Kenali Tanda Bahaya Sakit Kepala karena Tumor Otak
Sakit kepala merupakan salah satu keluhan yang paling sering dirasakan seseorang. Ada sejumlah faktor penyebab sakit kepala, salah satunya karena tumor otak. Karena itu, penting bagi kita mengenali karakteristik sakit kepala yang berhubungan dengan tumor.
Setidaknya ada 9 "tanda bahaya" atau red flags sakit kepala yang patut diwaspadai. Apa saja tanda sakit kepala itu?
-
Sakit kepala yang baru muncul atau akut, biasanya terasa lebih parah atau berubah dari pola yang biasa dirasakan.
-
Sakit kepala yang baru muncul saat menjadi dewasa, terutama di atas usia 50 tahun.
-
Sakit kepala pada orang dewasa yang lebih tua atau pada anak-anak.
-
Sakit kepala terasa saat aktivitas yang terjadi di malam atau pagi hari.
-
Sakit kepala yang bersifat progresif makin lama makin terasa sakit.
-
Sakit kepala yang berhubungan dengan demam atau gejala sistemik lainnya.
-
Sakit kepala dengan meningismus yang ditandai dengan leher terasa kaku, photophobia atau tidak tahan terhadap cahaya terang.
-
Sakit kepala dengan tanda-tanda perubahan neurologis yang baru seperti hilangnya kendali gerakan secara bertahap di lengan atau kaki, kelemahan atau mati rasa pada lengan atau kaki.
-
Sakit kepala yang timbul saat batuk, bersin, atau membungkuk.
Apabila mengalami salah satu keluhan sakit kepala seperti di atas, segera lakukan konsultasi dengan dokter. Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan dan skrining, apakah sakit kepala tersebut berhubungan dengan tumor otak atau masalah kesehatan lain.
Baca juga: Penyebab Sakit Kepala dan Pertolongan Pertamanya
Memahami lebih jauh tentang tumor otak
Tumor otak merupakan massa atau pertumbuhan abnormal sel di otak. Tumor otak ada yang bersifat jinak dan beberapa tumor otak bersifat kanker (ganas).
Tumor otak berasal dari otak itu sendiri atau penyebaran dari kanker di bagian tubuh lain yang disebut sebagai tumor otak metastasis.
Seberapa cepat tumor otak tumbuh bisa sangat bervariasi. Pertumbuhan tumor otak dapat mengganggu fungsi sistem saraf. Lokasi tumor otak juga turut mempengaruhi pertumbuhan.
Menurut dr. Sheila Agustini, Sp.S, Dokter Spesialis Saraf dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), "Selain sakit kepala, dapat muncul keluhan-keluhan lain yang dirasakan penderita tumor otak seperti rasa mual atau muntah yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.”
Lebih lanjut dr. Sheila Agustini, Sp.S mengatakan, keluhan lain penderita tumor otak adalah “masalah penglihatan atau pendengaran, gangguan memori atau kesulitan berpikir jernih, terjadi perubahan kepribadian atau perilaku, bahkan timbul kejang pada seseorang yang tidak pernah kejang."
Peran teknologi dalam penanganan tumor otak
Teknologi di dunia bedah saraf terus berkembang, dan tentunya untuk memaksimalkan keselamatan pasien dan hasil pengobatan yang lebih baik.
Mayapada Hospital terus mengembangkan layanan bedah saraf termasuk dengan adanya Neuronavigasi Intraoperative yang canggih serta tindakan ''Awake Brain Surgery" atau operasi otak terjaga.
Operasi otak terjaga merupakan tindakan bedah yang dilakukan kepada pasien tumor otak dalam kondisi pasien terjaga dan sadar. Tindakan ini dimungkinkan berkat penggunaan mikroskop bedah canggih "robotic visualization system" berstandar internasional Kinevo 900.
Dengan adanya mikroskop “robotic visualization system” dan Neuronavigasi Intraoperative, dokter spesialis bedah saraf beserta tim dokter dapat melakukan tindakan operasi secara minimal invasif dan lebih akurat untuk daerah-daerah otak yang terletak di area yang dalam dan sulit untuk dijangkau, sehingga akan menurunkan risiko dan memaksimalkan pengambilan jaringan tumor.
Jika tumor berada di area otak yang dapat menimbulkan kejang atau dekat bagian otak yang mengontrol penglihatan, gerakan, atau bicara, operasi otak terjaga merupakan pilihan terapi tumor otak di area elokuen (penting) tersebut.
