Pilih Heart Rate atau Running Pace? Ini Kata Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga

...

Istilah heart rate (denyut nadi) dan Running Pace sudah tak asing lagi terutama bagi penggemar olahraga lari. 

Heart Rate merupakan frekuensi detak jantung pelari per menit. Sedangkan, Running Pace adalah kecepatan berlari dalam satuan menit per kilometer. 

Keduanya adalah dua ukuran yang umum digunakan pelari untuk menilai kemampuan berlari mereka.  

Namun, seringkali pelari hanya memperhatikan satu ukuran saja, bahkan berlomba pace-nya dengan pelari lain.

Padahal, baik heart rate maupun running pace sama pentingnya untuk kemajuan performa saat latihan maupun kompetisi.

Idealnya, heart rate dan running pace akan bergerak beriringan. Saat seseorang berlari dengan kecepatan normal (berlari santai), maka denyut nadinya cenderung stabil atau meningkat secara bertahap.

Tetapi apabila heart rate melonjak drastis padahal pace hanya meningkat sedikit, atau heart rate tetap bertahan tinggi padahal pace sudah diturunkan, maka ini menjadi indikasi bahwa heart rate dan pace belum seimbang. Mengapa ini bisa terjadi?

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Taufan Favian Reyhan, Sp.KO, memberikan penjelasannya, “Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya denyut nadi seperti suhu panas, kelembaban, dehidrasi, maupun tanjakan saat berlari. Faktor-faktor tersebut menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk kompensasi meskipun sedang berlari pada pace yang lebih lambat.”

Meski begitu, kesimbangan antara heart rate dan pace dapat diperbaiki dan justru dapat menjadi target latihan berikutnya. 

“Misalnya, pelari berlatih untuk 5K dengan target waktu 30 menit, artinya runner harus berlari dengan pace 6 menit/km selama 30 menit secara konsisten. Pada awal latihan, bisa saja denyut nadi mulai melonjak selama 15 menit. Namun, bila terus berlatih maka dalam beberapa minggu denyut nadi akan mulai konsisten.” jelas dr.Taufan 

“Setelah itu, pelari dapat menantang dirinya sendiri untuk meningkatkan pace menjadi 5 menit/km. Denyut nadi akan meningkat kembali dan itu menjadi target latihan baru, begitupun seterusnya,” tambahnya.

Memiliki pace yang cepat memang menjadi target bagi kebanyakan pelari, namun dr. Elsye, Sp.KO, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga di Mayapada Hospital Kuningan juga mengingatkan bahwa pengaturan denyut nadi yang aman juga penting. 

“Pelari dapat mengukur Denyut Nadi Maksimal (DNM) menggunakan rumus 220 dikurangi usia. Contohnya, jika seseorang berusia 40 tahun, maka denyut nadi maksimalnya berada di angka 180. Alangkah baiknya kita tetap berlari dengan pace yang nyaman dan heart rate di zona aman terutama ketika berlari jarak jauh,” jelasnya.  

Melatih keseimbangan antara keduanya memang tidak mudah, sehingga ada baiknya jika dipandu oleh pelatih profesional atau berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga sebelum memulai olahraga lari. 

Jika Anda sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi lari atau memerlukan arahan profesional terkait olahraga dan kebugaran, Anda dapat menemukan layanan kesehatan khusus olahraga, salah satunya di Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital. 

Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) dikhususkan bagi para atlet dan sport enthusiast untuk penanganan cedera dan meningkatkan performa olahraga. 

Layanan ini didukung oleh tim dokter multidisiplin mulai dari Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Dokter Spesialis Gizi Klinik, juga Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah untuk mendapat rekomendasi olahraga yang baik bagi jantung, serta Fisioterapis Olahraga jika Anda dalam proses pemulihan pasca-cedera olahraga.

Layanan Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) juga dilengkapi fasilitas lengkap, seperti Gym, VO2 Max dan Body Composition Analysis yang menunjang program latihan sesuai kebutuhan Anda. 

SITPEC Mayapada Hospital juga menyediakan Medical Check Up (MCU) Runner untuk memastikan kondisi fisik sebelum berlari, yang dapat Anda booking melalui aplikasi MyCare dengan mudah dan cepat.  

Melalui MyCare, Anda dapat memperoleh nomor antrean lebih awal sehingga tak perlu antre panjang, serta kemudahan transaksi layanan melalui berbagai kanal pembayaran (multi channel payment).

Untuk mendukung aktivitas olahraga dan kebugaran Anda, kini Mayapada Hospital memiliki aplikasi MyCare yang dapat memantau indikator kebugaran Anda seperti jumlah langkah kaki, detak jantung, jumlah kalori terbakar, dan pengukuran body mass index (BMI). Selain itu, MyCare memiliki fitur emergency call untuk menghubungi layanan kegawatdaruratan pada kasus cedera. 

Unduh MyCare di MyCare by Mayapada Hospital, karena pengguna yang baru registrasi pertama kali akan mendapat reward point untuk potongan harga di berbagai layanan Mayapada Hospital.

Dengan aplikasi MyCare, pasien dapat mengakses layanan dengan cepat karena dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dengan proses transaksi layanan yang praktis di berbagai kanal pembayaran.

MyCare juga menyajikan berbagai informasi kesehatan lengkap juga terangkum dalam fitur Health Articles & Tips.

tags :

Sitpec