Sadari Kanker Payudara Sebelum Terlambat

...

Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel pada jaringan payudara dan dapat merusak jaringan sekitarnya, bahkan menyebar ke jaringan lain melalui kelenjar getah bening dan aliran darah.

Sejauh ini, kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak pertama yang paling sering dialami wanita Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk setiap wanita mewaspadai dan melakukan pemeriksaan deteksi dini berkala mulai usia 18 tahun.

Gejala Kanker Payudara

  • Benjolan atau penebalan di dalam atau di dekat payudara atau di daerah ketiak.
  • Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
  • Puting berubah melesak ke dalam payudara.
  • Payudara mengeluarkan cairan dari puting, terutama jika berdarah padahal tidak sedang menyusui.
  • Kulit payudara, puting, dan areola (area gelap sekitar puting) bersisik, merah, atau bengkak
  • Kulit di payudara yang terlihat seperti kulit jeruk, yang disebut peau d'orange


Deteksi Dini Kanker Payudara

Deteksi dini merupakan pemeriksaan awal sebelum suatu penyakit menunjukkan gejala atau keluhan. Deteksi dini penting untuk mengetahui suatu kanker saat masih stadium awal sehingga lebih mudah untuk diobati dan mencegah kematian.

Deteksi dini pada kanker payudara dapat dilakukan sendiri melalui metode SADARI atau periksa payudara sendiri setiap bulan dan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit dan dokter ahli.

"Menemukan kanker payudara lebih awal dan mendapatkan perawatan kanker di rumah sakit dengan Cancer Center adalah dua strategi paling penting untuk mencegah kematian akibat kanker payudara," ujar dr. Bajuadji Sp.B (K) Onk, MARS, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Mayapada Hospital Tangerang (MHTG) dan Bogor (MHBG).

Mayapada Hospital dilengkapi dengan laboratorium lengkap dan peralatan canggih berstandar internasional untuk pemeriksaan deteksi dini, mulai dari pendekatan non invasif yaitu mammogram atau rontgen payudara, USG berbasis Al yang canggih dan dapat memberikan gambaran lebih jelas daripada USG biasa dan dilakukan oleh dokter ahli berpengalaman, serta MRI.

Selain itu, Mayapada Hospital dilengkapi dengan alat Vacuum Assisted Breast Biopsy / Mammotome untuk biopsi kanker payudara dengan lebih presisi.

"Vacuum assisted core biopsy bisa disebut juga mammotome biopsy, core biopsy, atau minimal invasive breast biopsy (MIBB) yang merupakan pemeriksaan yang dianjurkan dokter setelah menemukan suatu abnormalitas pada pemeriksaan USG atau mammografi dan bertujuan untuk menentukan diagnosis kanker dan menentukan jenis terapi yang tepat," ujar dr. Iskandar, Sp.B.(K) Onk, Dokter Spesialis Bedah Onkologi dari Mayapada Hospital Kuningan (MHKN).


Penanganan Kanker Payudara

Jika ditemukan kelainan, Mayapada Hospital memiliki tim dokter ahli Konsultan Onkologi berpengalaman yang berkolaborasi melalui tumor board agar penanganan kasus pasien dapat dilakukan secara komprehensif sesuai dengan besar tumor dan kondisi pasien.

Tindakan pembedahan dengan kamar operasi tekanan negatif memberikan jaminan keamanan di tengah pandemi. Salah satu terapi pengobatan kanker payudara adalah operasi yang dinamakan mastektomi radikal.

Operasi mastektomi radikal adalah pengangkatan payudara yang terkena kanker dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pasca operasi adalah terjadinya limfedema yaitu pembengkakan karena penumpukan cairan pada anggota tubuh.

Dan untuk mencegah limfedema, tindakan Lymphaticovenous Anastomosis/Anastomosis vena limfatik (LVA) bisa dilakukan.

LVA adalah tindakan intervensi bedah mikro advance di mana beberapa pembuluh limfatik dihubungkan (beranastomosis) ke vena kecil di dekatnya. Dengan menghubungkan pembuluh limfatik yang masih berfungsi ke vena kecil, LVA mencoba untuk melewati pembuluh limfatik yang rusak. 

“Tujuan LVA adalah untuk mendorong kelebihan cairan getah bening yang terakumulasi di jaringan untuk kembali dengan sistem peredaran darah di lengan itu sendiri,” ujar dr. Bayu Brahma, Sp.B (K) Onk, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).

“Prosedur ini dapat dilakukan sekaligus ketika operasi mastektomi radikal pada saat pengangkatan kelenjar getah bening untuk mencegah limfedema," tambah dr. Bayu Brahma, Sp.B (K) Onk.

Sementara menurut dr. Iskandar, Sp.B.(K) Onk, penanganan operasi kanker payudara lain yang dapat dilakukan adalah dengan bedah rekonstruktif payudara.

Tindakan ini untuk mengangkat tumor atau kanker dengan kaidah onkologi dan membentuk kembali seperti bentuk alami sehingga estetik, kepercayaan diri, dan rasa nyaman pasien dapat terjaga melalui operasi satu tahap.

Advance Therapy

Menurut Prof. dr. Abdul Muthalib, Sp.PD-KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), penatalaksanaan kanker payudara juga dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang dapat diberikan sebelum atau setelah tindakan pembedahan yang disebut sebagai terapi sistemik karena dapat mencapai sel kanker hampir di mana saja dalam tubuh. 

Beberapa dapat diberikan melalui mulut, disuntikkan ke otot, atau dimasukkan langsung ke dalam aliran darah. Tergantung pada jenis kanker payudaranya.

Berikut berbagai jenis pengobatan obat dapat digunakan, termasuk: 

  • Terapi hormon
  • ​​​​​​​Imunoterapi
  • Kemoterapi
  • Radioterapi


Penggunaan Radioterapi

Menurut dr. Ratnawati Soediro, Sp.Onk. Rad, Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), radioterapi merupakan terapi yang relatif aman dan bahkan menjadi terapi terpilih untuk pasien-pasien usia lanjut yang tidak dapat menjalani operasi ataupun kemoterapi.

Teknik radiasi eksterna yang digunakan dipersonalisasi dengan jenis penyakit, stadium, dan disesuaikan dengan kondisi tiap individu yang berbeda-beda.

Mayapada Hospital memiliki pesawat Radioterapi LINAC (Linear Accelerator) yang dilakukan oleh dokter ahli Onkologi radiasi di mana memiliki keunggulan mendistribusi sinar radiasi maksimal pada target sel kanker sehingga pada sel jaringan sehat akan lebih sedikit terkena paparan sinar radiasi.

Perlu diketahui pula, penyakit kanker tidak bisa disembuhkan, namun bisa ditangani agar menjadi remisi. “Jadi sel kankernya dibuat tidur dan selalu dilakukan upaya pencegahan supaya tidak bangun lagi," kata Dr. dr. Noorwati Sutandyo Sp.PD (KHOM), Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik Mayapada Hospital Tangerang (MHTG).

Informasi dan pendaftaran pasien hubungi Hotline 150770 | Oncology Center Skrining Kanker Payudara, Ext: 2249

tags :

Onkologi Oncology Center