Mengenal Malformasi Pembuluh Darah (AVM) pada Otak

...

Stroke | Malformasi pembuluh darah

Malformasi pembuluh darah, atau dalam istilah medis disebut Arteriovenous Malformation (AVM) adalah kelainan perkembangan pembuluh darah yang menghubungkan arteri dan vena, sehingga mengganggu aliran darah. Pada keadaan normal, terdapat pembuluh kapiler di antara arteri dan vena. 

Pada keadaan AVM, darah dialirkan dari arteri ke vena drainase melalui nidus, yang berbentuk seperti benang kusut, menghasilkan kecepatan aliran yang lebih tinggi dari arteri yang normal, serta tekanan yang lebih tinggi dari keadaan normal pada vena drainase. Nidus bersifat rapuh dan gampang pecah sewaktu waktu.

Faktor lain yang berkontribusi yaitu, sumbatan aliran keluar vena yang dapat diakibatkan oleh laju aliran arteri yang berlangsung lama, area iskemik di otak akibat pencurian aliran arteri (steal phenomena), dan kompartementalisasi.

Gambaran perdarahan akibat pecahnya AVM, mencakup adanya aneurisma intranidal  atau drainase melalui vena dalam, sumbatan aliran keluar vena.

Prevalensi AVM yang tanpa gejala, memakai MRI kepala sebesar 0,05%. Prevalensi AVM yang terdeteksi tanpa gejala atau bergejala pada populasi sebesar 10-18 per 100.000 orang dewasa .Insidensinya ≈1,3 per 100.000 orang per tahun.                             

Risiko tahunan perdarahan otak pertama kali terjadi pada kasus AVM yang tidak ruptur sebesar 1,3% . Risiko perdarahan otak  berulang, 4 kali lebih tinggi yaitu 4,8% pada orang dengan AVM yang sudah pernah ruptur. Manifestasi AVM yang pecah menyebabkan  stroke perdarahan atau hemoragik  (58%), kejang  (34%), atau gejala lain seperti gangguan neurologis progresif (8%).

Lokasi AVM yang paling sering didapat, adalah di otak dan tulang belakang. Penyebab terbentuknya AVM pada otak belum diketahui dengan pasti, namun diduga terjadi akibat kelainan genetik dan dapat diturunkan dalam keluarga. Kebanyakan AVM sudah ada saat lahir dan terbentuk selama perkembangan janin, namun AVM juga dapat terbentuk di kemudian hari.

AVM pada otak dapat terbentuk tanpa menimbulkan gejala sama sekali hingga terjadi ruptur atau pecah dan menyebabkan stroke perdarahan di otak. Namun pada sebagian orang, dapat juga timbul gejala selain perdarahan otak, seperti nyeri kepala pada 1 sisi atau area kepala, kejang, kelemahan pada satu sisi anggota gerak, maupun gangguan neurologis lainnya disebabkan akibat ukuran AVM yang semakin membesar dan menekan jaringan otak. Stroke perdarahan di otak akibat pecahnya AVM merupakan kondisi mengancam nyawa dan memerlukan tindakan medis segera.


Diagnosis Malformasi pembuluh darah

Untuk mendiagnosis malformasi pembuluh darah, dokter akan melakukan wawancara medis serta pemeriksaan fisik dan neurologis. Selain itu, dokter juga akan meminta satu atau beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Angiografi otak atau DSA
    Suatu prosedur diagnostik untuk melihat gambaran pembuluh darah otak dan juga leher. Tindakan dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di lipatan paha dan di navigasikan sampai ke leher dengan bantuan wire dan dipandu dengan fluoroskopi.

    Kemudian dimasukkan zat kontras dicampur dengan pengencer darah ke dalam kateter dan akan masuk ke pembuluh darah leher dan otak, lalu diambil gambar menggunakan sinar X (fluoroskopi) sehingga didapatkan gambar pembuluh darah leher dan otak secara detail.
     
  • Pencitraan dengan CT atau MRI kepala atau pun CT Angiografi atau MR Angiografi


Terapi malformasi pembuluh darah

Pilihan terapi utama untuk malformasi pembuluh darah adalah pembedahan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya ruptur dan perdarahan, serta mencegah kejang dan komplikasi neurologis lainnya. Terdapat 3 pilihan penatalaksanaan, antara lain:
​​​

  • Embolisasi endovaskular
    Merupakan tindakan minimal invasif yang dilakukan menggunakan bantuan angiografi dengan menyuntikkan agen embolisasi untuk menyumbat pembuluh darah menuju AVM sehingga mengurangi tekanan di otak, aliran darah di otak Kembali normal dan mencegah ruptur ulang AVM.
     
  • Operasi pengangkatan atau reseksi
    Dilakukan apabila AVM terletak pada area yang dangkal dan mudah dijangkau. Dengan bantuan mikroskop bedah, dokter menutup AVM dengan klip khusus dan mengangkatnya dari jaringan otak sekitarnya.
     
  • Stereotactic radiosurgery (SRS)
    Merupakan tindakan non invasif menggunakan radiasi sinar gamma yang difokuskan untuk menghancurkan AVM dari luar.
     

Mayapada Hospital Bandung (MHBD) melalui salah satu pusat layanan unggulannya yakni Tahir Neuroscience Center terus mengembangkan pelayanan di bidang Neurologi dengan memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan keselamatan pasien dan hasil pengobatan yang lebih baik. 

Salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan keberhasilan melakukan tindakan Embolisasi Endovaskular pada stroke perdarahan yang disebabkan pecahnya malformasi pembuluh darah otak (AVM). 

Tindakan tersebut dilakukan pada pasien laki-laki berusia 39 tahun dengan keluhan lemah pada anggota gerak sebelah kanan secara mendadak disertai gangguan daya ingat dan bicara. 

Dokter saraf konsultan intervensi Mayapada Hospital Bandung (MHBD), dr. Condrad MP Pasaribu, Sp.N.(K) FINS kemudian melakukan tindakan DSA dan embolisasi endovaskular untuk menemukan dan mengatasi penyebab keluhan.

Tindakan dilakukan dengan memakai bius (anestesi) umum di ruangan Cath lab (ruangan kateterisasi). Pasca tindakan, keluhan pasien membaik, dapat berbicara dan bercerita dengan lancar, serta tidak didapatkan nyeri kepala, kelemahan anggota gerak atau gangguan saraf yang lain.

Setelah menjalani pengobatan AVM dengan metode-metode di atas, pasien masih perlu melakukan pemeriksaan berkala ke dokter, untuk memastikan AVM telah sembuh sepenuhnya dan tidak kambuh kembali. Pemeriksaan rutin juga diperlukan apabila AVM berada di area otak yang sulit untuk ditangani, atau tidak menimbulkan gejala dan hanya membutuhkan pengawasan dari dokter. 

Informasi lebih lanjut untuk penanganan AVM, hubungi Call Center 150770

Direview oleh:
dr. Condrad MP Pasaribu, Sp.N (K) FINS
Dokter Spesialis Neurologi (Saraf & Otak) - Intervensi
Mayapada Hospital Bandung (MHBD)

Lihat jadwal praktek di sini

tags :

Tahir Neuroscience Center Spesialis Saraf Dan Otak Avm