Lari Memang Menyehatkan, Tapi Waspada! Jantung Bisa Kewalahan

Olahraga hari kini semakin menjadi bagian dari keseharian warga Bandung dan Jawa Barat, bukan hanya sebagai olahraga, tetapi juga gaya hidup sehat dan aktivitas sosial, mulai dari fun run, car free day, hingga maraton bergengsi. Manfaat lari beragam, dari menurunkan kolesterol jahat hingga menjaga mood tetap baik.
Namun, ada satu hal penting yang sering terlewat: apakah jantung kita benar-benar siap untuk berlari, apalagi menempuh maraton?
Menurut dr. Novita Setiawan Liem, Sp.JP(K), AIFO-K, di Mayapada Hospital Bandung, lari memang bermanfaat untuk memperkuat otot jantung, melancarkan peredaran darah, serta menurunkan risiko serangan jantung. Namun, sama seperti olahraga lain, lari perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.
“Tidak jarang kami menemui individu yang belum pernah memeriksakan jantungnya, tetapi langsung mengikuti program latihan atau event lari. Akibatnya, sebagian mengalami serangan jantung mendadak yang berisiko fatal. Latihan berlebihan tanpa istirahat cukup juga dapat menyebabkan stres pada tubuh, peradangan, serta meningkatkan risiko penyakit jantung koroner,” jelas dr. Novita.
Menurutnya, risiko gangguan jantung umumnya dialami oleh mereka yang memiliki penyempitan pembuluh darah atau faktor risiko penyakit jantung koroner maupun gangguan irama jantung, seperti diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, serta riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner pada usia muda.
Ia juga mengingatkan pentingnya mewaspadai tanda bahaya saat berlari yang bisa menjadi sinyal gangguan jantung dan alasan untuk segera menghentikan aktivitas. “Gejala tersebut antara lain nyeri dada, sesak napas, detak jantung terlalu cepat atau tidak beraturan, pusing, hampir pingsan, maupun riwayat keluarga dengan penyakit jantung,” jelasnya.
Baca juga: Ini Tips Active Recovery Pasca Marathon
Agar tetap aman, dr. Novita menyarankan, “Individu berusia di atas 30–35 tahun dapat memeriksakan kondisi jantung sebelum memulai latihan intensif atau mengikuti marathon, termasuk deteksi dini terhadap penyempitan pembuluh atau kelainan jantung.”
Latihan pun sebaiknya dilakukan secara bertahap, antara lain:
- menjaga hidrasi.
- asupan nutrisi.
- istirahat cukup.
- memperhatikan sinyal tubuh.
Bagi yang memiliki faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat penyakit jantung, konsultasi dengan dokter spesialis jantung sangat dianjurkan. “Pemeriksaan jantung awal yang umum dilakukan meliputi elektrokardiogram (ECG) dan Treadmill test, yang dapat mendeteksi risiko masalah sumbatan jantung dan gangguan irama jantung saat aktivitas fisik.
Pemeriksaan lanjutan seperti ekokardiografi (EKG) untuk menilai struktur dan fungsi otot jantung, serta CT scan angiografi koroner untuk mendeteksi sumbatan pada pembuluh darah jantung dengan lebih detail dan akurat, dapat dilakukan apabila ada indikasi atau kecurigaan masalah jantung” tambahnya.
Dalam kondisi nyeri dada saat beraktivitas, penting bagi seseorang untuk segera mencari pertolongan medis agar penyebabnya dapat dipastikan dengan tepat.
Dalam hal ini, Mayapada Hospital menyediakan layanan Chest Pain Unit untuk memberikan pemeriksaan awal secara cepat dan akurat.
Bila setelah dieveluasi tidak ada indikasi serangan jantung akut, pasien tidak akan dikenakan biaya. Sedangkan, pasien yang terindikasi mengalami serangan jantung, dapat dirujuk ke layanan Cardiovascular Center Mayapada Hospital untuk mendapatkan penanganan yang komprehensif.
Chest Pain Unit Mayapada Hospital
Chest Pain Unit beroperasi selama 24 jam di layanan gawat darurat (IGD) Mayapada Hospital yang ada di Jakarta (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Informasi seputar jadwal konsultasi dokter di Cardiovascular Center dapat diketahui melalui call center 150770 atau melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital.
Pada kasus darurat seperti serangan jantung, Mayapada Hospital juga memiliki layanan 24 jam Cardiac Emergency yang dapat diakses melalui contact center 150990 atau Emergency Call di MyCare untuk penanganan cepat (Door to Wire < 60 menit) serta fasilitas Catheterization Laboratory (Cath Lab).
Temukan juga tips kesehatan jantung dan promo layanan Mayapada Hospital dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Ada pula fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit dan Health Access untuk memantau detak jantung, kalori, langkah kaki, dan BMI.
#JadiMudah unduh aplikasi MyCare di Google Play Store dan App Store, dan dapatkan poin diskon bagi pengguna baru untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital
Selanjutnya: Manis di Lidah, Berisiko di Tubuh? Kenali Gejala Diabetes Awal
tags :
Marathon Running Nyeri Dada Cardiaovascular Cardiac Emergency Chest Pain Unit