Mengenal Lebih Jauh MRI
Sesuai dengan namanya, MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan bagian dari pemeriksaan radiologi yang memanfaatkan medan magnet kuat, gelombang radio serta aplikasi komputer untuk mengolah gambar struktur potongan bagian dalam tubuh secara lebih detail dan jelas. Sehingga diagnosis yang dilakukan dokter akan lebih akurat dibandingkan dengan perangkat yang lain.
Melalui perangkat MRI, dokter akan dapat mendeteksi secara lebih jauh potensi terjadinya masalah atau kondisi abnormal pada berbagai bagian tubuh, sebab hasil pemindaian dengan MRI dapat memberikan gambaran perbedaan antara jaringan tubuh yang sehat dengan yang sakit.
Selain itu, MRI dapat memindai secara lebih rinci antara lain jaringan dan struktur otak, tulang belakang, bagian persendian (lutut, bahu, pinggul, siku, juga pergelangan kaki dan tangan), juga bagian-bagian jaringan lunak yang lain seperti bagian abdomen, pelvis, payudara, hingga pembuluh darah.
Sudah tentu, dengan hasil pemindaian yang sempurna, dokter akan segera bisa mengetahui diagnosis secara lebih tepat.
Mengapa harus MRI?
Karena prosedurnya tergolong non invasif dan tidak menggunakan paparan radiasi pengion. Biasanya, MRI direkomendasikan untuk diagnosis dan evaluasi dalam kasus tumor atau kanker, penyakit pembuluh darah serta kelainan pada bagian otot dan tulang.
Tingkat keamanan pemeriksaan MRI juga tergolong tinggi bila dibandingkan dengan perangkat berbasis radiasi pengion yang digunakan dalam pemeriksaan rontgen atau CT-scan biasa.
Prosedur pemeriksaan
Meski menggunakan medan magnetik yang sangat kuat, pemeriksaan dengan MRI tergolong tanpa risiko selama pasien mematuhi panduan keamanan yang ada, misalnya melepaskan semua aksesori berbahan logam.
Sebelum pemeriksaan MRI dengan kontras, Anda akan diberi suntikan bahan kontras yang mengandung gadolinium untuk memudahkan deteksi kondisi penyakit.
Selama pemeriksaan, Anda akan didampingi oleh perawat, radiografer dan dokter radiologi untuk memastikan pemeriksaan berjalan lancar dan aman. Sehingga bila terjadi reaksi alergi, petugas yang kompeten akan segera melakukan pengobatan.
Satu hal lagi yang menjadikan pemeriksaan MRI lebih nyaman, adalah tidak adanya rasa sakit selama pemeriksaan. Anda hanya akan masuk ke dalam sebuah ruang pemindaian selama beberapa waktu dalam posisi berbaring dan harus tetap diam total selama pemindaian berlangsung.
Tentu saja, bagi mereka yang mengidap klaustrofobia (rasa takut dalam ruang sempit), hal ini membutuhkan persiapan mental tersendiri. Khusus untuk kasus seperti ini, biasanya dokter anestesi akan memberikan sedatif atau penenang agar pasien tidak terlalu gelisah dan mendampingi pasien selama pemeriksaan.
Selama pemeriksaan, biasanya Anda akan merasa tubuh menjadi sedikit hangat, kemudian Anda akan mendengar suara ketukan keras di dalam ruang pemindaian, sebagai tanda bahwa proses pemindaian sedang berlangsung.
Bagi Anda yang risih dengan suara keras, petugas akan menyediakan headphone atau penyumbat telinga sehingga Anda lebih nyaman selama pemeriksaan. Anda juga diperbolehkan untuk mendengarkan musik selama pemeriksaan, agar lebih relaks.
Siapa saja yang boleh periksa MRI dengan kontras?
Pemeriksaan MRI dengan kontras pada dasarnya boleh dilakukan oleh siapa saja dengan fungsi ginjal yang baik. Bagi para ibu yang sedang menyusui, biasanya akan direkomendasikan untuk menghentikan aktivitas menyusui selama 24-48 jam setelah pemberian bahan kontras.
Meski begitu, berdasarkan rekomendasi dari American College of Radiology (ACR) dan the European Society of Urogenital Radiology, pemberian ASI masih diperbolehkan pasca pemberian bahan kontras dan aman bagi bayi.
Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian kontras
- Rasa tidak nyaman saat proses injeksi.
- Dalam beberapa kondisi, pasien akan merasakan rasa metalik atau logam di dalam mulut setelah pemberian bahan kontras. Rasa ini hanya bersifat sementara, jadi tidak perlu dikhawatirkan.
- Terdapat laporan minor bahwa beberapa pasien merasa mual, pusing, atau muncul ruam atau iritasi pada titik suntikan.
Segeralah berkonsultasi dengan dokter ahli di Mayapada Hospital untuk mendapatkan rekomendasi terbaik dalam pemeriksaan kesehatan.
Artikel ini pernah dimuat di majalah Health Insights Vol 8
tags :
Radiologi