Sakit Leher di Usia Produktif? Yuk, Cegah dan Atasi dengan Cara Ini!
Leher berfungsi sebagai penopang kepala, dan seringkali terasa nyeri saat leher menahan kepala dalam satu posisi terlalu lama, seperti saat mengemudi atau bekerja di depan laptop atau komputer.
Sakit leher juga sering disertai dengan ketegangan dan kekakuan otot, kesulitan menggerakkan kepala, dan rasa nyeri di kepala.
Seseorang yang merasakan sakit leher perlu lebih waspada dan segera melakukan pemeriksaan apabila mengalami salah satu tanda atau gejala seperti nyeri yang dirasakan sangat intens dan tidak kunjung membaik dalam beberapa hari, disertai demam atau penurunan berat badan, menjalar ke bahu atau lengan, serta tungkai dan otot yang terasa lemah.
Apa penyebab sakit leher?
Sakit leher dapat terjadi karena beberapa kondisi seperti:
- Otot tegang
- Pengapuran sendi
- Saraf terjepit
- Riwayat cedera (trauma) pada leher
- Kasus peradangan (pada sendi, selaput otak, hingga tumor).
Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Tulang Belakang dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Starifulkani Arif, Sp.OT (K) Spine menjelaskan, “Biasanya, seseorang mengalami ketegangan otot karena postur tubuh kurang baik dari suatu aktivitas, seperti terlalu lama membungkuk di depan gawai atau membaca di tempat tidur."
"Seiring bertambahnya usia, seseorang juga berpotensi mengalami pengapuran sendi dan menyebabkan sendi aus di mana kondisi ini menimbulkan pertumbuhan tulang di tepi tulang (taji tulang) sehingga menyebabkan nyeri saat gerak."
Kemudian, sakit leher karena kondisi saraf terjepit juga bisa terjadi akibat adanya pergeseran tulang atau bantalan antar tulang yang menonjol keluar. Sedangkan penyebab nyeri leher akibat trauma, biasanya terjadi karena kecelakaan yang mengakibatkan kepala tersentak ke belakang, kemudian ke depan sehingga meregangkan jaringan lunak pada struktur leher secara cepat dan mendadak.
Tips mencegah sakit leher
Seseorang dapat melakukan beberapa langkah pencegahan sakit leher dengan memperhatikan postur tubuh saat beraktivitas.
-
Pertama, selama berdiri dan duduk, pastikan posisi bahu tegak lurus dengan pinggul, kemudian posisi telinga berada tepat di atas bahu. Usahakan kepala tetap tegak saat menggunakan gawai daripada menekuk leher ke bawah untuk melihat gawai.
-
Kedua, apabila seseorang harus berada di posisi duduk yang terlalu lama seperti saat di perjalanan jauh atau lembur, sempatkan untuk meregangkan bahu dan leher beberapa kali.
-
Ketiga, sesuaikan ketinggian meja dan kursi sehingga layar gawai seperti komputer/ laptop sejajar dengan mata. Posisi lutut sebaiknya lebih rendah daripada pinggul dan gunakan kursi yang memiliki sandaran tangan.
-
Keempat, hindari menggunakan tas dengan tali/strap pada bahu jika membawa beban berat karena dapat menyebabkan ketegangan otot.
-
Kelima, perhatikan posisi tidur dengan memposisikan kepala dan leher sejajar dengan tubuh. Gunakan bantal kecil di bawah leher dan paha untuk mengistirahatkan otot-otot tulang belakang.
Tidak juga reda sakit lehernya, lalu kapan harus ke rumah sakit?
Biasanya sakit leher dapat sembuh dengan sendirinya, namun juga terdapat beberapa cara medis untuk mengatasinya.
Cara-cara medis yang dapat dilakukan meliputi pemberian obat untuk mengatasi nyeri sesuai tingkat keparahan, fisioterapi dengan panas atau gelombang ultrasonik atau stimulasi listrik, latihan fisik penggunaan alat penyangga leher (cervical collar), atau akupunktur.
Selain itu, untuk kasus nyeri yang lebih berat dan tidak kunjung membaik dengan rangkaian pengobatan sebelumnya, beberapa tindakan medis secara khusus juga dapat dilakukan seperti pemberian obat suntik (injeksi) anti peradangan di area saraf penyebab nyeri, ablasi radiofrekuensi untuk menghambat saraf penghantar rasa nyeri, hingga operasi tulang leher jika nyeri terjadi karena adanya kelainan parah pada struktur tulang leher.
Pengobatan sakit leher
Seseorang yang ternyata harus menjalani operasi tulang leher, kini dapat memiliki opsi untuk menjalaninya dengan luka sayat yang jauh lebih kecil.
Hal ini dinamakan dengan teknik operasi minimal invasif. Seiring berkembangnya teknologi di dunia kedokteran, operasi ini dilakukan dengan peralatan bedah canggih seperti endoskopi (teropong).
“Saat prosedur endoskopi dilakukan, dokter dapat melakukan pembebasan jepitan pada saraf maupun pemasangan pen tulang leher dengan hanya membuat beberapa sayatan kecil (biasanya 0,5 cm). Dibandingkan operasi konvensional, teknik ini memiliki kelebihan di mana luka operasi yang jauh lebih kecil dan jaringan yang rusak akibat operasi lebih minim operasi menjadi lebih singkat, dan proses pemulihan menjadi lebih cepat,” tambah dr. Starifulkani Arif, SpOT (K) Spine.
Tindakan seperti operasi minimal invasif untuk kasus sakit leher dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis ortopedi.
Temukan dan jadwalkan konsultasi bersama dokter spesialis ortopedi di layanan unggulan terpadu untuk penanganan kesehatan tulang, di Orthopedic Center Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
Sekarang #JadiMudah buat janji temu dokter spesialis kami melalui aplikasi MyCare by Mayapada Hospital.
Dengan aplikasi MyCare, pasien dapat mengakses layanan dengan cepat karena dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dengan proses transaksi layanan yang praktis di berbagai kanal pembayaran.
Direview oleh:
dr. Starifulkani Arif, SpOT (K) Spine
Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi)
Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS)
Lihat jadwal praktek di sini
tags :
Orthopaedic Center Spesialis Tulang Dan Sendi Nyeri Leher