Ingin Punya Berat Badan Ideal? Cek Analisa Komposisi Tubuh Anda Dulu!

...

Memiliki berat badan yang ideal merupakan salah satu hal yang menjadi impian banyak orang. Tidak hanya karena bentuk tubuh menjadi lebih baik dan menunjang penampilan, berat badan ideal juga menandakan kondisi tubuh yang sehat. 

Berat badan yang berlebih dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit dan masalah kesehatan, seperti:

  • Penyakit jantung
  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Gangguan kolesterol
  • Penyakit hati
  • Gangguan tidur
  • Beberapa jenis kanker

Namun berat badan yang terlalu rendah atau kurang juga memiliki peningkatan risiko beberapa penyakit dan masalah Kesehatan, antara lain:

  • Osteoporosis
  • ​​​​​​​Anemia
  • Mudah lelah
  • Rentan terserang penyakit-penyakit infeksi
  • Gangguan-gangguan organ tubuh lainnya

 

Lalu bagaimana cara menghitung berat badan yang tepat?

Selama ini ada 2 metode perhitungan berat badan ideal yang umum digunakan oleh Masyarakat. Yang pertama dan paling mudah adalah menggunakan rumus Broca (Broca Index / BI). 

Rumus Broca ditemukan pertama kali oleh Pierre Paul Broca pada tahun 1871, dan membedakan cara perhitungan antara laki-laki dan perempuan karena mempunyai komposisi tubuh yang berbeda. 

Meskipun rumus antara laki-laki dan perempuan berbeda, rumus Broca tidaklah rumit. Rumus berat badan ideal pada laki-laki (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] – [(tinggi badan (cm) – 100) x 10%]. Sementara rumus berat badan ideal pada Perempuan (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] – [(tinggi badan (cm) – 100) x 15%].

Cara kedua yang juga lazim digunakan adalah menggunakan Indeks Masa Tubuh / IMT (Body Mass Index / BMI). Berbeda dengan rumus Broca, perhitungan indeks masa tubuh tidak membedakan antara laki-laki dan Perempuan. 

Rumus untuk menghitung indeks masa tubuh = berat badan (kg) : [tinggi badan x tinggi badan (m2)]. Angka indeks masa tubuh yang ideal berada di rentang 18,5-24,9. Kurang dari 18,5 dikategorikan berat badan kurang, sementara indeks masa tubuh 25-29,9 dikategorikan berat badan lebih dan di atas 30 dikategorikan obesitas. 

Indeks masa tubuh sering digunakan untuk diagnosis obesitas. Bagi kebanyakan orang, indeks masa tubuh dapat memberikan estimasi kadar lemak tubuh. Namun, angka ini dapat menimbulkan kesalahpahaman karena indeks masa tubuh tidak secara langsung mengukur kadar lemak tubuh. 

Beberapa orang, misalnya atlet yang berotot, bisa saja memiliki indeks masa tubuh dalam kategori obesitas meskipun mereka tidak memiliki kelebihan lemak tubuh karena berat badan juga berasal dari massa otot.

Karena keterbatasan kedua cara perhitungan sebelumnya, perhitungan komposisi tubuh dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Komposisi tubuh adalah persentase komponen-komponen yang membentuk tubuh manusia, biasanya dikategorikan menjadi massa lemak dan massa non lemak. 

Massa lemak meliputi semua jaringan lemak di tubuh, sementara massa non lemak terdiri dari massa otot, air, dan tulang. Perubahan pada beberapa komponen tubuh tidak serta merta berdampak pada perubahan berat badan. 

Misalnya ketika kita mulai berolahraga, dapat terjadi penurunan kadar lemak karena lebih banyak kalori yang terbakar namun di saat yang bersamaan terjadi peningkatan massa otot. Oleh karena itu setiap orang tentu memiliki komposisi tubuh yang berbeda dan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain usia, jenis kelamin, Tingkat aktivitas fisik, metabolik, hormonal, dan genetik.

Selain membantu mencapai berat badan yang ideal, mengetahui komposisi tubuh juga memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Membantu memantau kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan dan jangka panjang. Karena dengan mengetahui persentase lemak tubuh dapat membantu mengidentifikasi risiko obesitas dan penyakit-penyakit lain. Komposisi tubuh juga akan menghitung kepadatan tulang sehingga membantu mencegah dan mengatasi osteoporosis.

  • Membantu menentukan perencanaan intervensi yang tepat dalam mengurangi lemak dan mencapai komposisi tubuh yang ideal, mulai dari perencanaan konsumsi nutrisi, perubahan gaya hidup, hingga pemilihan program Latihan yang sesuai.

  • Sebagai panduan untuk mengukur kemajuan program kebugaran.

  • Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan diri serta memberikan motivasi untuk terus mengadopsi gaya hidup sehat.

 

Mayapada Hospital memiliki layanan unggulan Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) yang komprehensif dan terintegrasi terkait olahraga dan kebugaran, mulai dari program preventif, skrining, peningkatan performa olahraga, hingga penanganan cedera dan program rehabilitasi pasca cedera. 

Selain itu tersedia juga program untuk penurunan berat badan dan program latihan untuk pasien dengan penyakit kronis (diabetes, hipertensi, dan penyakit kronis lain) yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien untuk mengendalikan faktor risiko dan meningkatkan kualitas hidup. 

Layanan Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital didukung dengan tim medis profesional multispesialisasi, terdiri dari dokter spesialis kedokteran olahraga, dokter spesialis ortopaedi konsultan cedera olahraga, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, dokter spesialis gizi klinis, serta tim fisioterapis dan sport fisioterapis.

Informasi lebih lanjut atau ingin konsultasi dengan dokter spesialis kami, hubungi Call Center 150770.

Direview oleh:

dr. Brian Reggie Suwandy, Sp.KO
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (Sport Medicine)
Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS)

Lihat jadwal praktek di sini

tags :

Sitpec Sports Injury Treatment And Performance Center