Antara Leukemia Akut dan Anemia Aplastik, Pastikan dengan Pemeriksaan Sumsum Tulang
Leukemia atau kanker darah putih adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya perubahan gen dalam tubuh seseorang. Perubahan gen ini mengakibatkan terjadinya produksi berlebihan sel darah putih atau leukosit dalam pabriknya, yaitu sumsum tulang.
Banyaknya jumlah leukosit (sel darah putih) yang ditemukan dalam aliran darah saat pemeriksaan darah menunjukkan kemungkinan adanya penyakit leukemia atau kanker darah putih.
Jumlah sel darah putih yang berlebihan melebihi nilai normalnya (10 ribu/mikroliter) ini bisa berupa sel darah putih yang sudah matang atau sel darah putih yang belum matang.
Perbedaan leukemia akut dengan kronis
Jika banyaknya sel darah putih yang tidak matang di aliran darah melebihi atau sama dengan 20% dari seluruh jumlah sel darah putih yang ada di aliran darah maka disebut leukemia akut.
Jika kurang dari 20% dari jumlah sel darah putih yang ada di aliran darah maka disebut leukemia kronik.
Kepastian leukemia akut dan kronik ditentukan dengan pemeriksaan sumsum tulang, yaitu lokasi sel darah diproduksi khususnya pada tulang-tulang pipih tubuh manusia.
Kedua penyakit ini memiliki cara pengobatan dan perkiraan ketahanan bertahan hidup yang berbeda. Pada leukemia akut, pengobatan dilakukan dengan obat-obat kemoterapi dosis tinggi yang sering dikenal dengan sebutan kemoterapi intensif.
Kemoterapi intensif ini diberikan selama 7 hari berturut-turut dengan cara pemberian diinfus ke dalam pembuluh darah.
Dampaknya akan terlihat beberapa hari kemudian setelah pemberian infus kemoterapi intensif berakhir yaitu penurunan jumlah sel darah putih, sel trombosit, dan hemoglobin terus menerus sampai suatu ketika akan terjadi proses perbaikan secara sendiri menuju perubahan jumlah sel darah putih yang normal dan tidak berlebihan lagi.
Saat terjadi penurunan jumlah sel darah putih ini, bahkan sampai jumlah paling rendah bisa sampai 100 sel/mikroliter darah, maka tubuh pasien akan mudah terkena infeksi dan mudah mengalami kondisi yang membahayakan jiwa.
Pengobatan leukemia akut
Pengobatan leukemia akut membutuhkan pengamatan dan perawatan di ruangan steril yang tidak mungkin dimasuki kuman. Dokter yang merawat harus menggunakan pakaian khusus yang terjamin kesterilan saat memasuki ruang perawatan.
Proses pengobatan leukemia akut tidak cukup sekali saja, umumnya 3-4 kali kemoterapi intensif untuk mencapai kondisi normal leukosit atau yang dikenal dengan remisi komplit.
Kondisi remisi komplit ini dapat diikuti dengan tindakan cangkok sumsum tulang untuk meningkatkan tingkat kesembuhan. Pengobatan dengan kemoterapi intensif masih memungkinkan terjadinya kekambuhan.
Berbeda dengan leukemia akut, leukemia kronik memiliki ketahanan bertahan hidup yang lebih panjang hingga puluhan tahun terutama setelah ditemukannya obat-obat baru berupa terapi target yang bisa diberikan dengan cara oral, dimakan setiap hari, dan biasanya diberikan sepanjang masa.
Meskipun leukemia ditandai dengan jumlah sel darah putih yang berlebihan dan ditemukannya sel darah putih yang muda, namun ada kalanya leukemia ditandai dengan jumlah leukosit rendah. Leukemia jenis ini seringkali disebut sebagai leukemia aleukemik.
Leukemia dengan jumlah sel darah putih rendah atau leukemia yang tidak ada leukosit yang berlebihan di aliran darah amat sulit ditentukan saat pemeriksaan pada darah saja. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh penyakit darah lain.
Rendahnya leukosit pada leukemia bisanya diikuti juga dengan rendahnya jumlah trombosit dan hemoglobin. Dalam istilah kedokteran dikenal dengan pansitopenia.
Pansitopenia ini bisa disebabkan oleh penyakit yang dinamakan anemia aplastik, sindrom displasia sumsum tulang (sindrom mielodisplastik), dan leukemia aleukemik. Cara membedakannya dengan pasti melalui pemeriksaan sumsum tulang.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sumsum tulang dari tulang pipih tubuh manusia seperti tulang panggul dan tulang dada depan (sternum).
