Cedera Setelah Maraton? Simak Cara Pulih Cepat Usai Medic Air Run Surabaya 2025

Selamat bagi para runners yang berhasil menuntaskan Surabaya Medic Air Run 2025! Tapi, mungkin sebagian dari kamu masih merasakan nyeri atau pegal karena cedera ringan selama berlari kemarin?
Apa sebenarnya yang menyebabkan cedera setelah maraton sering terjadi?
Menurut dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin., Sp.OT, Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Mayapada Hospital Surabaya, tubuh mengalami kelelahan ekstrem setelah maraton akibat besarnya energi yang dikeluarkan. Risiko cedera meningkat jika teknik lari kurang tepat, memakai sepatu yang tidak sesuai, atau memiliki riwayat cedera sebelumnya.
Cedera umum usai maraton: Kenali tanda-tandanya
Beberapa jenis cedera yang paling sering dialami pelari:
- Ankle Sprain (Terkilir/Keseleo): sering terjadi dan kerap diremehkan, padahal bisa berulang jika tidak ditangani.
- Runner’s Knee (Patellofemoral Pain Syndrome): nyeri di depan lutut akibat beban berulang.
- Iliotibial Band Syndrome (ITBS): nyeri di sisi luar lutut karena peradangan jaringan dari pinggul hingga lutut.
- Plantar Fasciitis: nyeri tajam di tumit saat bangun tidur, akibat peradangan jaringan di bawah kaki.
- Meniscus Injury: cedera bantalan sendi lutut, sering tidak bergejala tapi bisa berbahaya.
Prof. DR. dr. Dwikora Novembri Utomo, Sp.OT(K), Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Surabaya, menjelaskan bahwa meniskus berfungsi meredam hentakan. Jika otot tungkai lemah, risiko kerusakan meniskus meningkat karena beban tidak seimbang.
Baca juga: Kenali Jenis Cedera Olahraga yang Sering Terjadi dan Cara Penanganannya
Cedera? Lakukan ini dulu!
Penanganan awal bisa dilakukan dengan metode RICE:
- Rest: Istirahatkan bagian yang cedera.
- Ice: Kompres dengan es 15–20 menit setiap 2–3 jam.
- Compress: Balut dengan perban elastis.
- Elevate: Tinggikan area cedera.
Lakukan dalam 24–36 jam pertama. Namun, jika gejala memburuk, bengkak, benjolan, nyeri hebat, sulit gerak, kehilangan keseimbangan, atau bahkan demam, segera konsultasi ke dokter.
Kapan harus ke Dokter?
dr. Sapto Adji Harjosworo, Sp.OT(K), Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa:
- Penanganan non-operatif: meliputi obat pereda nyeri, pembatasan gerak, dan fisioterapi seperti stimulasi otot, pijat, dan latihan.
- Penanganan operatif: dilakukan dengan artroskopi, metode bedah minimal invasif menggunakan sayatan kecil, risiko infeksi rendah, dan pemulihan lebih cepat.
Untuk pemulihan cedera pasca maraton, Mayapada Hospital Surabaya, sebagai partner utama, memberikan berbagai layanan pendukung, seperti pemeriksaan EKG, hingga Medical Check Up (MCU) Runner dan VO2 Max. Runners juga dapat berkonsultasi dengan dokter ahli lewat layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital, yang komprehensif untuk peningkatan performa fisik setelah maraton. Layanan ini dilengkapi fasilitas modern seperti gym, VO2 max, dan Body Composition Analysis.
Konsultasi dengan dokter di SITPEC Mayapada Hospital juga dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun melalui aplikasi MyCare, yang dapat membantu menentukan jadwal pemeriksaan, hingga mengakses layanan kegawatdaruratan.
Aplikasi ini juga memiliki fitur Health Articles & Tips yang memuat tips dan informasi seputar olahraga lari, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).
#JadiMudah Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store sekarang dan dapatkan reward poin potongan harga bagi pengguna baru untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.
Selanjutnya: Pulih Tanpa Cemas: Tips Jitu Atasi Cedera Pasca Maraton
tags :
Sitpec Cedera Sports Injury Treatment And Performance Center