Cedera Golf: Mengenali Risiko dan Penyembuhannya
Cedera pada olahraga golf | Penanganan cedera pada olahraga golf | Tindakan artroskopi
Olahraga merupakan salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk menjaga kebugaran dan kesehatan fisik serta mental, tidak terkecuali olahraga golf.
Golf dikenal sebagai salah satu jenis olahraga yang memerlukan banyak gerakan sendi atau range of motion serta kekuatan otot, oleh sebab itu sering menyebabkan terjadinya cedera.
Dari beberapa penelitian, angka kejadian cedera pada golf bahkan mencapai 64 persen. Cedera terbanyak terjadi pada anggota gerak atas dan tulang belakang.
Mekanisme terjadinya cedera pada golf paling umum terjadi akibat penggunaan otot secara berlebihan atau durasi bermain dan berlatih yang tinggi, postur tubuh atau teknik mengayun yang salah, dan kurangnya persiapan.
Meskipun cedera pada golf dapat terjadi pada siapapun dan di segala usia, frekuensi dan tingkat cedera lebih tinggi terjadi pada pemain yang berusia lebih tua. Faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan cedera pada golf adalah obesitas dan kebiasaan merokok.
5 Cedera yang sering terjadi pada pemain golf
Berikut adalah beberapa cedera yang cukup sering terjadi pada pemain golf:
- Cedera siku
Cedera siku merupakan salah satu cedera yang paling umum terjadi pada pemain golf. Cedera berupa peradangan pada jaringan otot dan tendon di siku karena gerakan yang intens dan berulang serta tekanan berlebihan pada siku.
Cedera yang terjadi pada tendon siku bagian dalam disebut dengan golfer’s elbow. Sementara pada tendon siku bagian luar disebut dengan tennis’ elbow. Meskipun penamaannya berbeda, kedua jenis cedera siku ini dapat terjadi pada pemain golf.
Gejala yang dirasakan biasanya berupa nyeri pada area siku, terasa kaku terutama pada saat digerakkan, dapat disertai kelemahan dan kurang bertenaga saat mengepalkan tangan, atau disertai rasa baal dan kesemutan yang menjalar dari siku ke tangan.
- Cedera bahu
Cedera bahu juga merupakan salah satu cedera yang umum terjadi pada pemain golf. Cedera umumnya diakibatkan oleh beban berlebihan pada otot bahu karena gerakan intens dan berulang atau teknik yang salah.
Akibatnya dapat terjadi peradangan pada jaringan otot dan tendon di bahu, bahkan bisa terjadi robekan pada otot-otot rotator cuff. Cedera pada otot-otot rotator cuff merupakan jenis cedera bahu yang paling sering terjadi.
- Cedera tangan dan pergelangan tangan
Cedera tangan dan pergelangan tangan memiliki mekanisme yang mirip dengan cedera siku maupun bahu, yakni jenis cedera yang juga disebabkan oleh gerakan yang intens dan berulang.
Ketika pemain golf mengayunkan tongkat untuk memukul bola, daya hentak yang kuat juga dialirkan dari tongkat ke tangan dan pergelangan tangan, sehingga mengakibatkan akumulasi tekanan yang berlebihan. Keluhan pada tangan dan pergelangan tangan yang lazim adalah nyeri dan biasanya disertai dengan pembengkakan jaringan sekitar.
- Back pain atau nyeri punggung dan cedera pinggang
Punggung dan pinggang merupakan bagian tubuh yang tidak luput dari cedera terutama pada olahraga yang banyak melibatkan kerja punggung dan pinggang seperti golf.
Cedera punggung dan pinggang disebabkan karena adanya beban pada sendi punggung dan pinggang akibat gerakan rotasi atau memutar yang berulang ketika mengayun tongkat golf. Keluhan yang paling lazim adalah nyeri, dan dapat timbul karena adanya gangguan pada otot maupun pada saraf tulang belakang.
- Cedera lutut
Lutut merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup penting sekaligus cukup sering mengalami cedera olahraga karena menjadi tumpuan berat badan.
Cedera lutut dapat terjadi akibat kelemahan pada otot-otot lutut ketika menahan beban berat pada saat tubuh berputar. Cedera dapat berupa peradangan pada jaringan otot dan tendon di lutut, hingga robekan pada ligamen dan meniscus sendi lutut.