Sumsum tulang yang diambil ini kemudian diteteskan di kaca gelas berbentuk segi empat kecil, diratakan, dan diwarnai dengan zat tertentu untuk mempermudah melihat sel darah kemudian dilihat di bawah mikroskop.
Penglihatan sel darah di bawah mikroskop dapat menentukan penyebab pansitopenia ini. Pada leukemia akan ditemukan sel darah putih muda atau sel darah muda yang lebih dari sama dengan 20% dari 200 sel darah yang dihitung pada pemeriksaan di bawah mikroskop. Pada anemia aplastik dan sindrom mielodisplastik tidak didapatkan hal ini.
Perbedaan dengan anemia aplastik
Anemia aplastik adalah penyakit darah yang disebabkan oleh menghilang atau berkurangnya bibit sel darah dalam sumsum tulang akibat kerusakan gen. Hal ini seringkali disebabkan oleh paparan tubuh dengan zat-zat kimia berbahaya.
Sedangkan sindrom mielodisplastik terjadi karena perkembangan sel darah muda atau imatur menjadi sel matang berjalan lambat, sehingga sering ditemukan saat pemeriksaan sumsum tulang ada sel darah merah yang berdempetan seperti sedang mau membelah.
Kondisi pansitopenia ini seringkali disalahduga dengan penyakit lain yang menyebabkan penurunan sel darah juga, tetapi bukan disebabkan karena kelainan sumsum tulang.
Penyakit autoimun adalah salah satu penyakit yang bisa menyebabkan pansitopenia. Penyakit terjadi karena adanya antibodi yang merusak sel darah merah, sel darah putih, dan sel trombosit.
Tanda adanya perusakan sel darah merah dapat dilihat dari adanya jumlah sel darah yang menjelang matang atau retikulosit yang meningkat disertai dengan kadar bilirubin (zat yang dapat membuat tubuh menjadi kuning) meningkat.
Pada leukemia akut dan anemia aplastik justru tidak terjadi peningkatan retikulosit ini, juga sindrom mielodisplastik, juga tidak terjadi peningkatan bilirubin. Penyakit infeksi, seperti demam berdarah, biasanya menyebabkan terjadinya penurunan jumlah trombosit disertai leukosit tapi tidak hemoglobin.
Kadang-kadang leukositnya juga normal disertai demam dan adanya perdarahan spontan di bawah kulit berupa bintik-bintik merah.
Gejala leukemia akut adalah demam, lemas, dan perdarahan di bawah kulit. Demam disebabkan oleh adanya jumlah leukosit yang tinggi atau rendah. Lemas disebabkan oleh kadar hemoglobin atau jumlah sel darah merah yang rendah.
Perdarahan di bawah kulit, bintik merah di kulit, atau lebam disebabkan oleh jumlah trombosit atau sel keping darah yang rendah. Gejala-gejala ini bisa juga ditemukan pada penyakit autoimun dan infeksi.
Oleh karena itu, saat pertama kali ditemukan gejala maka dugaan penyakitnya bisa bermacam-macam. Kepastian penyakit baru bisa didapatkan setelah dilakukannya pemeriksaan sesuai dugaan awal beberapa penyakit.
Hal-hal positif dan negatif dari pemeriksaan yang sudah dikerjakan berdasarkan dugaan penyakit awal akan menentukan penyakit yang pasti.
Pemeriksaan sumsum tulang adalah pemeriksaan standar untuk menentukan leukemia, anemia aplastik dan sindrom mielodisplastik. Pemeriksaan darah biasa tidak dapat memastikan diagnosis penyakit tersebut.
Sekarang #JadiMudah buat janji temu dokter spesialis kami melalui aplikasi MyCare by Mayapada Hospital.
Dengan aplikasi MyCare, pasien dapat mengakses layanan dengan cepat karena dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dengan proses transaksi layanan yang praktis di berbagai kanal pembayaran.
Direview oleh:
Prof. DR. DR. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD, KHOM, M.Epid, M.PdKed, FACP, FINASIM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Konsultan Kanker & Kelainan Darah
Mayapada Hospital Kuningan (MHKN)
Lihat jadwal praktik di sini
tags :
Internal Medicine Center Spesialis Penyakit Dalam Oncology Center Autoimmune Center