Nyeri Punggung Akibat Rutinitas Kerja yang Statis? Ini Kata Dokter Ortopedi Mayapada Hospital Nusantara
Banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) yang secara bertahap pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Rutinitas di lingkungan kantor yang cenderung statis pun meningkatkan risiko nyeri punggung bagi ASN.
Kebiasaan duduk terlalu lama dan postur tubuh yang kurang ergonomis dapat memicu nyeri punggung yang tidak hanya menganggu produktivitas kerja, tetapi dalam jangka panjang akan berdampak pada kesehatan tulang dan sendi.
Oleh karena itu, jika nyeri punggung mulai mengganggu aktivitas Anda, segera periksa ke dokter spesialis ortopedi yang sudah berpraktik di Mayapada Hospital Nusantara, yaitu unit terbaru dari Mayapada Hospital yang ada di Ibu Kota Nusantara.
Mayapada Hospital Nusantara telah beroperasi sejak 16 Agustus 2024 dan diresmikan langsung oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo pada 11 Oktober 2024 lalu untuk melayani masyarakat di Ibu kota Nusantara, Balikpapan, dan Kalimantan Timur.
3 Kategori nyeri punggung
Untuk memahami nyeri punggung lebih dalam, dr. Yosua Adi Nugroho, SpOT, FICS Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi yang berpraktik di unit teranyar, Mayapada Hospital Nusantara, memaparkan 3 kategori nyeri punggung:
- Nyeri akut yang berlangsung kurang dari 4 minggu.
- Nyeri sub-akut yang berlangsung selama 4 sampai 12 minggu.
- Nyeri kronis yang berlangsung lebih dari 12 minggu.
Gejala yang biasa dirasakan saat nyeri punggung
Gejala yang biasa dirasakan oleh penderita nyeri punggung dapat berupa sensasi tertusuk atau tersetrum listrik di tulang belakang, baik saat duduk, membungkuk, atau saat mengangkat beban berat. Rasa nyeri juga dapat menjalar ke bahu, pinggang, bokong, hingga tangan dan kaki.
Namun begitu, dr. Yosua mengatakan “Nyeri berkepanjangan sebaiknya tidak boleh diabaikan, terutama jika disertai riwayat cedera tulang belakang atau gejala seperti demam, nyeri intens di area tertentu, adanya gangguan fungsi saraf pada tungkai otot, atau gangguan buang air besar dan kecil, serta berat badan menurun drastis tanpa sebab.” jelasnya.
Baca juga: Duduk Terlalu Lama di Mobil? Hindari Nyeri Punggung dengan Posisi Mengemudi Ini
Jika Anda mengalami nyeri tulang belakang yang tak kunjung pulih, dr. Yosua menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dan cara menangani nyeri tulang belakang.
Karena, selain faktor kebiasaan buruk, nyeri tulang belakang juga dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti cedera karena jatuh atau terbentur, pergerakan tubuh yang berlebihan, dan mengangkat benda berat.
“Secara umum, ada empat hal yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri tulang belakang yaitu kondisi sekitar tulang belakang seperti, otot kaku, bantalan tulang belakang rusak, peradangan sendi, atau pengeroposan. Lalu, disebabkan oleh saraf terjepit karena pergeseran tulang belakang, terjadi gangguan pada organ dalam perut maupun panggul, hingga gangguan pada pembuluh darah.” imbuh dr. Yosua.
Di samping itu, postur tubuh yang bungkuk dan beberapa kondisi fisik seperti kelainan tulang belakang, faktor usia di atas 30 tahun, obesitas, kehamilan, serta kebiasaan mengangkat benda berat dengan posisi yang salah, menjadi faktor risiko lain dari nyeri tulang belakang.
Pada beberapa kasus, nyeri tulang belakang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, terkadang nyeri dapat terasa berat dan tak tertahan sehingga memerlukan obat pereda nyeri, pelemas otot, atau penenang yang diberikan oleh dokter untuk membantu mengatasi rasa nyeri.
