Penting! Skrining Sedini Mungkin untuk Lawan Kanker Usus Besar

...

Kanker Usus Besar | Kanker Kolorektal

Kanker usus besar atau kanker kolorektal adalah keganasan yang menyerang jaringan usus besar (kolon) dan rektum (usus paling bawah sampai anus atau dubur). Kanker ini menempati peringkat ke-4 dengan kasus baru terbanyak di Indonesia (Data Globocan 2020)

Lebih dari 90% kanker kolorektal terjadi pada orang lanjut usia atau dengan usia >50 tahun ke atas. Namun juga dapat terjadi pada usia > 40 tahun. 

Kanker usus besar biasanya ditandai dengan adanya gumpalan kecil (polip) yang terbentuk di dalam usus besar. Umunya, polip tidak bersifat ganas, namun dapat berubah menjadi kanker seiring berjalannya waktu.


Gejala Kanker Usus Besar

Seringkali kanker usus besar tidak menimbulkan gejala atau gangguan. Banyak penderita kanker usus besar baru mengetahui bahwa dirinya terkena kanker setelah merasakan gejala berupa gangguan pada saluran pencernaan dan gejala lainnya yang semakin memburuk. 

Gejala-gejala kanker usus besar dapat meliputi: 

  • Perubahan kebiasaan Buang Air Besar (BAB)
  • BAB seperti lebih sering diare atau sembelit
  • BAB berdarah
  • Rasa tidak nyaman terus menerus di area perut seperti kram
  • Kembung atau nyeri
  • Merasakan kelemahan atau kelelahan
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
     

Penyebab Kanker Usus Besar

Penyebab terjadinya kanker usus besar memang belum dapat diketahui secara spesifik. Namun ada beberapa faktor risiko pemicu terjadinya kanker usus besar. 

Seseorang yang berusia di atas 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar. Selain itu beberapa kondisi berikut juga menjadi faktor risiko kanker kolorektal seperti:

  • Adanya riwayat keluarga yang menderita kanker atau polip usus besar
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Mengonsumsi daging merah dan tinggi lemak
  • Mengonsumsi alkohol
  • Kurang olahraga
  • Orang yang diabetes
  • Obesitas
  • Diet rendah serat

Beberapa faktor risiko tersebut erat kaitannya dengan gaya hidup, oleh karena itu memperbaiki gaya hidup dapat dilakukan untuk mencegah kanker usus besar seperti berolahraga secara rutin, mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, berhenti merokok, dan menghindari minuman beralkohol.


Skrining Kanker Usus Besar dengan Pemeriksaan Kolonoskopi

Ketika seseorang memiliki faktor risiko di atas dan mengalami gejala gangguan saluran cerna, segera melakukan skrining melalui pemeriksaan kolonoskopi. 

Pemeriksaan ini dilakukan dengan alat berbentuk tabung panjang, fleksibel, dan ramping yang di pasang dengan kamera video dan monitor untuk melihat saluran cerna bagian bawah yakni usus besar dan rektum (ujung usus besar dan berakhir di saluran pendek yang menuju anus).

Selain itu, kolonoskopi juga dilakukan untuk mengambil sampel jaringan (biopsi) dan menghilangkan polip ukuran kecil.

Jika seseorang didiagnosis kanker usus besar, beberapa tes perlu dilakukan untuk mengetahui stadium atau tingkat keganasan dan sejauh mana kanker berkembang, seperti pemindaian atau scan pencitraan pada perut, panggul, dan dada untuk dapat menunjukkan lokasi dan ukuran kanker usus besar.

Tingkat keparahan atau stadium kanker usus besar terdiri dari stadium 0 hingga 4. Angka terendah berarti seluruh kanker berada di dalam lapisan usus besar, sedangkan pada stadium 4, kanker telah menyebar ke area lain di tubuh yang disebut kanker metastasis. 

Kondisi ini juga dianggap sebagai stadium lanjut. Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Arnetta Naomi Louise Lalisang, Sp.B-KBD merekomendasikan untuk dapat melakukan skrining kolonoskopi mulai dari usia 45 tahun atau dapat dilakukan 10 tahun sekali. 

Selain itu, deteksi dini juga bisa dilakukan setahun sekali dengan melakukan pemeriksaan colok dubur untuk mengetahui kadar CEA (penanda tumor) pada darah dan DNA feses.


Penanganan Kanker Usus Besar

Penanganan kanker usus besar biasanya berupa pembedahan untuk mengangkat kanker, dan bisa digabungkan dengan terapi lainnya seperti terapi radiasi dan kemoterapi.

Namun pilihan penanganan pada kanker usus besar akan bergantung pada lokasi kanker, stadium, juga mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien. Tindakan bedah juga dilakukan tergantung pada tingkat keparahan dan penyebaran kanker.

Dokter Naomi menceritakan bahwa bedah dilakukan dengan memotong dan mengangkat bagian usus besar yang terkena kanker diikuti dengan sedikit jaringan sehat di sekitarnya. 

Setelah itu, ujung usus besar akan disambungkan ke sisa usus besar yang menuju anus. Pada kondisi tertentu, juga dapat dilakukan operasi kolostomi, di mana ujung usus besar langsung disambung ke lubang buatan di dinding perut yang akan berfungsi sebagai tempat keluarnya tinja. Lubang buatan ini disebut stoma.

Semakin dini kanker usus besar terdeteksi maka angka kesembuhannya akan semakin tinggi, oleh karena itu skrining kanker usus besar merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan. 

Konsultasikan dan lakukan pemeriksaan skrining kanker usus besar bersama tim dokter multispesialis yang andal dan didukung oleh fasilitas serta alat pemeriksaan canggih di layanan Gastrohepatology Center Mayapada Hospital. Call Center 150770.
 

Direview oleh:

dr. Arnetta Naomi Louise Lalisang, Sp.B-KBD
Dokter Spesialis Bedah
Konsultan Bedah Digestif
Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS)

Lihat jadwal praktek di sini

tags :

Gastrohepatology Center Spesialis Saluran Cerna Kanker Usus Besar