Berbagai Penyebab Keguguran dan Janin Tidak Berkembang…
Sebagian besar (60%) keguguran yang terjadi pada trimester pertama kehamilan tetap tidak diketahui penyebabnya. Para ahli menduga bahwa hal ini berhubungan dengan faktor genetika, di mana kromosom tidak berkembang dengan sebagaimana mestinya.
Banyak orang mengira bahwa sesuatu hal yang baru saja terjadi seperti penyakit, jatuh, atau paparan terhadap suatu hal yang menyebabkan terjadinya keguguran. Akan tetapi, hal ini jarang sekali benar karena saat diagnosa keguguran telah ditegakkan dokter, maka bayi di dalam kandungan Anda sebenarnya telah lama meninggal.
Sebenarnya ada banyak hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya keguguran dan janin tidak berkembang. Di bawah ini Anda dapat melihat beberapa hal tersebut.
Hormon
Bila disebabkan oleh gangguan hormon, maka Anda mungkin akan mengalami keguguran dalam waktu kurang dari 10 minggu. Karena setelah itu, plasenta (ari-ari) akan mengambil alih produksi hormon dan kadar hormon Anda yang sedikit rendah biasanya tidak akan berpengaruh.
Rendahnya kadar hormon progesteron merupakan masalah yang paling sering terjadi dan keadaan ini juga bukan merupakan hal yang mudah untuk diobati. Hal ini dikarenakan pemberian suplemen progesterone, walaupun cukup sering diberikan, tampaknya tidak terlalu membantu dan justru seringkali menyebabkan janin tidak berkembang bertahan lebih lama daripada seharusnya.
Satu-satunya keadaan di mana pemberian suplemen progesteron terbukti bermanfaat adalah bila Anda menderita kelainan korpus luteum, di mana korpus luteum tidak memproduksi cukup banyak hormon yang diperlukan untuk menjaga kelangsung kehamilan.
Bagi sebagian besar wanita, keadaan ini tidak terjadi setiap bulan. Gangguan dapat membaik dengan sendirinya pada pembentukan sel telur dan korpus luteum berikutnya. Hal ini akan menimbulkan masalah bila berubah menjadi hal yang permanen.
Untuk mencegah terjadinya keguguran, maka pemberian progesteron sudah harus dimulai dalam waktu 48 jam setelah ovulasi. Karena bila hormon progesteron baru diberikan setelah Anda terlambat menstruasi, maka kehamilan Anda kemungkinan besar sudah tidak dapat diselamatkan.
Rendahnya kadar progesteron sendiri sebenarnya merupakan gejala dari janin yang tidak berkembang dan bukanlah penyebabnya. Para dokter sering memberikan suplemen progesteron bagi para pasiennya bila kadar hormon tersebut rendah.
Gangguan hormon lainnya mungkin akan terjadi bila Anda memiliki gangguan kelenjar tiroid yang tidak diobati. Anda dapat dengan mudah memeriksa fungsi kelenjar tiroid Anda melalui pemeriksaan darah dan gangguan ini pun dapat diobati.
Kelainan Kromosom
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi proses pembuahan (penyatuan antara sel telur dan sperma) dan pembentukan embrio. Bahkan bila sel telur dan sperma memiliki kromosom yang sempurna, akan tetapi proses pembelahan awal dapat mengalami kelainan. Kelainan kromosom dapat menyebabkan sel telur yang telah dibuahi mati. Kelainan kromosom merupakan penyebab terjadinya keguguran yang paling sering, yaitu sekitar 60%.
Anda dapat mengetahui apakah jabang bayi Anda benar mengalami kelainan kromosom dengan memeriksa jaringan janin yang keluar saat keguguran. Hal ini harus dilakukan SEGERA setelah jaringan keluar atau sel-sel tersebut tidak dapat bertumbuh sehingga pemeriksaan pun gagal. Jika Anda baru pertama kali mengalami keguguran, maka Anda kemungkinan besar tidak perlu melakukan pemeriksaan ini. Sangat sedikit dokter yang akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan ini dan diagnosa biasanya dilakukan tanpa melakukan pemeriksaan.
Hal ini dikarenakan bahkan walaupun jaringan bayi Anda dikirim segera setelah proses kuretase selesai dilakukan, masih ada kemungkinan bahwa pemeriksaan gagal. Akan tetapi, walaupun bila keguguran Anda memang disebabkan oleh kelainan kromosom, ingatlah bahwa kemungkinan berulangnya hal ini amat sangat kecil. Resiko terjadinya hal ini akan kembali meningkat saat Anda berusia 35 tahun. Hal ini dikarenakan sel telur Anda pun telah mengalami penuaan dan kemungkinan terjadinya keguguran akibat kelainan kromosom akan meningkat dengan cukup drastis.
