Program Neurorestorasi: Harapan Pasien Stroke untuk Mengurangi Risiko Kecacatan

...

Terapi stroke | Neurorestorasi pasien stroke

Siapa yang tidak mengenal stroke. Penyakit stroke merupakan penyakit penyebab kematian ketiga terbanyak di Indonesia dan dunia setelah penyakit jantung dan kanker, dan penyebab kecacatan terbanyak. 

Dampak akibat stroke tidak hanya dirasakan saat sakit dan dirawat inap, namun berlanjut memberikan efek jangka panjang yang mempengaruhi kehidupan pasien. Stroke dapat menyebabkan kecacatan sementara maupun permanen, tergantung pada berapa lama terjadi gangguan aliran darah ke otak dan bagian otak mana yang terkena. 

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain kelumpuhan atau kelemahan otot, kekakuan/spastisitas otot, gangguan bahasa, kesulitan menelan, penurunan daya ingat dan fungsi kognitif, gangguan emosi dan depresi, serta nyeri. 

Komplikasi tersebut dapat mengganggu kegiatan sehari-hari dan kemampuan pasien dalam mengurus diri sendiri, sehingga akhirnya menurunkan kualitas hidup pasien dengan stroke. 

Untuk mengatasi gangguan-gangguan tersebut, pasien stroke perlu menjalani program neurorestorasi dan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi otak semaksimal mungkin dan meningkatkan kualitas hidup. 

Fase pemulihan ini umumnya berlangsung mulai dari 2 minggu sampai dengan 6 bulan pasca stroke dan merupakan fase penting untuk pemulihan fungsional. Salah satu bidang terapi baru yang dapat meningkatkan harapan bagi penderita stroke adalah dengan neurorestorasi. 
 

Apa itu Neurorestorasi?

Neurorestorasi adalah salah satu cabang ilmu saraf yang fokus pada perbaikan struktur serta fungsi saraf akibat kerusakan dari penyakit-penyakit saraf tertentu, termasuk salah satunya adalah stroke. 

Selain stroke, neurorestorasi juga dapat bermanfaat bagi penderita parkinson, kasus tumor dan infeksi pada otak dan saraf, bahkan kasus trauma atau kecelakaan.

Secara umum, neurorestorasi mencakup lima hal, yakni: Neuroplastisitas, Neurodegeneratif, Terapi Sel, Neuromodulasi, dan Neurorehabilitatif, di mana kelima hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan otak dan sistem saraf untuk memperbaiki diri. Prosedur neurorestorasi terdiri dari berbagai macam tindakan, tergantung cakupan dan klinis apa yang akan diperbaiki. 

Salah satu modalitas terapi yang dapat digunakan adalah neuromodulasi dengan menggunakan beberapa alat yang dapat menstimulasi otak dengan merangsang ataupun menghambat kerja dari sel-sel otak dan saraf. Alat neuromodulasi dapat menstimulasi otak melalui beberapa mekanisme:

Kedua alat neuromodulasi tersebut bekerja dengan mengalirkan gelombang elektromagnetik atau arus listrik melalui tulang tengkorak dan mencapai permukaan otak untuk menstimulasi sel-sel otak dengan harapan bisa memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. 

Keuntungan menggunakan kedua metode ini adalah tindakan dilakukan secara non invasif tanpa harus ada kontak langsung dengan otak atau tanpa melalui pembedahan, tidak memerlukan pembiusan, serta aman dan nyaman bagi pasien karena tidak menimbulkan nyeri. 

Namun perlu diingat bahwa neuromodulasi menggunakan TMS dan tDCS merupakan terapi tambahan dan bukan sebagai terapi utama pengganti obat. 

Selain kedua alat yang telah disebutkan di atas, masih banyak alat dan modalitas neurorestorasi lainnya, antara lain: Neurofeedback, dry needling yang bermanfaat untuk kekakuan dan nyeri otot, hingga terapi sel menggunakan sel punca (stem cell) untuk merestorasi sel-sel otak yang telah mati atau rusak. Terkait pemilihan dan efektivitas dari neurorestorasi bergantung pada berbagai hal termasuk kondisi klinis pasien dan derajat keluhannya. 

“Neurorestorasi dapat menjadi salah satu harapan untuk mengurangi risiko kecacatan dan gejala sisa pasca penyakit-penyakit pada otak dan saraf,” ujar dr. Deby Wahyuning Hadi, Sp.N, Subsp.NRE (K), Dokter Spesialis Neurologi (Saraf & Otak) - Konsultan Neurorestorasi dari Mayapada Hospital Surabaya (MHSB)

Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital menyediakan berbagai rangkaian pelayanan lengkap mulai dari diagnosa, terapi, pembedahan, hingga terapi restoratif dan rehabilitatif untuk perawatan lengkap dan menyeluruh gangguan-gangguan saraf.

Informasi lebih lanjut mengenai neurorestorasi, hubungi Call Center 150770

Direview oleh:
dr. Deby Wahyuning Hadi, Sp.N, Subsp.NRE (K)
Dokter Spesialis Neurologi (Saraf & Otak)
Konsultan Neurorestorasi
Mayapada Hospital Surabaya (MHSB)

Lihat jadwal praktek di sini

tags :

Tahir Neuroscience Center Spesialis Saraf Dan Otak Neurorestorasi