Penanganan pertama pada cedera golf
Prinsip penanganan pertama cedera pada golf maupun olahraga lain pada umumnya adalah dengan melakukan PRICE segera setelah terjadi cedera dan menghindari HARM selama 48 hingga 72 jam pasca cedera.
PRICE merupakan singkatan dari:
- Protection atau proteksi, yakni melindungi area yang cedera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, misalnya dengan menggunakan bidai / penyangga.
- Rest atau istirahat, hentikan olahraga dan aktivitas fisik sehingga tidak membebani anggota tubuh yang cedera dan memberikan kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan.
- Ice atau es, dengan mengoleskan es pada area yang cedera selama 15 - 20 menit setiap 2 hingga 3 jam. Sebaiknya gunakan alas handuk tipis agar es tidak bersentuhan langsung dengan kulit karena dapat menyebabkan radang dingin.
- Compression atau kompres, menggunakan verban elastis dapat membantu mengurangi pembengkakan. Longgarkan verban bila area yang cedera mengalami mati rasa, kesemutan, tampak pucat dan kebiruan, atau rasa nyeri meningkat.
- Elevation atau pengangkatan, yakni memosisikan bagian yang cedera agar berada pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan bagian tubuh lain ketika berbaring.
Sementara HARM merupakan singkatan dari:
- Heat atau panas, tidak boleh diaplikasikan ke area yang cedera selama 48 - 72 jam pasca cedera karena meningkatkan pembengkakan.
- Alkohol, sebaiknya juga tidak dikonsumsi karena dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan pembengkakan.
- Return to activity atau melanjutkan aktivitas, dapat memperburuk atau membuat cedera semakin parah.
- Massage atau pijat, juga menyebabkan peningkatan aliran darah ke area yang cedera dan menyebabkan nyeri serta pembengkakan.
Apabila dengan cara-cara di atas keluhan tidak membaik, maka dipertimbangkan untuk dilakukan penanganan lanjutan dengan pendekatan non operatif maupun operatif.
Pendekatan non operatif meliputi pemberian obat-obatan untuk mengatasi nyeri, imobilisasi, serta terapi dan rehabilitasi.
Sementara pendekatan operatif dapat dilakukan dengan operasi terbuka maupun minimal invasive menggunakan artroskopi
Tindakan artroskopi dilakukan dengan memasukan selang kecil yang dilengkapi senter dan kamera melalui lubang sayatan kecil (hanya beberapa milimeter).
Kamera tersebut akan menangkap gambaran sendi dan menampilkannya secara langsung di layar monitor sehingga dokter dapat melakukan analisa dan melakukan tindakan pada bagian dalam sendi tanpa harus membuat luka sayatan yang besar.
Keuntungan artroskopi dibandingkan operasi biasa yakni ukuran luka yang lebih kecil (minimal invasive), proses operasi tergolong cukup singkat, proses penyembuhan menjadi lebih cepat, serta secara kosmetik bekas luka pasca operasi lebih minimal dan terlihat lebih baik.
Meskipun cedera pada golf kebanyakan bersifat ringan dan dapat pulih dengan baik, pemain golf sebaiknya tetap berhati-hati dan segera memeriksakan diri ke dokter apabila bengkak dan nyeri bertambah parah, terlihat adanya benjolan atau perubahan bentuk, terdengar bunyi saat sendi digerakkan, kelemahan dan ketidakmampuan melakukan aktivitas atau menopang badan, dan atau demam.
Mayapada Hospital menyediakan layanan Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) yang komprehensif dengan tim medis profesional multi spesialisasi, terdiri dari dokter spesialis kedokteran olahraga, dokter spesialis ortopedi konsultan cedera olahraga, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, dokter spesialis gizi klinis, serta tim fisioterapis dan sport fisioterapis. Informasi selengkapnya hubungi Call Center 150770
Mayapada Hospital is Official Medical Partner for The Biggest Golf Event BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi (TNE).
Direview oleh:
- dr. Muhammad Alvin Shiddieqy Pohan, Sp.OT, Subsp.CO (K)
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi
Konsultan Cedera Olahraga
Mayapada Hospital Tangerang (MHTG) -
dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT, Subsp.CO (K)
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi
Konsultan Cedera Olahraga
Mayapada Hospital Bandung (MHBD)
tags :
Sports Injury Performance & Treatment Center Spesialis Kedokteran Olahraga Cedera Golf