Setelah usia kehamilan Anda memasuki trimester kedua, maka kemungkinan terjadinya keguguran akibat kelainan kromosm akan menurun hingga kurang dari 10%. Jika Anda mengalami keguguran berulang kali secara berturut-turut, maka kemungkinan semua keguguran tersebut disebabkan oleh kelainan kromosom sangatlah kecil, yaitu hanya sekitar 7%.
Gangguan Fisik Pada Rahim Atau Leher Rahim
Beberapa wanita memiliki rahim dengan bentuk yang tidak biasanya. Sementara itu, sejumlah wanita lain memiliki leher rahim yang melemah akibat berbagai hal seperti sering melakukan tindakan kuretase atau karena ibut mereka mengkonsumsi DES saat hamil. Kedua hal ini dapat menyebabkan terjadinya persalinan dini, biasanya pada saat usia kehamilan mencapai 12-24 minggu.
Gangguan pada rahim dan leher rahim ini menyebabkan sekitar 12% kasus keguguran. Hal ini dikarenakan seiring dengan pertumbuhan bayi, terutama saat bayi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat di usia kehamilan ini (12-24 minggu), maka rahim dengan bentuk yang abnormal mungkin tidak dapat membesar sebagaimana mestinya atau leher rahim yang lemah akan mulai membuka dan menyebabkan bayi dapat keluar dari dalam rahim.
Untuk mengatasinya, terdapat beberapa pengobatan yang cukup efektif, seperti tindakan pembedahan untuk memperbaiki bentuk rahim dan penjahitan leher rahim untuk menjaganya tetap tertutup. Ingatlah bahwa keguguran akan kembali terjadi bila kedua hal ini tidak segera diobati.
Gangguan Imunitas
Antibodi antifosfolipid dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah di dalam plasenta (ari-ari) yang menyebabkan penyumbatan atau berkurangnya aliran darah ke dalam bayi, yang menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, yang dapat berujung pada kematian janin.
Untuk mencari tahu apakah Anda memiliki antibodi ini, Anda dapat melakukan pemeriksaan darah anticardiolipin. Pemeriksaan ini biasanya tidak terlalu mahal dan dapat dilakukan walaupun Anda baru pertama kali mengalami keguguran. Jika kadar antibodi dianggap terlalu tinggi sehingga dapat mempengaruhi kehamilan Anda, maka pengobatannya dapat dilakukan dengan pemberian obat pengencer darah.
Pada kasus yang jarang, seorang wanita dapat mengetahui bahwa dirinya ternyata menderita lupus, yang mungkin ringan sehingga tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi perlu segera diobati untuk mencegah berulangnya keguguran.
Walaupun gangguan kehamilan atau keguguran dapat terjadi pada usia kehamilan berapa pun, akan tetapi seringkali bayi dapat bertahan hidup hingga melewati trimester pertama. Sekitar 10-15% kasus keguguran berulang disebabkan oleh adanya antibodi ini.
Antibodi antinuclear timbul akibat adanya gangguan sistem kekebalan tubuh seperti pada lupus atau lupus like syndrome, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Pengobatannya biasanya adalah dengan pemberian obat golongan kortikosteroid untuk mengatasi proses radang di dalam tubuh. Akan tetapi, terdapat beberapa efek samping yang mungkin timbul bila Anda mengkonsumsi obat golongan kortikosteroid dalam jangka waktu lama seperti pembengkakan pada tubuh dan wajah, memar pada wajah, dan rasa tidak enak badan.
Ketuban Pecah Dini dan Kelahiran Prematur
Banyak kasus keguguran dimulai dengan kram perut dan berbagai gejala persalinan lainnya, akan tetapi ketuban pecah dini dan kelahiran prematur biasanya terjadi pada saat usia kehamilan Anda telah mencapai trimester kedua atau ketiga.
Adanya tanda-tanda persalinan prematur biasanya diatasi dengan mengkonsumsi obat-obatan yang berfungsi untuk membuat rahim menjadi lebih rileks dan Anda biasanya akan diminta untuk bed rest, baik di rumah atau pun di rumah sakit.
Walaupun demikian, kadangkala, bayi tetap lahir dan akhirnya meninggal. Keadaan ini tidak disebut sebagai keguguran tetapi lahir mati karena kehamilan telah berusia lebih dari 20 minggu.
