Yuk, Hadapi Stroke dengan Segera ke Rumah Sakit

...

Secara mendadak kita melihat anggota keluarga atau kerabat kita mengalami senyum yang tidak simetris, anggota gerak separuh tubuh melemah, bicara pelo, kebas atau kesemutan, rabun pandang, nyeri kepala hebat yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau terasa berputar. Bisa jadi keluarga atau kerabat kita mengalami stroke.

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik atau berdarah). 

Stroke iskemik mencakup 85% dari seluruh kasus stroke. Gangguan aliran darah otak menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat asupan oksigen dan nutrisi sehingga sel-sel otak  dapat rusak dan mati.

Stroke adalah situasi emergensi atau gawat darurat. Oleh karena itu, seseorang yang merasakan gejala stroke  perlu Segera ke Rumah Sakit (RS). 

Stroke tidak boleh dianggap enteng, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Pada kasus stroke iskemik, setiap menit pasien tidak mendapatkan penanganan maka 1,9 juta neuron di otak rusak. Penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan pada otak sehingga kecacatan bahkan kematian dapat dihindari.


Gejala dan Penyebab Stroke

Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering dijumpai adalah:

  • Senyum tidak simetris mencong ke satu sisi, tersedak, sulit menelan secara tiba-tiba.
  • Gerak separuh tubuh melemah tiba-tiba.
  • Bicara pelo, tiba-tiba tidak dapat bicara atau bicara tidak nyambung.
  • Kebas atau baal atau kesemutan separuh tubuh.
  • Rabun pandangan satu mata kabur yang terjadi tiba-tiba.
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya atau gangguan keseimbangan seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi.


Faktor Risiko Stroke

  • Obesitas atau kegemukan
  • Kurang olahraga
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Konsumsi obat-obatan terlarang
  • Hipertensi
  • Kebiasaan merokok
  • Kadar kolesterol tinggi
  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Obstructive sleep apnea
  • Riwayat stroke sebelumnya termasuk TIA atau mini stroke atau stroke ringan
  • Covid19

 

Penanganan Stroke

Penanganan stroke yang cepat dan tepat menentukan kesembuhan stroke. Oleh karena itu, saat tanda dan gejala stroke kita kenali, SeGeRa Ke RS yang memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap.

Mayapada Hospital memiliki Tahir Neuroscience Center, di mana pasien stroke akan ditangani dengan komprehensif dan terintegrasi. 

  • Mulai dari IGD (Instalasi Gawat Darurat)
  • Cath Lab untuk Tindakan DSA
  • Tersedianya Ruang Operasi Tekanan Negatif
  • ICU (Intensive Care Unit)  
  • Kamar rawat inap, sampai rehabilitasi pasca stroke beserta dengan tim dokter ahli neuro intervensi dan bedah saraf.


IGD Mayapada Hospital memiliki standar protokol penanganan stroke Door to needle < 60 menit” bagi pasien stroke sumbatan maksimal kurang atau sama dengan 4,5 jam setelah kejadian dan memenuhi kriteria inklusi, untuk mendapatkan terapi trombolisis intra vena. “Door to puncture <90 menit” untuk sumbatan pada pembuluh darah besar (DSA trombektomi)

Saat pasien curiga stroke tiba di IGD Mayapada Hospital maka pasien akan mendapatkan penanganan sesuai protokol stroke mulai dari pemeriksaan klinis, status neurologis, laboratorium, serta pemeriksaan penunjang termasuk  CT scan dan MRI.

  • Pemeriksaan CT Scan dan MRI

    Menurut dr Semuel W. Manangka, Sp.Rad, Dokter Spesialis Radiologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, “Pemeriksaan CT scan dan MRI perlu dilakukan pada pasien curiga stroke untuk membedakan jenis stroke sumbatan atau perdarahan agar diagnosis dan waktu kejadian stroke dapat ditegakkan dengan lebih baik, sehingga  terapi stroke yang tepat bagi setiap pasien dapat diberikan.”

