Fakta yang Jarang Diketahui Tentang Kanker Payudara

...

Kanker payudara | Gejala kanker payudara | Deteksi dini kanker payudara

Kanker payudara masih menduduki peringkat pertama sebagai kanker terbanyak di Indonesia dengan angka kematian yang sangat tinggi.

Salah satu penyebab kanker payudara adalah karena mayoritas penyintas terdiagnosis saat sudah memasuki stadium lanjut sehingga angka kesembuhan menjadi turun drastis.

Padahal, angka kesembuhan kanker payudara sangat tinggi apabila penyakit ini diketahui sejak dini.

Yuk, kita baca fakta-fakta yang perlu kita ketahui mengenai kanker payudara agar kita memahami pentingnya melakukan deteksi dini atau skrining secara berkala.

Gejala awal kanker payudara tidak selalu benjolan di payudara

Kanker payudara terjadi ketika sel jaringan payudara mengalami abnormalitas sehingga pertumbuhannya menjadi tidak terkontrol dan membentuk tumor. Kanker dapat tumbuh dan menyerang jaringan di sekitar payudara, serta dapat menyebar ke organ lain (metastasis).

Gejala kanker payudara bisa sangat bervariasi, beberapa kasus tidak menunjukkan gejala jelas seperti benjolan di payudara saat ditemukan," ujar dr. Bajuadji, Sp.B (K) Onk, MARS, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi dari Mayapada Hospital Tangerang (MHTG).

"Gejala awalnya bisa hanya benjolan teraba sebesar biji kacang di ketiak atau tanpa gejala sama sekali. Karena itu, penting untuk Anda, terutama para wanita untuk familiar dengan bentuk dan kondisi payudara sendiri."

Menurut American Cancer Society, perubahan tidak biasa yang terlihat dan terasa pada payudara bisa menjadi gejala kanker payudara. Secara garis besar hal-hal yang perlu menjadi perhatian adalah ketika terdapat:

  • Benjolan
  • Rasa nyeri
  • Perubahan pada puting
  • Perubahan kondisi kulit di area payudara
  • Benjolan atau bengkak yang terdapat di sekitar payudara atau ketiak, bisa terasa nyeri bisa tidak. Bahkan dengan ukuran benjolan sekecil kacang, dapat menjadi gejala bakal kanker payudara.
  • Kemudian kulit dan puting seperti melesak atau tertarik ke dalam, kulit yang terlihat kemerahan, menebal, dan bisa juga terasa gatal.
  • Puting mengeluarkan cairan dapat berupa darah atau cairan lainnya. 

dr. Bajuadji, Sp.B (K) Onk, MARS menekankan, “Jika ternyata memang dirasa ada perubahan atau tidak seperti biasanya, tidak usah menebak-nebak dan cemas sendiri, sebaiknya konsultasi saja ke dokter. Karena belum tentu juga gejala tersebut langsung mengarah ke kanker. Nanti akan dilakukan pemeriksaan supaya pasti.”

Faktor genetik dapat berperan sebagai penyebab kanker

dr. Jemmy Sasongko, Sp.B (K) Onk, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi dari Mayapada Hospital Surabaya mengatakan, “Sejauh ini, masih belum diketahui bagaimana awalnya sel payudara bisa berubah menjadi sel kanker."

"Tetapi diketahui bahwa adanya mutasi pada gen BRCA meningkatkan risiko seseorang terkena beberapa jenis kanker, salah satunya kanker payudara. Mutasi gen BRCA ini bersifat herediter atau dapat diturunkan. Jadi, riwayat kanker pada keluarga juga penting untuk diketahui oleh dokter dan pasien," ujar dr. Jemmy Sasongko, Sp.B (K) Onk.

Di Indonesia, saat ini tes BRCA ini sudah bisa dilakukan.

BRCA merupakan singkatan dari Breast Cancer gene atau gen terkait kanker payudara. Terdapat dua gen BRCA, yaitu BRCA1 dan BRCA2 dan gen ini normalnya berfungsi untuk menekan pertumbuhan tumor/kanker.

Pada sedikit orang, gen ini mengalami kerusakan yang dikenal dengan istilah mutasi. Secara umum, 12% atau 1 dari 8 orang wanita berisiko terkena kanker payudara selama hidupnya.

Namun, pada wanita dengan mutasi gen BRCA1, 55-65% berisiko terkena kanker payudara sebelum usia 70 tahun. Dan 45% wanita dengan mutasi BRCA2 berisiko terkena kanker payudara sebelum usia 70 tahun.

Selain karena faktor genetik dan riwayat keluarga, kondisi fisik dan gaya hidup juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Faktanya, seseorang yang berusia 50 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit kanker payudara.

Sedangkan jika melihat dari jenis kelamin, kanker payudara ternyata dapat dialami perempuan dan laki-laki meskipun hal ini langka terjadi pada laki-laki, yaitu kurang dari 1%.

Kondisi obesitas, terkena paparan radiasi seperti pernah mendapatkan terapi radiasi pada area dada sebelumnya, kebiasaan seperti merokok, dan mengonsumsi alkohol juga menjadi faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Ternyata usia di bawah 40 tahun bisa terkena kanker payudara

Kanker payudara memang kerap terjadi pada perempuan 50 tahun ke atas. Namun ternyata, kanker payudara juga ditemukan pada perempuan berusia di bawah 40 tahun.

Walaupun jumlah wanita muda (<40 tahun) yang terkena kanker payudara di bawah 5% kasusnya dibandingkan dengan wanita usia lebih tua (40 tahun ke atas), namun pasien kanker payudara di usia muda biasanya memiliki kondisi yang lebih parah dan lebih sulit pengobatannya karena akan melibatkan banyak aspek, seperti kondisi kesuburan dan psikososial.

Oleh karena itu, melakukan deteksi dini atau skrining menjadi hal yang penting dalam mencegah kanker payudara karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Langkah-langkah deteksi dini yang paling mudah dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).

Seseorang dapat melakukan SADARI secara mandiri di rumah, sedangkan SADANIS dapat dilakukan di layanan kesehatan atau rumah sakit yang memiliki layanan unggulan untuk pemeriksaan dan penanganan kanker yang komprehensif, seperti Mayapada Hospital melalui layanan Oncology Center yang terdapat di seluruh unit rumah sakit di area Jakarta, Tangerang, Bogor, Surabaya, dan Bandung.

Segera deteksi lebih awal di Oncology Center Mayapada Hospital bersama dengan tim dokter multispesialis yang didukung oleh teknologi, fasilitas, dan peralatan medis terkini. 

Ingin konsultasi atau informasi lebih lanjut, hubungi Call Center 150770

Direview oleh:

tags :

Oncology Center Spesialis Kanker