Selain itu, penggunaan alat fisioterapi, penggunaan korset sebagai penopang tubuh, serta latihan fisik juga dapat membantu meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot serta memperbaiki postur tubuh.
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dari Mayapada Hospital Nusantara yakni dr. Wicaksono Alim B, Sp.KFR menjelaskan beberapa jenis latihan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau bahkan mencegah nyeri.
“Ada latihan fleksibilitas, seperti stretching, yang perlu dikerjakan secara benar dan teratur. Lalu, latihan penguatan otot-otot inti tubuh (core muscle) seperti otot perut, otot punggung, dan otot diafragma baik atas maupun bawah. Contoh latihan penguatan adalah dengan melakukan latihan plank atau juga bird dog exercise.” ungkapnya.
Jika Anda memiliki keluhan nyeri punggung berkepanjangan, Anda dapat memeriksakannya bersama dr. Yosua atau dr. Wicaksono yang berpraktik di Mayapada Hospital Nusantara.
Anda dapat melihat jadwal praktik dokter dan membuat jadwal konsultasi langsung maupun virtual di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Aplikasi MyCare memudahkan dan mempercepat proses pendaftaran layanan karena MyCare telah terintegrasi dengan berbagai sistem pembayaran.
MyCare juga dapat Anda pakai untuk mengakses layanan gawat darurat saat kasus cedera terjadi.
Informasi lengkap mengenai jenis pemeriksaan dan daftar dokter spesialis di Mayapada Hospital Nusantara maupun di unit lainnya, termasuk tips yang berkaitan dengan kesehatan tulang dan sendi, dapat pula diakses melalui MyCare. Anda dapat mengunduh aplikasi MyCare by Mayapada Hospital untuk mendapat reward point potongan harga layanan yang diperoleh saat registrasi pertama kali di aplikasi MyCare.
Jika nyeri punggung perlu ditangani lebih lanjut, maka tindakan yang dapat dilakukan meliputi pemberian obat injeksi anti peradangan dengan menggunakan alat bantu seperti USG sebagai panduan, ablasi radiofrekuensi untuk menghambat saraf yang merangsang rasa nyeri, hingga operasi tulang belakang.
Namun, apabila nyeri punggung memerlukan tindakan berupa operasi tulang belakang, Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Starifulkani Arif, SpOT (K) dapat menjelaskan terkait prosedurnya, “Operasi tulang belakang dilakukan jika nyeri tidak kunjung membaik dan terjadi kelainan struktur tulang belakang yang parah. Seiring perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran, operasi tulang belakang kini dapat dikerjakan secara minimal invasif dengan sayatan kecil (biasanya berukuran kurang dari 1 cm). Operasi dilakukan menggunakan alat mikroskop bedah atau endoskopi (teropong) untuk membantu proses pembebasan jepitan saraf dan pemasangan pen pada tulang belakang.”
Tindakan bedah minimal invasif seperti yang dijelaskan Dokter Starifulkani, sangat menguntungkan pasien, karena risiko kerusakan jaringan menjadi lebih kecil, waktu operasi lebih singkat, dan proses pemulihan lebih cepat.
Teknik bedah minimal invasif tersebut dapat dilakukan di Mayapada Hospital termasuk di unit terbaru Mayapada Hospital Nusantara bersama dokter spesialis ortopedi konsultan spine (tulang belakang) serta tim medis yang ahli dan berpengalaman menangani permasalahan tulang, sendi, dan otot akibat cedera mulai dari deteksi dini, diagnosis, dan terapi, termasuk tindakan minimal invasif.
Mayapada Hospital Nusantara kini telah beroperasi dan siap menangani masalah nyeri punggung dengan pelayanannya yang terintegrasi dan bersinergi dengan unit Mayapada Hospital lainnya. Dengan integrasi ini, pasien dapat melakukan perawatan yang komprehensif agar pemulihan berlangsung optimal.
Selanjutnya: Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner Secara Komprehensif di Cardiovascular Center Mayapada Hospital
tags :
Orthopedic Center