Mayapada Hospital Bandung Berhasil Tangani Penyakit Autoimun Langka, Sindroma Guillain Barre
Sindroma Guillain-Barre (SGB) merupakan salah satu penyakit autoimun yang langka, yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
Penyebab pasti dari SGB masih belum diketahui, namun kebanyakan pasien SGB menunjukkan gejala infeksi beberapa minggu sebelumnya. Infeksi tersebut dapat berupa infeksi Covid, infeksi saluran pernapasan, atau infeksi saluran pencernaan. Pada kasus yang jarang, SGB juga dapat terjadi pasca-tindakan pembedahan maupun vaksinasi.
Dijelaskan dr. Maria Octaviany, Sp.N, Dokter Spesialis Neurologi Mayapada Hospital Bandung “Gejala SGB biasanya ditandai dengan kelemahan dan kesemutan pada kaki dan tangan yang menyebar ke tubuh bagian atas, gangguan keseimbangan atau kesulitan berjalan, gangguan gerakan otot wajah saat bicara, mengunyah, dan menelan, memiliki pandangan ganda atau sulit menggerakkan mata, gangguan berkemih dan buang air besar, hingga sulit bernapas. Gejala tersebut dapat semakin memburuk dalam waktu kurang lebih 2 minggu.”
Kasus SGB bisa menjadi salah satu kasus kegawatdaruratan medis yang dapat mengancam nyawa dan memerlukan rawat inap serta penanganan intensif. “Jika terdapat beberapa tanda seperti kesemutan atau kelemahan yang menyebar cepat dari ujung ke seluruh tubuh, hingga kesulitan bernapas ketika berbaring dan tersedak, segera cari pertolongan medis untuk mendapat penanganan yang tepat. Semakin cepat penanganan diberikan, maka harapan kesembuhannya akan semakin baik.” imbuh dr. Maria.
Salah satu kasus SGB berhasil dilakukan di Mayapada Hospital Bandung terhadap seorang perempuan berusia 26 tahun. Pasien tersebut datang dengan keluhan lumpuh total, mulai dari leher ke bawah sebelum akhirnya menjalani rawat inap di Mayapada Hospital Bandung.
Penanganan kasus ini melibatkan kolaborasi beberapa dokter spesialis seperti Dokter Spesialis Neurologi dr. Maria Octaviany, Sp.N; Dokter Spesialis Anestesi Konsultan Perawatan Intensif dr. Immanuel Wiraatmaja, Sp.An-KIC, MMRS; Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Marita Restie Tiara, Sp.PD; Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Novita Setiawan Liem, Sp.JP, MHKes, MM; Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. L. Arif Firiandri Yulius (A.AN), Sp.GK, AIFO-K; dan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik dr. Indri Listyorini, Sp.KFR, FIPM (USG), AIFO-K .
Baca juga: Mayapada Hospital Atasi Kelainan Pembuluh Darah Otak dengan Dua Cara Ini
Pasien tersebut kemudian menjalani pengobatan dengan terapi plasmapheresis untuk membersihkan antibodi autoimun yang menyerang sistem saraf dari tubuh pasien. Dokter Marita Restie Tiara, Sp.PD, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Mayapada Hospital Bandung menjelaskan, “Terapi plasmapheresis atau pertukaran plasma terapeutik dilakukan dengan mengeluarkan dan mengganti komponen plasma dalam darah pasien dengan menggunakan mesin plasmapheresis dengan tujuan menghilangkan beberapa antibodi autoimun yang terdapat di dalam plasma darah.”
Setelah menjalani perawatan intensif selama 32 hari, pada 5 Desember 2023 pasien akhirnya bisa pulang kembali ke rumah dengan kekuatan otot yang jauh membaik dan melanjutkan fisioterapi untuk melatih kembali otot-otot yang sempat kaku.
Kasus tersebut menjadi pengingat akan pentingnya pemeriksaan dini meski gejala masih nampak ringan. Sebab, penyakit Sindroma Guillain-Barre cenderung sulit didiagnosis karena tanda dan gejalanya menyerupai beberapa gangguan neurologis lain dan dapat bervariasi antar penderita.
Oleh karena itu, jika Anda merasakan gejala yang mengarah pada sindroma Guillain-Barre, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat hasil diagnosis yang akurat. Proses pemeriksaan harus dilakukan secara komprehensif meliputi wawancara medis (anamnesa), penelusuran riwayat kesehatan, serta pemeriksaan fisik dan neurologis.
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat, dr. Maria Octaviany menjelaskan beberapa prosedur lainnya seperti pungsi lumbal atau spinal tap. “Ini merupakan prosedur pengambilan cairan tulang belakang dan otak untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium.”
Selanjutnya dapat dilakukan dengan Elektromiografi (EMG) dan pemeriksaan kondusi saraf (NCS). “Prosedur tersebut merupakan pemeriksaan menggunakan elektroda yang ditempatkan pada otot atau kulit untuk menilai aktivitas listrik dan reaksi otot.” tambah dr. Sheila.
Meski belum ada pengobatan spesifik untuk kasus Sindroma Guillain-Barre, namun beberapa pilihan terapi dapat mempercepat pemulihan dan mengurangi keparahan gejala. Selain terapi plasmaphresis seperti yang dilakukan pada pasien tersebut, ada pula terapi Immunoglobulin yang dilakukan dengan memasukkan antibodi (immunoglobulin) melalui pembuluh darah (intravena) dengan tujuan menghentikan antibodi autoimun dan meredakan peradangan berlebihan yang dapat merusak jaringan saraf dan tubuh.
Proses pengobatan penyakit sindroma Guillain-Barre dapat berlangsung cukup lama dan bervariasi antar penderitanya. Oleh karena itu, penanganan yang komprehensif dan terintegrasi serta dukungan orang-orang terdekat sangat diperlukan. Proses diagnosis hingga pengobatan kasus sindrom Guillain-Barre dapat dilakukan di Mayapada Hospital bersama tim dokter multispesialis yang telah berpengalaman yang ada di layanan Tahir Neuroscience Center.
Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital merupakan layanan komprehensif untuk kesehatan saraf serta penanganan gangguan saraf, otak, dan tulang belakang mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan neuro intervensi dan bedah saraf, hingga neuro rehabilitasi.
Jika Anda atau keluarga mengalami gejala sindrom Guillain-Barre atau mengalami masalah saraf dan otak lainnya, Anda dapat melakukan pemeriksaan komprehensif di layanan Tahir Neuroscience Center. Anda juga dapat mencari tahu berbagai pilihan pengobatan masalah saraf dan otak termasuk sindrom Guillain-Barre ini, melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital.
Melalui MyCare pasien dapat mengakses layanan kesehatan Mayapada Hospital dengan mudah, mulai dari mengelola jadwal pemeriksaan dan konsultasi bersama dokter hingga penanganan kasus gawat darurat melalui fitur emergency call yang ada di aplikasi ini. Akses layanan kesehatan melalui MyCare mempercepat proses pendaftaran layanan, karena dengan MyCare Anda dapat memperoleh nomor antrean lebih awal sehingga tak perlu antre panjang di rumah sakit.
Unduh aplikasi MyCare by Mayapada Hospital untuk dapatkan kemudahan akses layanan di Mayapada Hospital. Pengguna yang baru pertama kali registrasi juga dapat memperoleh point reward untuk potongan harga di berbagai layanan Mayapada Hospital.
Selanjutnya: Mengemudi Terlalu Lama di Mobil? Ini Tips Meminimalisir Nyeri Punggung
tags :
Tahir Neuroscience Center