Apa itu Rapid Test dan Bagaimana Cara Kerjanya?

...

Angka pasien yang positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Data Kementerian Kesehatan, per 15 April 2020, sudah ada 5.136  kasus positif di seluruh Indonesia. Kasus terbesar masih terpusat di DKI Jakarta.

Bagi pasien yang mengalami gejala COVID-19 yang khas: batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas, diharapkan dapat menjalankan isolasi mandiri selama kurang lebih 14 hari. Namun, untuk mengukuhkan diagnosa bisa dibantu oleh alat rapid test (RDT).

Apa itu Rapid Test? 

Rapid test adalah salah satu metode screening virus Corona. Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), alat rapid test serologi atau antibodi (RDT Micro-chip atau RDT IgG IgM) dirancang menggunakan platform teknologi imunokromatografi, sehingga dapat mendeteksi dan memberikan hasil cepat terhadap virus Corona dalam waktu sekitar 10 menit.

Rapid Diagnostic Test (RDT) tersedia dalam bentuk strip yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya antibodi COVID-19. Jika seseorang terinfeksi COVID-19, tubuhnya akan merespon dengan mengeluarkan antibodi COVID-19  pada hari ke-6 atau 7 setelah infeksi.

Bagaimana Cara Kerja Rapid Test?

Rapid test merupakan tes (secara massal) yang berfungsi untuk screening potensi kasus positif virus Corona di masyarakat. Metode pengujian rapid test dilakukan secara massal dengan menggunakan sampel darah. Sampel darah itu kemudian dicek menggunakan rapid test kit untuk melihat adanya reaksi antibodi (zat immunoglobin) yang terbentuk ketika terserang virus Corona. 

Bagaimana dengan Akurasi Hasil dari Rapid Test?

Rapid test tidak bisa berdiri sendiri dan perlu adanya pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan lanjutan. Meskipun hasil menunjukkan negatif, namun bukan berarti orang tersebut sudah 100% bebas infeksi virus.  

Rapid test bisa menimbulkan hasil negatif palsu jika orang yang dites berada dalam periode inkubasi infeksi ataupun bagi orang yang mengalami infeksi namun tidak bergejala.

Ketika masih belum bergejala (asimptomatik) atau masih dalam periode inkubasi, IgM atau IgG belum dapat dideteksi oleh rapid test. Untuk itu, apabila hasil menunjukkan negatif, tetap disarankan melakukan serangkaian tes lainnya seperti CT Scan Thorax serta tes laboratorium pemeriksaan darah lengkap CRP untuk pemeriksaan total hasil. Juga perlu berkonsultasi kepada spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan hasil yang kukuh.

Apa itu CT Scan Thorax?

CT scan paru-paru merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mendiagnosis dan memantau berbagai kelainan pada paru-paru, organ daerah dada, masalah pada jantung, kerongkongan, dan pembuluh darah besar (aorta).

Pasien yang terinfeksi COVID-19 menunjukan gambaran kelainan paru, yakni timbulnya flek/bercak putih yang menyebar dan abnormal, walaupun pada masa inkubasi infeksi.

Untuk itu, pentingnya konsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam apabila Anda merasakan gejala ringan untuk pengukuhan diagnosis.

Apa itu Pemeriksaan Darah Lengkap CRP?

Tes C-Reaktif Protein (CRP) adalah tes darah yang mengukur jumlah protein (yang disebut protein C-reaktif) dalam darah. Protein C-reaktif  mengukur keseluruhan kadar peradangan dalam tubuh. Kadar CRP yang tinggi disebabkan oleh infeksi dan berbagai penyakit jangka panjang lain. Akan tetapi, tes CRP tidak dapat menunjukkan lokasi terjadinya peradangan atau penyebabnya. Tes lain dibutuhkan untuk mengetahui penyebab dan lokasi peradangan.

Untuk itu, pentingnya konsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam apabila Anda merasakan gejala ringan untuk pengukuhan diagnosa. Bagi Anda yang mempunyai gejala ringan ataupun melakukan tindakan pencegahan dan ingin membeli rapid test, pastikan rapid test tersebut mempunyai ijin edar yang jelas dan mempunyai rekomendasi Kementerian Kesehatan.

Tetap Sehat! Tepat Semangat dan Mari #BersatuLawanCOVID19!!

Referensi artikel: media alodokter.com | hellosehat.com | kompas.com | cnnindonesia.com

tags :

Covid-19 Pcr Swab Test Rapid Test