Ada Benjolan di Payudara? Ini Tips dari Dokter Mayapada Hospital Nusantara

...

Dukungan masyarakat dari berbagai kalangan dan para profesional dari berbagai sektor industri memegang peranan dalam transformasi pembangunan wilayah Kalimantan Timur, terutama dengan adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Termasuk, para perempuan profesional tangguh yang menjalani berbagai peran, mulai dari pemimpin di perusahaan atau institusi, akademisi, hingga penggerak komunitas lokal. 

Di tengah padatnya aktivitas dan kesibukannya dalam bekerja, para perempuan yang berada di IKN, Kalimantan Timur, dan sekitarnya juga menghadapi tantangan, seperti beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang menuntut perhatian ekstra terhadap kesehatan. 

Gaya hidup yang berubah, paparan risiko kesehatan lingkungan, serta kurangnya waktu untuk diri sendiri sering kali membuat perempuan mengabaikan kesehatan pribadi, salah satunya terhadap kesehatan payudara.

Padahal, menurut data Global Cancer Observatory tahun 2022 terdapat 66,2 ribu temuan baru kasus kanker payudara pada perempuan di Indonesia dengan rasio mencapai 30,1 persen. 

Kunci untuk menghindari ancaman risiko kanker payudara, adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan melakukan deteksi dini.

Kabar baiknya, di wilayah Kalimantan Timur, sudah ada rumah sakit yang andal dan terpercaya yaitu Mayapada Hospital Nusantara, yang berlokasi di IKN, di mana para perempuan dapat melakukan pemeriksaan dan deteksi dini dengan aman dan nyaman.  

Dokter Spesialis Bedah Umum Mayapada Hospital Nusantara, dr. Lahuda Adjinegoro, Sp.B., M.Ked.Klin, mengatakan “Deteksi dini dapat segera dilakukan salah satunya jika ditemui benjolan payudara. Meskipun tak semua benjolan payudara merupakan pertanda masalah serius, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai dan harus segera diperiksakan ke dokter.” 

Baca juga: Peran Penting Pemeriksaan Imunohistokimia untuk Kanker Payudara

Lantas kapan benjolan payudara harus menjadi perhatian serius? Dokter Lahuda melanjutkan, “Ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, seperti benjolan terasa keras, tidak ada rasa nyeri, terus membesar, atau disertai perubahan bentuk puting susu, dapat pula perubahan permukaan kulit dan atau luka di kulit payudara yang tidak kunjung sembuh,” jelasnya. 

Beberapa tanda tersebut menjadi sinyal untuk melakukan pemeriksaan guna mengetahui penyebab benjolan dan mendeteksi potensi kanker sejak awal. Oleh karena itu, Dokter Lahuda      menekankan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri      secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika mendapat benjolan atau perubahan pada payudara. 

Dokter Lahuda berpesan untuk tidak perlu takut melakukan deteksi dini payudara. Ia menekankan, “Jangan ragu untuk memeriksakan benjolan payudara jika Anda memiliki kekhawatiran. Segera konsultasi ke dokter dan tidak perlu ditunda karena mayoritas pasien yang datang dengan benjolan payudara biasanya bersifat tumor jinak, jadi tidak perlu takut dan malah overthinking. Dengan deteksi dini, banyak jenis benjolan dan kanker payudara dapat disembuhkan.” 

Prosedur pemeriksaan payudara meliputi beberapa rangkaian dimulai dari pemeriksaan fisik, di mana dokter akan memeriksa payudara untuk menilai ukuran, bentuk, dan konsistensi benjolan. 

Kemudian, pemeriksaan mammografi yang menggunakan sinar-X seperti rontgen, untuk menghasilkan gambar jaringan payudara. Ada pula pemeriksaan ultrasonografi payudara dengan bantuan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jaringan payudara secara langsung. 

“Pemeriksaan komprehensif yang harus dilakukan selanjutnya sebagai suatu standar baku (gold standard) adalah dengan biopsi, yakni pengambilan sampel jaringan dari benjolan untuk kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium oleh dokter spesialis patologi anatomi, sehingga diketahui apakah sel bersifat jinak atau ganas,” tambah dr. Lahuda. 

Untuk menjadwalkan konsultasi dan deteksi dini bersama Dokter Lahuda, dapat dilakukan dengan mengakses melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. MyCare memudahkan pasien untuk melakukan penjadwalan konsultasi dan pemeriksaan termasuk pembayaran melalui berbagai metode pembayaran. Unduh MyCare by Mayapada Hospital, serta terdapat reward point setelah registrasi yang dapat digunakan untuk potongan harga berbagai layanan Mayapada Hospital. 

Kemajuan di bidang kedokteran membawa perkembangan dalam prosedur biopsi, yang kini dapat dilakukan dengan minimal invasif (minim sayatan), dikenal dengan Biopsi Vakum Payudara atau Vacuum Assisted Breast Biopsy (VABB). Salah satu dokter ahli dan berpengalaman dalam melakukan VABB adalah dr.Bayu Brahma, Sp.B(K)Onk, Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang berpraktik di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. 

Tindakan ini memungkinkan untuk dilakukan bagi pasien di wilayah Kalimantan Timur yang membutuhkan tindakan VABB, dengan adanya integrasi layanan antar unit Mayapada Hospital, terutama dengan adanya layanan Oncology Center yang berfokus pada penanganan kanker secara komprehensif. 

VABB dilakukan dengan alat vakum yang canggih pada area yang sudah diidentifikasi. dr.Bayu Brahma, Sp.B(K)Onk yang berpengalaman melakukan lebih dari 100 tindakan VABB di Jakarta, kemudian menjelaskan bahwa teknologi VABB memiliki beberapa keunggulan untuk pasien karena luka sayat lebih minim, risiko infeksi lebih minimal, durasi tindakan lebih cepat, keakuratan lebih baik, dan pemulihan pasca-tindakan menjadi lebih cepat. 

“Teknik VABB sangat bermanfaat untuk kasus-kasus yang tidak memerlukan biopsi bedah, salah satu contoh pada kasus tumor atau benjolan yang dicurigai jinak. Pada kasus tumor jinak dengan kondisi tertentu, contohnya berukuran sangat kecil, VABB bahkan bisa sekaligus dilakukan untuk mengangkat tumor secara keseluruhan, sehingga pasien tidak membutuhkan operasi terbuka atau proses bedah yang lebih invasif,” terang Dokter Bayu.

Dalam memberikan perawatan kanker secara komprehensif, seluruh unit Mayapada Hospital telah terintegrasi dengan adanya layanan Oncology Center. Layanan ini menerapkan pelayanan berstandar internasional, yang terdiri dari tim multidisiplin dengan Tumor Board aktif untuk memberikan rencana perawatan yang tepat. Selain itu, pasien akan dipandu oleh tim Patient Navigator yang berpengalaman dalam mendampingi pasien menjalani rangkaian perawatan kanker. 

Khususnya untuk kanker payudara, Oncology Center Mayapada Hospital baru saja menghadirkan layanan Mayapada Breast Clinic yang berlokasi di unit Mayapada Hospital Jakarta Selatan sebagai layanan satu pintu (one stop services) untuk menangani keluhan terkait kesehatan payudara mulai dari pencegahan kanker payudara, deteksi, pengobatan kanker payudara, hingga perawatan pasca operasi kanker payudara.

Selanjutnya: Ini Risiko Masalah Pencernaan di Balik Nikmatnya Hidangan Kuliner Indonesia

tags :

Oncology Center