Ini Alasan Tak Semua Orang Bisa Lakukan Operasi Bariatrik

...

Operasi bariatrik belakangan menjadi sorotan masyarakat karena dianggap sebagai solusi menurunkan berat badan dalam waktu relatif singkat. Tidak heran, bariatrik sering disebut sebagai jalan pintas menuju tubuh ideal. Namun, apakah benar demikian? 

Rupanya, tidak semua penderita obesitas dapat atau sebaiknya menjalani prosedur operasi bariatrik. Dr. dr. Errawan Wiradisuria, SpB.Subsp.BD(K), M.Kes, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif di Mayapada Hospital Jakarta Selatan & Kuningan,  menjelaskan bahwa bariatrik sering direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi obesitas, memperbaiki penyakit penyerta (komorbid) serta metabolisme pasien sehingga keluhan obesitas hilang, sedangkan penurunan berat badan adalah bonus untuk pasien.

“Operasi bariatrik mengubah struktur saluran pencernaan, yang berfungsi membatasi asupan makanan sekaligus mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan nafsu makan. Namun, sebelum memutuskan apakah seseorang cocok menjalani prosedur ini, dokter akan mempertimbangkan sejumlah indikasi medis yang harus dipenuhi,” ujar dr. Errawan.

Menurut dr. Errawan, operasi bariatrik dapat menurunkan berat badan dengan cepat dalam rentang satu sampai tiga bulan pertama. Tetapi lambung bisa saja kembali membesar sekitar 30 persen, jika tidak diimbangi dengan olahraga dan pola makan yang baik.

Melengkapi penjelasan tersebut, Dr. dr. Reno Rudiman, MSc, SpB-Subsp BD (K), FICS, FCSI, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif dari Mayapada Hospital Bandung memaparkan bahwa pembedahan bariatrik dilakukan dengan teknik minimal invasif laparoskopi, hanya menimbulkan sayatan kecil selebar 5 mm, 11 mm, atau 12 mm, sehingga proses pemulihan menjadi lebih cepat. Bedah bariatrik sendiri memiliki beberapa metode, satu diantaranya adalah Sleeve Gastrectomy yang dianggap paling sederhana, dan relatif aman. 

Bariatrik dilakukan dengan membuang sekitar 65-70% bagian lambung supaya daya tampung lambung berkurang signifikan sehingga pasien jadi lebih cepat kenyang. “Metode ini biasanya diterapkan pada pasien dengan BMI (Indeks Massa Tubuh) di bawah 50. Di atas itu, dokter harus memikirkan lagi tindakan penyerta yang bisa dilakukan bersamaan dengan operasi bariatrik untuk memaksimalkan penurunan berat badan,” jelasnya.

Baca juga: Mayapada Hospital Bandung Sukses Lakukan Operasi Bariatrik Pertama pada Pasien Obesitas

Dr. Anita Hartono, Sp.B-KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif dari Mayapada Hospital Surabaya, menjelaskan “Bariatrik hanya bisa diikuti oleh mereka yang BMI-nya di atas 35 dalam rentang usia 15-70 tahun. Namun, bisa juga dilakukan oleh mereka dengan BMI 30 yang memiliki komorbid. Bahkan bagi yang punya riwayat diabetes selama 10 tahun yang tidak lagi merespons pengobatan, prosedur ini tetap dapat dilakukan pada BMI 27,5,” jelas dr. Anita.

Sementara itu, bariatrik tidak disarankan untuk pasien yang punya riwayat kanker, penyakit jantung, stroke, post-kateterisasi, bipolar berat atau pasien dengan status fungsional kurang baik karena dianggap tidak fit untuk menjalani operasi. “Kesiapan mental dan psikis pasien menjadi faktor penting sebelum menjalani operasi bariatrik. Prosedur ini membawa perubahan besar pada pola makan, yang membutuhkan komitmen jangka panjang. Karena itu, jika pasien belum siap secara mental, sebaiknya tindakan bariatrik ditunda hingga benar-benar siap,” lanjut dr. Anita.

Operasi bariatrik ini mungkin menjadi solusi bagi Anda dalam mengatasi obesitas, memperbaiki penyakit penyerta (komorbid) serta metabolisme. Namun untuk memastikannya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter yang ahli dan berpengalaman seperti dr. Errawan, dr. Reno, dan dr. Anita, serta dokter lain yang praktik di Gastrohepatology Center Mayapada Hospital. 

Gastrohepatology Center adalah salah satu layanan unggulan yang ada di seluruh unit Mayapada Hospital untuk menangani masalah saluran cerna secara komprehensif mulai dari skrining, diagnosis, dan pembedahan dengan standar protokol internasional.

Untuk mendapat solusi komprehensif terhadap kondisi saluran cerna, Anda dapat melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan dokter di Gastrohepatology Center Mayapada Hospital melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. MyCare memudahkan pasien mendapat nomor antrian lebih awal karena pasien dapat melakukan pembayaran langsung dari aplikasi di mana sudah terintegrasi dengan  berbagai metode pembayaran. 

MyCare juga dapat membantu Anda menjalankan olahraga yang sehat dengan terhubung ke Google Fit dan Health Access untuk menghitung jumlah langkah kaki, detak jantung, jumlah kalori terbakar, dan body mass index (BMI). Banyak tips kesehatan lainnya di MyCare dalam fitur Health Articles & Tips. Anda dapat unduh MyCare by Mayapada Hospital dan mendapat reward point saat registrasi pertama kali untuk dipakai sebagai potongan harga layanan. 

Selanjutnya: Mayapada Hospital Surabaya Sukses Tangani Pasien Aneurisma Aorta dengan Tindakan EVAR

tags :

Gastrohepatology Center Bariatrik