Selama tindakan operasi, dokter akan mengajukan pertanyaan dan memantau aktivitas di otak saat pasien merespons.
“Seorang gitaris yang memiliki tumor otak di area yang mengganggu aktivitas motorik halusnya, tetap bermain gitar saat dioperasi, agar kami dapat melihat dan memonitor area otak yang bisa dipertahankan karena fungsi otak yang terkena tumor masih baik sehingga saat sembuh dia tetap bisa berkarya,” ujar dr. Zainy Hamzah, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).
Lihat: Profile dan jadwal praktik dokter spesialis bedah saraf
Selain peralatan canggih dan keahlian dokter dalam melakukan diagnosis hingga tindakan pembedahan, tentunya kolaborasi dokter dari berbagai disiplin ilmu spesialisasi juga ikut berperan.
“Penanganan tumor otak adalah penanganan yang komprehensif karena melibatkan beberapa spesialisasi dalam penanganan pasien,” ujar dr. Budi Susanto, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).
Menurut dr. Budi Susanto, Sp.BS, dokter yang terlibat meliputi “dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi, dokter spesialis saraf, dokter spesialis rehabilitasi medis untuk membantu proses pemulihan.”
“Terkadang pasien, bahkan pasangan ataupun keluarga pasien membutuhkan pendampingan dengan dokter psikiater selama proses penyembuhan agar tetap tenang dan tidak depresi,” tambahnya.
Pemanfaatan radioterapi, kemoterapi dan imunoterapi
Penanganan tumor otak selain pembedahan juga diperlukan penanganan kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi, bahkan bisa merupakan kombinasi ketiganya.
Prof. dr. Abdul Muthalib, Sp.PD-KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Hematologi Onkologi dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), menjelaskan, “Imunoterapi adalah pemberian obat yang bertujuan untuk merangsang sistem imun tubuh untuk melawan kanker, salah satu contohnya adalah anti VEGF yang bertujuan mengurangi tumor angiogenesis dan vasogenic brain edema, dsb.”
“Selain kemoterapi, saat ini obat-obatan golongan TKI (Tyrosine Kinase Inhibitor) juga diberikan sebagai terapi kanker,” ujarnya, melanjutkan.
Mayapada Hospital memiliki pesawat Radioterapi LINAC (Linear Accelerator) yang memiliki keunggulan mendistribusi sinar radiasi maksimal pada target sel kanker dan minimal pada sel jaringan sehat. Radioterapi dilakukan oleh dokter ahli onkologi radiasi.
Dokter Spesialis Onkologi Radiasi dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), dr. Ratnawati Soediro, SpOnk.Rad, menjelaskan, radioterapi di Mayapada Hospital Jakarta Selatan didukung oleh alat dengan teknologi mutakhir terkini dan tim profesional.
Radioterapi yang dimiliki memungkinkan untuk melakukan advanced techniques dengan berbagai keunggulannya termasuk verifikasi 4D apabila dibutuhkan, sehingga presisi dan akurasi meningkat, lebih nyaman, serta efek samping yang minimal.
Pesawat radioterapi LINAC dapat melakukan advanced techniques seperti Stereotactic Radiosurgery (SRS) dan Stereotactic Radiotherapy (SRT).
Stereotactic Radiosurgery (SRS) menggunakan sinar radiasi yang terfokus secara tepat dan presisi untuk mengobati tumor dan masalah lain pada otak dan tulang belakang, seperti kanker, epilepsi, trigeminal neuralgia, dan AVM (arteriovenous malformation).
Stereotactic Radiotherapy (SRT) merupakan radioterapi dari berbagai sudut di sekitar tubuh untuk terapi tumor. Ini berarti tumor menerima radiasi dosis maksimal dan jaringan di sekitarnya menerima dosis minimal.
Tahir Neuroscience Center dan Oncology Center Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif dalam penanganan tumor otak dan kanker lainnya, dengan peralatan terkini serta kolaborasi multi-spesialisasi dokter, mulai dari deteksi dini, diagnosis, terapi tindakan bedah, kemoterapi, imunoterapi dan radioterapi, hingga rehabilitasi medis saat proses penyembuhan.
Info skrining sakit kepala dan otak klik di sini hotline 150770.
tags :
Tahir Neuroscience Center Spesialis Saraf Dan Otak Sakit Kepala Tumor Oncology Center Spesialis Onkologi