse shoulder, salah satunya dengan mengutamakan posisi mouse agar ergonomis. Pastikan posisi mouse ideal agar bahu dan lengan tidak jauh untuk menggapai mouse, karena dalam esports atlet akan memerlukan banyak gerakan otot bahu seperti fleksi, abduksi, dan rotasi eksternal.
Selain itu, pastikan posisi tangan dan mouse yang ergonomis dibutuhkan saat melakukan pergerakan seperti double-clicking, dragging, tracing. Tujuannya agar tidak mengakibatkan beban dan tegangan yang berlebih pada otot bahu karena pergerakan ini membutuhkan ketepatan dan kecepatan dalam setiap pergerakan milimeter dan pola tertentu.
Gejala mouse shoulder
Rasa nyeri pada mouse shoulder sering dirasakan pada bahu bagian depan dan lengan atas, terutama saat menggerakan bahu ke arah depan, misalnya saat mendorong, mengangkat lengan ke atas kepala, atau menggunakan mouse.
Gerakan lengan ke arah belakang juga dapat menimbulkan nyeri karena otot bahu menjadi tegang. Selain nyeri, keluhan seperti lengan terasa lemah saat mendorong atau mengangkat ke atas kepala juga dirasakan para atlet pada kasus mouse shoulder.
Penanganan mouse shoulder
Mouse shoulder dapat ditangani secara sederhana di rumah, di antaranya:
- Memastikan posisi duduk ergonomis
- Menjaga kebugaran fisik dengan olahraga rutin
- Istirahat dan tidur cukup
- Memastikan asupan nutrisi cukup dan seimbang
- Memberikan waktu jeda rehat untuk peregangan, serta menggunakan obat anti nyeri / analgesik dan pelemas otot
Cara mematikan posisi duduk yang ergonomis
- Memastikan tinggi monitor sejajar dengan mata
- Posisi duduk antar sendi siku, panggul, dan lutut menekuk 90°
- Kedua kaki menempel di lantai, rileks dan punggung bersandar pada kursi
- Gunakan bantal penyangga pinggang, bantal mouse untuk pergelangan tangan
- Gunakan sandaran lengan bawah, serta mengatur posisi mouse, keyboard, dan controller agar berada dalam jangkauan lengan
Bila dengan cara-cara di atas keluhan mouse shoulder tetap tidak membaik, pasien dapat mencari pertolongan dan berkonsultasi dengan dokter. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, atlet esport yang mengalami keluhan dapat berkunjung ke pusat layanan kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter-dokter yang ahli dan berpengalaman.
Mayapada Hospital memiliki pusat pelayanan unggulan (Center of Excellence) Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) yang tersedia di semua unit.
Layanan SITPEC Mayapada Hospital menawarkan layanan komprehensif dan terintegrasi berfokus pada olahraga dan kebugaran, mulai dari program preventif, screening, performa olahraga, penanganan cedera dan program pemulihan pascacedera dan pascaoperasi.
Tips dari dokter untuk menjaga kebugaran
Menurut Dokter Spesialis Ortopedi Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), dr. Sumpada Priambudi, Sp.OT - Sport Injury, untuk menjaga kebugaran tubuh, atlet esports sebaiknya melakukan latihan fisik seperti stretching selama 15-20 menit per hari.
Selain itu, bisa juga berlari atau bersepeda 2-3 kali per minggu selama 45 menit untuk melatih daya tahan jantung (cardiovascular endurance), serta push up atau plank 2-3 kali per minggu selama 30-45 menit untuk meningkatkan kekuatan otot.
dr. Sumpada Priambudi, Sp.OT - Sport Injury juga menyarankan atlet esports untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sebagai bagian menjaga kebugaran tubuh. Berikut ini caranya:
- Diet tinggi protein disertai 3 (tiga) porsi sayur dan 2 (dua) porsi buah
- ​​​​​​​Konsumsi omega 3 (tiga) seperti ikan, kacang, dan biji-bijian untuk kesehatan otak dan keseimbangan elektrolit
- Konsumsi kalium dan magnesium dari kacang, buah, dan sayur untuk meningkatkan refleks, koordinasi, dan fungsi otot
- Konsumsi produk susu seperti keju dan yoghurt
- Konsumsi air minimal 1,5 liter per hari
- Hindari konsumsi gula dan garam
- Batasi konsumsi karbohidrat olahan atau karbohidrat sederhana seperti permen, gula, soda, maupun makanan dengan karbohidrat tinggi seperti pasta dan kentang
- Batasi konsumsi daging 1 (satu) – 2 (dua) kali per minggu, sekitar 300-600 gram
- Batasi konsumsi minuman ringan, minuman manis, maupun minuman energi
- Batasi konsumsi kafein, karena kafein dosis tinggi dapat menyebabkan overstimulasi, berkurangnya fokus, dan menurunnya waktu bereaksi / refleks
Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut, hubungi Call Center 150770.
Direview oleh:
dr. Sumpada Priambudi, Sp.OT - Sport Injury
Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi)
Konsultan Sport Injury
Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS)
Lihat jadwal praktek di sini
tags :
Sitpec Cedera Otot Bahu Spesialis Tulang