Mitos: Makan Daging Kambing Dapat Memicu Darah Tinggi atau Hipertensi

...

“Jangan kebanyakan makan daging kambing, nanti darah tinggi, lho!”

Ucapan itu kerap terlontar, entah dalam konteks bercanda atau serius. Namun, apakah benar mengonsumsi daging kambing dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi?

Umumnya, daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tapi jangan salah, pada daging kambing ternyata memiliki lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.

“Lemak pada daging kambing jauh lebih rendah ketimbang daging sapi dan ayam,” ujar dr. Sentot Handoko, Sp.GK, Spesialis Gizi Klinik dari Mayapada Hospital Bogor (BMC).

Seporsi daging kambing hanya memiliki 2,6 gram lemak. Sementara daging sapi dan daging ayam masing-masing mengandung 7,9 dan 6,3 gram lemak.

Berikut pemaparan untuk seporsi daging (sekitar kurang lebih 85 gram)

  1. Daging kambing mengandung 2,6 gram lemak, 0,79 gram lemak jenuh, 122 kilokalori, 63,8 mg kolesterol, 3,2 mg zat besi, 23 gram protein.
     
  2. Daging sapi mengandung 7,9 gram lemak, 3,0 gram lemak jenuh, 179 kilokalori, 73,1 mg kolesterol, 2,9 mg zat besi, 25 gram protein.
     
  3. Daging ayam mengandung 6,3 gram lemak, 1,7 gram lemak jenuh, 162 kilokalori, 76 mg kolesterol, 1,5 mg zat besi, 25 gram protein.

Pada daging kambing mempunyai efek termogenik, yaitu berupa panas yang dihasilkan dari hasil metabolisme suatu bahan makanan dalam tubuh sehingga memberi sensasi hangat pada tubuh. Hal ini sering kali dianggap kebanyakan orang sebagai tanda tekanan darah tinggi (hipertensi) dan ini perihal yang keliru.


Namun, apa yang dapat menyebabkan darah tinggi atau hipertensi?

  1. Penggunaan garam secara berlebihan dalam bumbu masakanan, sehingga dapat menimbulkan terjadinya darah tinggi.

    Garam mengandung unsur natrium yang berfungsi mengatur air dalam tubuh. Penggunaan natrium dalam jumlah yang besar/berlebihan dapat mengakibatkan semakin banyak air yang disimpan dalam pembuluh darah sehingga dapat berisiko membuat tekanan darah meningkat.

    Nah, jika mengonsumsi hidangan makanan daging kambing yang dimasak dengan kandungan garam tinggi (secara berlebihan) sebagai bumbu, dalam waktu yang lama mampu memicu peningkatan tekanan darah dan penurunan fungsi ginjal.

    Oleh sebab itu, sebaiknya jangan menggunakan garam atau bumbu penyedap bercita rasa asin secara berlebihan dalam mengolah makanan.
     
  2. Cara mengolah seperti menggoreng dengan menggunakan minyak jenuh, bisa berkontribusi terhadap risiko penyakit kardiovaskular, menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan ini dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah.

    Jika Anda penderita darah tinggi, namun ingin makan olahan daging kambing, dianjurkan dalam pengolahannya menggunakan bumbu yang tepat dan benar agar hipertensi tidak terjadi.


Hal yang harus diperhatikan saat makan daging kambing atau sapi

  1. Makanlah hanya satu porsi atau kira-kira seukuran telapak tangan.
     
  2. Hindari bagian daging yang banyak lemak/gajihnya, karena bagian tersebut memiliki lemak jenuh yang tinggi.
     
  3. Olah daging dengan cara direbus, ditumis, atau dipanggang. Hindari daging yang digoreng karena akan menyerap minyak lebih banyak lagi.
     
  4. Jangan mengonsumsi daging secara berlebihan dan harus diimbangi dengan nutrisi lain dari sayuran dan buah-buahan.


Kesimpulannya:

Daging kambing bukan pemicu terjadinya darah tinggi dan penjelasan di atas juga didukung dalam penelitian yang menyatakan bahwa mengonsumsi daging kambing dalam jangka waktu yang lama tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Referensi: portal kesehatan sehatq.com
Foto: Ilustrasi


Buat janji konsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik atau dokter spesialis kardiologi Mayapada Hospital semakin mudah menggunakan fitur Book An Appointment. Daftar di sini.

Konsultan:
dr. Sentot Handoko, Sp.GK
Spesialis Gizi Klinik
Mayapada Hospital Bogor (BMC)

Jadwal praktik, lihat di sini

tags :

Ahli Gizi Spesialis Gizi Klinik