Ketuban pecah dini merupakan suatu keadaan di mana ketuban Anda telah pecah walaupun kehamilan Anda belum berusia 37 minggu. Sebagian besar wanita yang mengalami hal ini biasanaya akan diberikan terapi antibiotik dan diharuskan untuk dirawat di rumah sakit karena resiko terjadinya infeksi sangat tinggi (yang membuat bayi harus segera dilahirkan bila infeksi terjadi). Agar mampu bertahan hidup, seorang bayi harus memiliki berat badan lahir minimal 500 gram.
Para ahli menduga sebagian besar kasus ketuban pecah dini disebabkan oleh infeksi atau peradangan rahim atau peradangan kantong amnion. Sayangnya, hingga saat ini para ahli masih belum mengetahui bagaimana infeksi ini terjadi atau bagaimana infeksi dapat memicu terjadinya ketuban pecah dini.
Pemeriksaan panggul dan infeksi jamur pada kemaluan biasanya tidak akan meningkatkan resiko terjadinya ketuban pecah dini. Karena ketuban pecah ini cenderung berulang, maka diperlukan langkah pencegahan untuk menghindari berulangnya keadaan ini di kehamilan berikutnya.
Walaupun ketuban pecah dini tidak selalu dapat diobati atau dicegah, akan tetapi sebagian besar bayi biasanya dapat bertahan hidup cukup lama.
Infeksi, Usia, dan Penyakit Kronik
Berbagai jenis infeksi dapat menyebabkan terjadinya keguguran. Berbagai jenis infeksi yang dimaksud adalah sifilis, mikoplasma, toksoplasmosis, AIDS, campak jerman, dan malaria. Infeksi saluran pernapasan atas, batuk pilek, dan infeksi jamur pada kemaluan (umum terjadi pada wanita hamil) biasanya tidak akan menyebabkan terjadinya keguguran.
Selain berbagai penyakit di atas, ada penyakit lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya keguguran atau kelainan bawaan pada janin bila Anda baru pertama kali mengalaminya saat hamil. Penyakit tersebut adalah cacar air.
Selain itu, infeksi yang menyebabkan Anda mengalami demam tinggi (38 derajat Celcius) juga harus segera diobati karena demam yang berlangsung lama mungkin dapat mempengaruhi kesehatan bayi Anda.
Peranan usia pada kehamilan adalah pengaruh proses penuaan terhadap kromosom. Karena seiring dengan semakin bertambahnya usia Anda, maka sel telur dan sperma Anda pun akan bertambah. Selain kelainan kromosom, usia juga dapat menyebabkan terjadinya berbagai gangguan lain seperti keadaan kesehatan yang buruk, menderita penyakit tertentu, atau mengalami gangguan keseimbangan hormonal yang akan membuat kehamilan Anda lebih sulit untuk dipertahankan. Berbagai resiko ini biasanya baru akan Anda temui bila Anda telah berusia lebih dari 40 tahun.
Berbagai gangguan kesehatan yang dialami ibu juga dapat mengganggu kehamilannya. Menderita diabetes, gangguan jantung, dan gangguan kelenjar tiroid sebelum hamil dapat menyebabkan timbulnya berbagai komplikasi selama kehamilan berlangsung. Akan tetapi, bukan berarti Anda pasti akan mengalami keguguran bila menderita salah satu dari 3 gangguan kesehatan tersebut. Anda hanya perlu lebih berhati-hati dan memastikan obat yang Anda konsumsi dapat disesuaikan selama hamil.
Selain ketiga hal di atas, kecelakaan juga dapat menyebabkan terjadinya keguguran, walaupun jarang. Hal ini dikarenakan bayi telah dilindungi dengan baik oleh kantong amnion dan cairan ketuban sehingga pukulan keras pada perut Anda pun biasanya hanya akan membuat kantong dan cairan di dalamnya berguncang sedikit. Sebagian besar bayi di dalam kandungan wanita hamil yang mengalami kecelakaan atau trauma tertentu tetap baik-baik saja.
Penyebab yang Tidak Diketahui
Memang benar bahwa tidak mengetahui apa yang menyebabkan Anda mengalami keguguran merupakan suatu hal yang menakutkan dan juga traumatis. Akan tetapi, bukan berarti bahwa Anda pasti akan mengalami keguguran kembali. Anda hanya perlu berusaha untuk hamil kembali dan menikmati kehamilan Anda.
Sumber: www.dokter.id
tags :