Mengenal Hati Kita dan Penyakit Hati yang Sering Terjadi

...

Hati atau juga dikenal dengan nama liver berada dalam rongga perut bagian kanan atas, dan merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia.

Fungsi hati meliputi:

  • Proses detoksifikasi (menetralisasi racun)
  • Metabolisme obat-obatan, protein-asam amino, asam urat, kolesterol, empedu, karbohidrat-glukosa
  • Pembuat protein plasma darah (seperti albumin)
  • Pembuat faktor pembekuan darah, penyimpan mineral (seperti zat besi) dan vitamin (seperti vitamin A, D, E, K, B12),


Penyakit hati

Penyakit hati atau sering disebut dengan istilah penyakit liver adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor yang merusak organ hati manusia.

Penyebab penyakit liver yang paling sering adalah infeksi bakteri, parasite atau virus hepatitis. Penyebab paling membahayakan adalah virus hepatitis B dan C.

Di samping infeksi, penyakit liver juga dapat disebabkan oleh zat beracun seperti obat-obatan, jamu-jamuan tertentu, alkohol, auto-immune, penyakit hati bawaan dan juga oleh karena perlemakan hati (fatty liver).

 

Yang akan kita bahas secara singkat pada saat ini adalah penyakit hati akibat virus hepatitis dan fatty liver.

Virus Hepatitis

Infeksi virus hepatitis yang sering dibicarakan adalah hepatitis A, B dan C (virus hepatitis D dan E tidak kita bahas di sini).

Infeksi virus hepatitis A terjadi akibat penularan lewat makanan/minuman yang tercemar dan dapat sembuh sendiri tanpa obat khusus, tanpa meninggalkan kerusakan hati maupun menjadi menahun.

Infeksi virus hepatitis B dan C terjadi melalui penularan darah, hubungan seksual, pisau cukur, jarum suntik, jarum tato, jarum akupunktur, jarum tindik yang tidak steril.

Perkembangan dan gejala klinis penyakit hepatitis B atau C tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung dari daya tahan tubuh, dan penyakit penyerta lainnya.

Perjalanan penyakit virus hepatitis B atau C dapat menjadi carrier (penderita sehat), fungsi hati yang perlahan memburuk, atau cepat terjadi perburukan (fulminant hepatitis), yang pada akhirnya kemudian berkembang menjadi pengerasan hati (cirrhosis) dan atau kanker hati.

Sampai saat ini belum ada obat anti virus yang efektif dapat menghilangkan virus hepatitis B secara tuntas. Umumnya pengobatan dalam jangka panjang akan menekan aktivitas virus menjadi tidak aktif sehingga tidak merusak sel-sel hati. Tetapi saat ini sudah tersedia obat anti virus oral untuk pengobatan hepatitis C secara tuntas dalam waktu singkat.

Untuk memastikan apakah kita mempunyai infeksi virus hepatitis B atau C yang sering kali tidak bergejala diperlukan pemeriksaan laboratorium. Untuk mencegah tertular virus hepatitis A dan B dapat dilakukan vaksinasi. Namun, saat ini belum ada vaksinasi untuk pencegahan hepatitis C.

Fatty Liver

Istilah fatty liver (penyakit perlemakan hati) pada umumnya sering kali kita dengar dan ketahui setelah seseorang menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG) area perut. 

Para ultrasonografer pada saat melakukan USG liver sering mendapatkan gambaran echo-pattern liver yang meningkat, yang mencerminkan memang benar adanya perlemakan atau suatu penyakit liver yang bukan karena perlemakan hati, seperti adanya suatu infeksi virus hepatitis B dan C menahun atau penyakit liver lainnya, seperti penggunaan alkohol, obat-obatan, herbal, serta penyakit liver bawaan, dan lain-lain.

Fatty liver yang kita kenal sehari-hari adalah NAFLD (Nonalcoholic Fatty Liver Disease atau Penyakit Hati Berlemak Non Alkohol), suatu keadaan adanya penimbunan lemak yang berlebihan di sel-sel liver yang akan terkait erat dengan penyakit diabetes melitus, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskuler dalam jangka panjang.

Fatty liver pada keadaan tahap awal umumnya tanpa gejala dan bersifat reversible (liver dapat kembali normal bila faktor penyebab dihilangkan) dan pada keadaan fatty liver lebih lanjut dapat terjadi fibrosis liver kemudian liver cirrhosis (liver akan mengecil dan mengeras) dengan kemungkinan berisiko akan terjadi suatu kanker liver di kemudian hari.   

Fatty liver dapat disebabkan berbagai faktor resiko:

  • Obesitas, khususnya central obesity.
  • Gangguan metabolisma gula seperti pada penderita diabetes melitus.
  • Gangguan metabolisma lemak-dislipdemia (kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi dalam darah).
  • Gangguan maupun perubahan hormonal seperti pada penggunaan hormon maupun kehamilan.

 

Tips menjaga kesehatan liver:

  1. Cek apakah kita mempunyai antibodi terhadap virus hepatits, lakukan vaksinasi terhadap hepatitis A dan B jika belum ada kekebalan.
  2. Hindari penggunaan alat-alat bersama yang dapat berpotensi menularkan melalui darah.
  3. Hindari prilaku yang dapat tertular penyakit melalui darah.
  4. Mengendalikan penyakit diabetes melitus, kadar kolestrol dan trigliserida darah.
  5. Kurangi berat badan, dengan menurunkan berat badan d isamping menurunkan derajat fatty liver.
  6. Memilih diet yang sehat dengan memakan makanan rendah lemak, berserat tinggi, kurangi asupan karbohidrat, dan gula.
  7. Hindari konsumsi obat-obat, herbal dan suplemen makanan tanpa konsultasi dengan dokter.
  8. Hindari konsumsi alkohol.
  9. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Ditulis oleh:
dr. Hendra Nurjadin, Sp.PD, KGEH
Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Gastroenterologi-Hepatologi)
Mayapada Hospital Tangerang (MHTG)

Lihat jadwal praktinya di sini

tags :

Spesialis Penyakit Dalam