Pace Boleh Kencang, Heart Rate Juga Harus Tenang! Ini Tips untuk Runner

Melatih kecepatan lari (running pace) saja tidak cukup, terutama jika kamu ingin tampil optimal di Pocari Sweat Run Indonesia 2025. Kamu juga harus tahu cara menjaga detak jantung (heart rate) agar performa maksimal dan tubuh tetap aman.
Sebagai official medical partner, Mayapada Hospital mendukung semua runner agar bisa lari lebih jauh, lebih sehat, dan lebih aman.
Heart Rate vs Pace: Apa Bedanya?
Secara alami, semakin cepat pace-mu, heart rate juga akan naik. Tapi kalau jantung tetap berdebar kencang bahkan setelah kamu memperlambat lari, bisa jadi tubuhmu bekerja terlalu keras.
Menurut dr. Agus Harsoyo, SpJP(K), PhD, FIHA, MM, PIA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia dan Intervensi Mayapada Hospital Kuningan:
“Tinggi rendahnya heart rate bisa dipengaruhi oleh suhu panas, kelembaban, dehidrasi, atau tanjakan saat lari, semua ini bikin jantung tetap kerja keras meski pace sudah diturunkan.”
Berapa Heart Rate yang Ideal Saat Lari?
Berdasarkan American Heart Association:
- Latihan intensitas sedang: 50–70% dari HR Max
- Latihan intensitas tinggi: 70–85% dari HR Max
Rumus cepat:
HR Max = 208 – (usia x 0,7)
Contoh: Usia 30 → HR Max = 187 → Target saat lari intens = ±130–160 bpm
Runners juga perlu memahami istilah Heart Rate Reserve (HRR) yaitu selisih antara detak jantung maksimal dan detak jantung saat istirahat. Zona target olahraga bisa dihitung dari 70–85 persen HRR, lalu ditambah detak jantung istirahat. Runners bisa menggunakan alat pelacak detak jantung selama 15 detik, lalu dikalikan 4 untuk memantau apakah sudah masuk zona target.
Baca juga: Running Pace vs Heart Rate, Mana yang Penting untuk Runner?
Tips Jaga Balance antara Pace dan Heart Rate
Menurut dr. Agus:
- Cek target pace & detak jantung sebelum mulai
- Di awal lari, heart rate akan naik → wajar
- Seiring rutin latihan, detak jantung akan lebih stabil
- Naikkan pace bertahap (misal: dari 6’/km ke 5’/km)
- Baru mulai olahraga? Konsultasi dulu ke dokter
Batas Aman Heart Rate
dr. Dendi Puji Wahyudi, SpJP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Jantung Intervensi Mayapada Hospital Bandung menjelaskan:
“DNM diukur menggunakan rumus 220 dikurangi usia. Misalnya, jika Anda berumur 40 tahun, maka denyut nadi maksimal Anda berada di angka 180. Pastikan pace nyaman dan heart rate tetap berada di zona aman, terutama saat berlari jarak jauh."
Layanan Kesehatan Khusus Runner di Mayapada Hospital
Sebagai official medical partner Pocari Sweat Run Indonesia 2025 (19–20 Juli), Mayapada Hospital menghadirkan:
- Self Health Assessment
- Promo MCU Runners
- Tes VO₂ Max
- Konsultasi dengan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga
- Pemeriksaan komprehensif di SITPEC
Di SITPEC (Sports Injury Treatment & Performance Center) kamu juga bisa:
- Skrining cedera
- Latihan performa
- Rehabilitasi pasca-lari
- Cek Body Composition & VO₂ Max
Konsultasi dapat dilakukan melalui aplikasi MyCare, untuk menentukan jadwal pemeriksaan, konsultasi dokter, hingga mengakses layanan kegawatdaruratan dengan mudah. Beragam tips seputar olahraga lari tersedia dalam fitur Health Articles & Tips. Ada pula fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga BMI.
#JadiMudah Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store sekarang dan dapatkan reward poin potongan harga bagi pengguna baru untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.
Selanjutnya: Mau Finish Aman di Pocari Sweat Run Indonesia 2025? Cegah 5 Cedera Ini!
tags :
Heart Race And Pace Cardiovascular Center Spesialis Jantung Dan Pembuluh Darah