    Jika memenuhi kriteria medis maka obat stroke r-TPA  dapat diberikan pada stroke sumbatan pada menit ke 60. R-TPA atau recombinant-tissue plasminogen activator adalah obat standar yang diberikan pada penyakit stroke akut sumbatan sehingga kecacatan pasien pasca stroke dapat diminimalisir.
     
  • Prosedur intervensi endovaskular dan mechanical thrombectomy

    “Seringkali pasien tidak bisa memenuhi kriteria untuk diberikan obat, maka penanganan stroke juga dapat dilakukan dengan tindakan invasif melalui prosedur intervensi endovaskular dan mechanical thrombectomy yang dilakukan di cath lab,” ujar dr. Tri Wahyudi, Sp.N, FINS, Dokter Spesialis Saraf dan Neurointervensi Mayapada Hospital Tangerang (MHTG). 

    Sementara dr. Nia Yuliatri, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menambahkan, “Apalagi jika sumbatan mengenai pembuluh darah yang besar, maka tindakan untuk membuka aliran darah yang tersumbat dapat dilakukan dengan teknik DSA trombektomi oleh dokter ahli Neuro Intervensi.”

    Lebih lanjut dr. Nia Yuliatri, Sp.BS mengatakan, jika diagnosis berupa stroke perdarahan dengan volume darah yang besar dan menekan otak, maka penanganan stroke dapat berupa tindakan operasi untuk evakuasi perdarahan untuk menurunkan tekanan di dalam kepala. 

    “Bila ditemukan pecahnya aneurisma, maka tindakan yang diambil adalah intervensi endovaskular koiling atau operasi bedah mikro kliping aneurisma,” ujarnya. 

    Sedangkan pada stroke iskemik dengan sumbatan di pembuluh darah besar, tindakan membuka aliran darah dengan teknik DSA trombektomi di ruang cath lab terbaik dilakukan bila onset di bawah 6 jam. 

    Namun, bila pasien datang sudah melewati batas waktu tersebut, tindakan DSA trombektomi masih bisa dipertimbangkan bila ditemukan suatu kondisi mismatch antara infarct core dengan penumbra dari pemeriksaan MR/CT perfusi. 
     
  • Prosedur penanganan neurorestorasi

    Kemudian bila berbicara mengenai penanganan neurorestorasi, menurut  dr. Deby Wahyuning Hadi, Sp.N (K), Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurorestorasi Mayapada Hospital Surabaya, “Penanganan neurorestorasi dengan berbagai modalitas stimulasi otak pada pasien stroke kronis dapat diberikan, tidak sekadar melatih untuk gerak.” 

    “Secara umum tujuan neurorestorasi dan rehabilitasi pasien stroke jangka panjang adalah mengoptimalkan fungsi yang ada pada pasien untuk beraktivitas sehingga memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” kata dr. Deby Wahyuning Hadi, Sp.N (K).
     
  • Penanganan pasca stroke

    Keberhasilan program penanganan pada pasien stroke sangat didukung oleh peran keluarga. Keluarga memegang peranan penting dalam memberikan support, stimulasi dan mempersiapkan modifikasi lingkungan yang sesuai bagi pasien saat pulang ke rumah. 

    “Edukasi kepada keluarga dan pasien sangat penting untuk melakukan pencegahan terhadap serangan stroke berulang serta kelanjutan program rehabilitasi,” kata dr. Lindrawati Tjuatja, Sp.KFR, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Mayapada Hospital Bogor (MHBG).

    Serangan stroke bisa berulang, karena itu menurut dr. Sheila Agustini, Sp.N., Dokter Spesialis Neurologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, “penting untuk melakukan medical check up secara rutin dan memeriksakan diri untuk kontrol ke dokter agar faktor-faktor risiko stroke dapat dikendalikan dan mencegah stroke datang kembali.” 

tags :

Tahir Neuroscience Center Stroke Spesialis Saraf Dan Otak