Kenali HIV/AIDS dan Penyebarannya

...

Jangan main-main dengan penyakit AIDS yang mematikan. Sekali terjangkit, selamanya virus HIV tidak akan hilang dari tubuh Anda.

Pemahaman tentang HIV/AIDS

HIV/AIDS merupakan hal yang berbeda tetapi saling berhubungan. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan gejala AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan bakteri, virus, jamur dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda.

HIV menyerang dan menghancurkan sel darah putih limfosit (CD4) yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Pengobatan yang ada saat ini belum bisa menghilangkan virus HIV sepenuhnya dari dalam tubuh Anda, masih ada sebagian kecil dalam jaringan tubuh yang tidak terjangkau oleh obat, sehingga membutuhkan pengobatan seumur hidup.

Sementara itu, AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat infeksi virus HIV. Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya berbagai penyakit lain, seperti infeksi jamur candida, tuberculosis, infeksi otak oleh toksoplasmosis, bahkan sampai terjadi kanker dan lain-lain yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh Anda.

“Jika seseorang terkena HIV dan diobati dengan baik maka yang bersangkutan akan dapat hidup normal kembali, beda dengan penyakit kronis seperti diabetes melitus masih dapat terjadi komplikasi seperti stroke, jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya,” kata dr. I Gede Rai Kosa Sp.PD-FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Mayapada Hospital Tangerang (MHTG).

“Intinya virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, kemudian setelah sistem kekebalan tubuh hancur, maka penyakit lain jadi gampang masuk ke dalam tubuh.”


Gejala HIV/AIDS

Gejala pertama

Gejala pertama kali seseorang terinfeksi virus HIV yang disebut infeksi primer tidak sepenuhnya bisa dikenali. Untuk itu, dokter harus melakukan beberapa tindakan/pengecekan kepada pasien sebagai berikut:

  • Pengecekan darah pasien
  • Mengetahui riwayat hubungan seksual
  • Penggunaan obat-obatan terlarang dan penggunaan jarum suntik


Gejala lanjutan
Gejala berikut akan muncul sesuai dengan infeksi “oportunistik” yang terjadi, bisa berupa penyakit TBC, jamur mulut (candidiasis), herpes, kanker, dan sebagainya.


Pengobatan pasien HIV/AIDS

Jika seseorang dengan HIV/ AIDS, dokter akan memberikan tindakan medis sesuai penyakit oportunistik yang ada di dalam tubuh pasien. Misalkan pasien terkena gejala TBC maka akan diberikan obat TBC, disertai dengan obat Antiretroviral (ARV) agar bisa menekan jumlah virus HIV dalam tubuh.

“Pengobatan pasien HIV/AIDS, pasien diharuskan rutin mengonsumsi obat (ARV) secara teratur seumur hidup. Selain kondisi klinis, dokter akan memonitor virus dan sel CD4 dalam tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS),” ujar dr. I Gede Rai Kosa Sp.PD.

Selain itu, pihak medis akan memberikan edukasi perihal penyakit HIV kepada pasien. Bimbingan konseling juga perlu diberikan agar pasien tidak down mentalnya, serta pengetahuan mengenai obat-obatan yang akan dikonsumsi.


Pencegahan HIV/AIDS

Dokter I Gede Rai Kosa Sp.PD menegaskan, perlunya menghapus stigma negatif masyarakat terhadap ODHA, karena tidak ada ODHA yang menginginkan terkena infeksi HIV. Yang harus diwaspadai adalah penularan penyakit ini.

Berikut cara pencegahan HIV/AIDS

  • Hindari hubungan seksual pranikah dan bergontaganti pasangan.
  • Hindari hubungan anal seks (karena penyebaran lewat anal seks lebih berisiko).
  • Jangan menggunakan jarum suntik tidak steril secara bergantian.
  • Lakukan cek darah sebelum dan saat hamil karena penularan penyakit ini bisa juga terjadi dari ibu ke anak pada saat hamil, proses persalinan dan menyusui.
  • Gunakan kondom pada prilaku seks berisiko.


Fakta lain HIV/AIDS

Perlu digaris bawahi, bahwa HIV tidak tertular dari air liur (ciuman), keringat, batuk, salaman, gigitan nyamuk, tinggal serumah dan makan bersama. Penularan hanya lewat cairan sperma dan vagina, air susu ibu, dan darah.

Terapkan pola hidup sehat tidak berisiko, setia pada pasangan, jauhi obat-obatan terlarang terutama napza suntik, gunakan jarum suntik steril. “Jauhi virusnya, bukan orangnya,” kata dr. I Gede Rai Kosa Sp.PD-FINASIM. (Foto hanya ilustrasi)

Narasumber:
dr. I Gede Rai Kosa, Sp.PD-FINASIM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Mayapada Hospital Tangerang (MHTG)

Lihat jadwal praktik di sini

Artikel ini bersumber dari majalah Health Insights Vol.14

tags :

Spesialis Penyakit Dalam Aids