Pulih Tanpa Cemas: Tips Jitu Atasi Cedera Pasca Maraton

Masih terbayang serunya Surabaya Medic Air Run 2025 kemarin? Selamat bagi kamu yang berhasil sampai ke garis finis!
Tapi bagaimana jika sekarang tubuh mulai terasa pegal, nyeri, atau bahkan mengalami cedera setelah maraton? Tenang, kondisi ini cukup umum. Yang penting, kamu tahu jenis cederanya dan kapan waktunya ke dokter.
Jenis cedera umum setelah maraton
Menurut Prof. Dr. dr. Dwikora Novembri Utomo, Sp.OT(K), Dokter Spesialis Ortopedi di Mayapada Hospital Surabaya, pelari maraton bisa mengalami:
- Cedera paha karena otot hamstring bekerja intens.
- Cedera lutut akibat benturan.
- Cedera betis akibat kontraksi otot berlebihan.
- Sprain (sendi bergerak melebihi batas normal).
- Strain (tarikan berlebih pada otot/tendon).
- Patah tulang.
- Pergeseran sendi (dislokasi).
Apa yang harus dilakukan?
dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin, Sp.OT, Dokter Spesialis Ortopedi di Mayapada Hospital Surabaya, menjelaskan bahwa penanganan awal bisa menggunakan metode PRICE, terutama dalam 24–36 jam pertama:
- Protection: Lindungi area cedera dengan penyangga atau bidai.
- Rest: Istirahatkan tubuh, hindari aktivitas berat.
- Ice: Kompres dengan es selama 15–20 menit tiap 2–3 jam.
- Compression: Balut dengan perban elastis untuk mengurangi pembengkakan.
- Elevation: Angkat bagian yang cedera lebih tinggi dari tubuh lainnya.
Jika cedera tidak membaik dan disertai gejala seperti nyeri parah, pembengkakan, benjolan, sendi berbunyi saat digerakkan, sulit berjalan, kehilangan keseimbangan, demam, atau sesak napas, segera periksa ke dokter!
Baca juga: Ketahui Lima Cedera yang Sering Menimpa Para Golfer
Non-operatif atau operasi?
dr. Petrasama, Sp.OT(K), Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Cedera Olahraga di Mayapada Hospital Tangerang, mengatakan, penanganan non-operatif meliputi:
- Obat pereda nyeri dan pembengkakan.
- Imobilisasi dengan perban elastis atau brace ringan.
- Rehabilitasi: fisioterapi, stimulasi listrik, ultrasound, shockwave, laser, latihan fleksibilitas dan penguatan otot.
Jika tindakan operatif diperlukan, biasanya menggunakan metode arthroscopy.
“Arthroscopy dilakukan dengan teknik minimal invasif untuk mendiagnosis dan mengatasi masalah pada sendi. Risiko infeksi lebih kecil dan pemulihan lebih cepat,” jelas dr. Sapto Adji Hardjosworo, Sp.OT(K), dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
Solusi lengkap pemulihan runners di Mayapada Hospital
Untuk runners yang baru saja mengikuti Surabaya Medic Air Run 2025, Mayapada Hospital Surabaya siap mendukung proses pemulihan dengan layanan Medical Check Up (MCU) Runner, pemeriksaan VO2 Max, dan EKG.
Mayapada Hospital juga memiliki Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC), pusat layanan cedera olahraga berstandar internasional yang mencakup pencegahan cedera, screening, peningkatan performa, penanganan cedera, hingga pemulihan. Layanan ini didukung tim dokter multidisiplin dan fasilitas lengkap seperti gym, VO2 Max, serta Body Composition Analysis.
Menjadwalkan konsultasi dengan dokter di SITPEC Mayapada Hospital juga dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun melalui aplikasi MyCare, yang dapat membantu menentukan jadwal pemeriksaan, konsultasi dokter, hingga mengakses layanan kegawatdaruratan dengan mudah.
Aplikasi ini juga memiliki fitur Health Articles & Tips yang memuat tips dan informasi seputar olahraga lari, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).
#JadiMudah Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store sekarang dan dapatkan reward poin potongan harga bagi pengguna baru untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.
Selanjutnya: Cedera Setelah Maraton? Simak Cara Pulih Cepat Usai Medic Air Run Surabaya 2025
tags :
Sports Injury Treatment And Performance Center Cedera Olahraga Sitpec