Ketahui Jenis Cedera Olahraga dan Tips Penanganannya

...

Saat ini, olahraga semakin populer dan menjadi pilihan hobi bagi banyak orang. Meskipun menawarkan berbagai manfaat bagi kesehatan, aktivitas fisik ini juga membawa risiko cedera olahraga, baik itu bagi sport enthusiast maupun atlet profesional sekalipun. 

Menurut dr. Muhammad Alvin Shiddieqy Pohan, Sp.OT (K), Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Cedera Olahraga di Mayapada Hospital Tangerang, cedera olahraga dapat terjadi selama atau setelah melakukan olahraga, baik karena kurangnya persiapan maupun karena teknik olahraga yang salah. 

Dokter Alvin Pohan sering kali menemukan beberapa jenis cedera yang umum terjadi saat olahraga. Ia menyimpulkan beberapa di antaranya, yaitu: Pertama, sprain (terkilir / keseleo). Cedera ini terjadi ketika persendian bergerak melampaui jangkauan gerak normalnya. Lokasi yang paling sering terkena adalah pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan lutut.

Jenis cedera yang kedua, yaitu strain. Terjadi akibat tarikan atau regangan yang berlebihan pada otot dan tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang). Lokasi yang paling sering terkena adalah pergelangan kaki, lutut, dan punggung.

Cedera ketiga yaitu, patah tulang. Kondisi rusaknya kesinambungan tulang akibat tekanan atau benturan dengan kekuatan lebih besar dari kekuatan tulang, dapat berupa retak (patah sebagian), patah sepenuhnya, atau retak.

Cedera selanjutnya adalah dislokasi. Kondisi ketika tulang di sendi bergeser atau keluar dari posisi normalnya.

Kemudian, cedera bahu. Umum terjadi pada olahraga yang dominan menggunakan bahu seperti tenis, golf, renang, dan bisbol. Penyebabnya karena adanya beban dan gerakan yang cukup intens pada bahu.

Selain itu, ada cedera siku yang dapat terjadi pada cabang olahraga yang membutuhkan pergerakan siku secara intens dan berulang. 

Cedera lainnya adalah cedera pinggang. Pinggang merupakan salah satu bagian tubuh yang tidak luput dari cedera, terutama pada olahraga yang banyak melibatkan kerja pinggang seperti sepeda, golf, maupun angkat beban. 

Dapat pula terjadi cedera paha yang paling sering melibatkan otot hamstring, yakni otot yang posisinya berada di bagian belakang paha. Cedera ini lazim terjadi pada olahraga yang banyak melibatkan aktivitas lari seperti sprint, basket, dan sepak bola. 

Selanjutnya, cedera lutut. Tidak hanya karena menjadi tumpuan berat badan, cedera lutut juga bisa timbul karena benturan maupun karena kurang berhati-hati ketika berolahraga.

Area cedera selanjutnya adalah betis. Cedera betis sering melibatkan otot dan tendon karena adanya peregangan dan kontraksi yang berlebihan dari otot sehingga dapat menyebabkan robekan.

Cedera pergelangan kaki. Cedera pada pergelangan kaki bisa bervariasi mulai dari sprain, dislokasi, robekan tendon, hingga patah tulang.

Berbagai jenis cedera tersebut dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan olahraga. Lebih lanjut, dr. Alvin Wiharja, SpKO, MMRS selaku Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dari Mayapada Hospital Bandung, memberikan tips pencegahan cedera yang dapat dilakukan dengan menyesuaikan jenis olahraganya. 

Tips pertama, pastikan teknik olahraga yang digunakan sudah benar. Jenis olahraga yang berbeda membutuhkan gerakan dan postur yang berbeda serta persiapan yang berbeda juga.

Kedua, perhatikan perlengkapan dan pelindung olahraga telah sesuai. Kenakan sepatu dan perlengkapan yang sesuai dengan jenis olahraga. Ukuran dan jenis sepatu yang tidak pas dapat meningkatkan risiko cedera.

Ketiga, sesuaikan intensitas olahraga dengan kemampuan diri sendiri. Keempat, lakukan pendinginan untuk memberikan kesempatan kepada otot untuk rileks dan mengurangi kelelahan otot.

Terakhir, lanjutkan aktivitas secara perlahan. Jangan terlena untuk beristirahat dan merawat cedera terlalu lama. Lakukan aktivitas olahraga kembali namun dengan intensitas yang diatur secara bertahap.

Bila cedera telah terjadi, dr. Alvin menekankan untuk tetap memperhatikan kondisi cedera. Sebab, beberapa kondisi cedera harus perlu mendapat penanganan medis profesional. 

“Segera berkonsultasi ke dokter bila didapatkan tanda-tanda seperti, bengkak dan nyeri bertambah parah, terlihat adanya benjolan atau perubahan bentuk, terdengar bunyi saat sendi digerakkan, kelemahan dan ketidakmampuan melakukan aktivitas dan menopang badan kehilangan keseimbangan, kesulitan bernapas, hingga disertai demam.” ujarnya.

Lebih lanjut, dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin, Sp.OT, Dokter Spesialis Spesialis Ortopedi Mayapada Hospital Surabaya mengatakan bahwa penanganan cedera olahraga dapat dilakukan dengan pendekatan non operatif dan operatif.

“Pendekatan non operatif meliputi, pemberian obat-obatan seperti obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin dan ibuprofen untuk mengurangi rasa nyeri dan meredakan pembengkakan.” jelas dr. Reyner.

Selain itu, penting juga untuk dilakukan imobilisasi yakni mengurangi pergerakan anggota tubuh untuk mencegah kerusakan yang semakin parah. Imobilisasi dapat dilakukan menggunakan bidai, splint, dan gips.

Penanganan cedera dapat dilakukan pula dengan pendekatan operatif meliputi, operasi terbuka untuk menangani cedera seperti patah tulang maupun robekan ligamen dan otot. 

Dokter Sapto Adji Hardjosworo, Sp.OT (K), Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Jakarta Selatan memberikan penjelasan terkait tindakan operatif pada cedera olahraga. 

“Penanganan secara operatif dapat dilakukan dengan tindakan Arthroscopy yang minimal invasif (minim sayatan) sehingga nyeri dan risiko infeksi lebih kecil serta pemulihan lebih cepat. Tindakan arthroscopy dapat dilakukan untuk bahu, pinggul, lutut, siku, tangan, dan kaki.”

Lebih lengkap terkait pencegahan dan penanganan cedera olahraga, dapat dikonsultasikan ke tim dokter yang ada  di layanan Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital dengan pelayanan yang komprehensif dan berstandar internasional. 

Anda dapat membuat jadwal pemeriksaan ataupun konsultasi bersama dokter spesialis mengenai penanganan cedera olahraga hingga program peningkatan performa olahraga, serta berbagai layanan SITPEC lainnya melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Dengan MyCare, Anda dapat mengakses layanan dengan cepat karena pasien dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dengan pembayaran multi channel yang praktis.

Guna mendukung Anda dalam menjalani gaya hidup sehat, MyCare menyajikan berbagai informasi kesehatan lengkap juga terangkum dalam fitur Health Articles & Tips. MyCare dapat terkoneksi dengan Google Fit dan Health Access untuk memantau jumlah langkah kaki, detak jantung, body mass index dan lainnya. MyCare juga memiliki emergency button sehingga Anda dapat mengakses layanan gawat darurat Mayapada Hospital yang siaga 24 jam. 

Unduh MyCare di Google Play Store dan App Store, pengguna yang baru pertama kali registrasi akan mendapat point reward untuk potongan harga layanan di Mayapada Hospital.

tags :

Sitpec