Mengenal Gangguan Kepribadian Ambang dan Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis

...

Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder / BPD) sering sekali disebut sebagai suatu bentuk gangguan kepribadian yang berada di perbatasan antara gangguan neurotik dan psikotik. BPD ini tandai oleh ketidakseimbangan emosi yang sangat nyata, gangguan perilaku dan mempunyai pandangan citra diri yang negatif dan biasanya berakhir pada suatu tindakan impulsif dan terganggunya hubungan interpersonal dengan orang-orang di sekitarnya.

Gejala Gangguan Kepribadian Ambang (BPD) biasanya mulai terlihat pada masa remaja, namun pada banyak kasus dapat juga muncul pada masa kanak-kanak.

Orang dengan BPD hampir selalu merasa kehidupan yang dijalaninnya berada dalam suatu kondisi krisis, dan mempunyai cara pandang yang ekstrim terhadap sesuatu hal yang sedang terjadi.

Karena BPD ini dianggap sebagai gangguan berada di batas ambang gangguan neurotik dan psikotik, pada beberapa pasien dapat mengalami gejala psikotik yang ringan.

Secara garis besar, gejala BPD dapat digolongkan dalam 3 kategori utama, yaitu :

  1. Gangguan emosi /mood
    Ditandai oleh perubahan emosi yang terjadi secara mendadak, kehilangan kontrol emosi yang sedang berlangsung. Pasien biasanya meledak – ledak amarahnya, kemudian diikuti oleh perasaan tertekan yang cukup nyata, timbul penyesalan karena merasa tidak mampu mengendalikan emosinya, sehingga terkadang pasien merasa putus asa sampai timbul ide bunuh diri, seperti suatu siklus yang terus berulang.
     
  2. Gangguan pikiran atau persepsi
    Pada pasien BPD yang mengalami gangguan pikiran dapat berupa adanya gangguan daya nilai realita yang terganggu, misalnya pasien tidak mampu membedakan mana yang riil, dan mana hasil imaginasi.

    Sedangkan gangguan persepsi ditandai oleh gejala-gejala seperti adanya halusinasi yang meliputi 5 panca indra. Jika seorang BPD mengalami gejala ini, maka ini merupakan suatu gejala psikotik, yang sifatnya biasanya tidak berat dan mungkin akan menghilang gejalanya.
     
  3. Gangguan perilaku
    Gangguan perilaku cukup sering menjadi keluhan utama seseorang untuk mencari pertolongan medis, yang paling sering terjadi adalah perilaku impulsif, seperti: Menyakiti diri sendiri (cutting), perilaku seks bebas, penyalahgunaan zat, dll.

    Penderita BPD biasanya mengalami kesulitan untuk mempertahankan suatu bentuk hubungan dengan keluarganya / teman / kekasih, kesulitan untuk mempercayai orang, mempunyai citra diri yang negatif dan sering mengeluh bahwa hidupnya terasa kosong / hampa.

Sampai saat ini belum dapat dipastikan apa penyebab timbulnya gangguan ini. Namun pada berbagai studi penelitian menunjukkan bahwa peranan genetik dan psikososial memberikan pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya gangguan ini.


Kapan seorang penderita BPD harus mencari pertolongan medis?

Ketika gejala yang dialaminya mulai mengganggu fungsi kehidupan dan aktivitas sosialnya. Kemudian penderita tidak dapat melaksanakan pekerjaannya/ sekolahnya dengan baik.

Seorang penderita BPD biasanya mengunjungi psikiater dengan keluhan utama kesulitan mengontrol emosi, seringnya timbul ide bunuh diri dan perilaku menyakiti diri sendiri.

Terapi Gangguan Kepribadian Ambang

  • Psikoterapi
    Terapi utama yang diberikan pada penderita BPD adalah psikoterapi, yang dapat dilakukan secara individual maupun dalam bentuk grup terapi. Psikoterapi ini dapat dilakukan oleh seorang psikolog klinis yang berkompeten.
     
  • Medikasi (Pemberian obat)
    Selain itu, tidak jarang seorang penderita BPD memerlukan medikasi, meskipun medikasi bukan terapi lini pertama. Hal ini bergantung pada beratnya gejala yang dialami. Sering sekali seorang penderita BPD jatuh ke dalam suatu kondisi depresi, perubahan mood yang sangat ekstrim ataupun gangguan mental lain sebagai penyerta, yang merupakan indikasi bagi penderita tersebut untuk mendapatkan medikasi.

 Informasi dan pendaftaran pasien di Mayapada Hospital, hubungi hotline 150770

Ditulis oleh:
dr. Elli Misnawati, Sp.KJ
Psikiater
Mayapada Hospital Kuningan (MHKN)

Lihat jadwal praktik di sini

tags :

Psikiater Psikolog