Lebih Jauh Mengenal ROP (Retinopathy of Premature) pada Bayi Prematur

...

ROP (Retinopathy of Premature) merupakan suatu kelainan pada mata yang dapat mengakibatkan kebutaan, biasanya terjadi pada bayi-bayi prematur dengan berat lahir rendah. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan pembentukan pembuluh darah retina, sehingga terbentuk pembuluh darah abnormal di retina.

Perkembangan pembuluh darah retina pada janin dimulai pada minggu ke-16 dan akan berkembang dari arah dalam (arteri retina sentralis) menuju ke arah luar, biasanya perkembangan ini akan menjadi komplit di atas usia 38 minggu (aterm).

Pada bayi-bayi dengan kelahiran prematur, pembuluh darah retina belum berkembang lengkap, sehingga ketika bayi prematur berada di luar rahim dengan kondisi oksigen lebih tinggi dibandingkan di dalam rahim, maka terjadi proses vasokonstriksi pembuluh darah retina dan kemudian akan menghentikan pertumbuhan pembuluh darah di dalam retina.

Hal ini menyebabkan daerah yang belum terbentuk pembuluh darahnya mengalami keadaan hipoksia dan terbentuknya pembuluh darah yang abnormal (neovaskularisasi) akan menyebabkan terjadinya proses eksudatif di retina dan akan terjadi retinal detachment.

Apakah semua bayi prematur dapat terkena ROP?

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang neonatal care, maka bayi prematur yang sangat kecil bisa diselamatkan sangat beresiko terkena ROP. 

Tidak semua bayi prematur terkena ROP. Di Amerika Serikat, dari 28.000 kelahiran dengan berat lahir di bawah 1500 gram, 14.000-16.000 terdeteksi ROP. Sekitar 90% merupakan ROP dengan derajat ringan yang tidak membutuhkan tindakan. 

Sementara, sekitar 1.100-1.500 bayi dengan ROP sedang dan berat mendapatkan penanganan medis. Sekitar 400-600 bayi menjadi buta karena ROP setiap tahunnya

Menurut penelitian di RSCM tahun 2005-2010, terdapat 32 bayi dari 269 bayi dengan berat lahir di bawah 2000 gram dan usia kehamilan di bawah 37 minggu menderita ROP (11,9%) dengan ROP berat dan membutuhkan tindakan medis sebesar 4,8 %

American Ophthalmologist Association merekomendasikan skrining pada bayi-bayi dengan :

  • Berat lahir di bawah 1500 gram dan usia kehamilan di bawah atau sama dengan 32 minggu.
  • Berat lahir 1500-2000 gram atau di atas atau sama dengan 32 minggu dengan riwayat gangguan pernapasan dan membutuhkan oksigen saat kelahiran.
  • Semua bayi dengan faktor risiko seperti: Sindrom gangguan pernapasan, sepsis, gangguan jantung bawaan, riwayat transfusi darah, kelahiran kembar serta riwayat pemakaian oksigen lebih dari 28 hari.

Kapan skrining yang tepat untuk ROP?

Pengukuran bayi untuk skrining ROP pertama kali sebaiknya disesuaikan dengan usia bayi post menstruasi (HPHT). Selain itu juga harus mempertimbangkan kecepatan progresivitas dari ROP menjadi ablasio retina serta meminimalisasi risiko trauma pada bayi.

Untuk pemeriksaan lanjutan biasanya ditentukan dengan stage ROP dan lokasi ROP serta ada tidaknya progresivitas dari ROP

Skrining ROP menggunakan Retcam

Saat ini, di Indonesia ada beberapa cara mendeteksi ROP, salah satunya menggunakan digital imaging seperti RetCam.

Keunggulan RetCam:

  • Kondisi gambar bersifat riil, merupakan gambar retina saat itu.
  • Pemeriksaan hanya membutuhkan waktu yang singkat sekitar 15-30 menit per pasien.
  • Menggunakan lubrikan untuk melapisi permukaan mata sehingga kemungkinan trauma lebih kecil.
  • Dapat melihat melihat progresivitas atau perkembangan penyakit atau terapi dengan baik.
  • Pemeriksaan bersifat digital sehingga data dapat dicetak atau disimpan dalam keping CD sehingga memudahkan untuk melakukan telekonsultasi.

Pemeriksaan ROP menggunakan RetCam dapat dilakukan di Mayapada Hospital Kuningan (MHKN). Informasi lebih lanjut, hubungi hotline 150770.

Ditulis oleh:

dr. Adhi Wicaksono, Sp.M
Dokter Spesialis Mata (Oftalmologi)
Mayapada Hospital Kuningan (MHKN)

Lihat jadwal praktik di sini

tags :

Spesialis Mata