Suka Makanan Manis? Ini Proses Gula di Tubuh dan Dampaknya bagi Kesehatan

...

Siapa yang tidak suka makanan manis? Mulai dari kue, minuman bersoda, hingga camilan favorit, rasa manis sering jadi pelipur lara.

Tapi, tahukah Anda bahwa di balik kenikmatannya, ada proses metabolisme gula yang bisa memengaruhi risiko diabetes jika konsumsi tidak dikontrol?

Dijelaskan oleh dr. Shiela Stefani, M.Gizi, SpGK, AIFO-K, FINEM, Dokter Spesialis Gizi Klinik di Mayapada Hospital Bandung, makanan yang mengandung karbohidrat sederhana seperti nasi, roti, dan kue akan diubah tubuh menjadi glukosa, sumber energi utama tubuh.

“Glukosa ini kemudian diserap usus, masuk ke aliran darah, dan memberi sinyal ke pankreas untuk menghasilkan insulin, hormon yang membantu gula masuk ke dalam sel tubuh agar bisa dipakai sebagai energi,” jelasnya.

Selain glukosa, tubuh juga mengenal fruktosa, jenis gula dalam buah-buahan seperti apel, mangga, anggur, semangka, pir, melon, dan pisang.

“Setelah diserap usus, fruktosa diolah di hati menjadi glukosa atau lemak. Dalam buah utuh, sebagian fruktosa akan dimetabolisme oleh bakteri baik di usus yang bermanfaat untuk pencernaan dan daya tahan tubuh. Adanya serat juga dapat memperlambat penyerapan gula tersebut. Tapi fruktosa dalam jus atau minuman manis sering dikonsumsi berlebihan karena tidak mengenyangkan, padahal gulanya sangat tinggi,” tambahnya.

Menurut dr. Shiela, glukosa dan fruktosa saling memengaruhi. Glukosa meningkatkan penyerapan fruktosa, sementara fruktosa mempercepat penyimpanan glukosa di hati.

Konsumsi berlebihan bisa memicu penumpukan lemak di hati (fatty liver), diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

dr. Hoo Yumilia, SpPD-KEMD, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Bandung, menambahkan bahwa asupan gula berlebih menyebabkan lonjakan gula darah hingga tubuh mengalami resistensi insulin.

“Seiring waktu, pankreas tidak lagi memproduksi insulin yang cukup (insufisiensi insulin). Tubuh bisa masuk fase prediabetes, yang bila tidak ditangani akan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dengan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, hingga kebutaan,” tegasnya.

 

Pencegahan: Mulai dari Langkah Sederhana

“Batasi asupan gula, pilih karbohidrat alami yang tinggi serat seperti nasi merah, buah utuh, sayur, dan biji-bijian. Hindari minuman manis, perbanyak aktivitas fisik, dan rutin cek gula darah, terutama bagi yang punya faktor risiko seperti riwayat keluarga, berat badan berlebih, atau gaya hidup kurang aktif,” sarannya.

Mayapada Hospital menghadirkan layanan pemeriksaan gula darah dan skrining risiko prediabetes serta diabetes secara GRATIS di Sugar Clinic. Termasuk skrining dengan Artificial Intelligence (AI), konsultasi dokter, manajemen diabetes menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

Sugar Clinic tersedia di Mayapada Hospital Bandung, Jakarta Selatan (Lebak Bulus & Kuningan), Tangerang, dan Surabaya. Informasi lebih lanjut, hubungi Call Center 150770 atau booking via aplikasi MyCare.

Melalui MyCare, pasien juga dapat memantau detak jantung, langkah kaki, kalori terbakar, hingga BMI melalui fitur Personal Health. Dapatkan juga artikel kesehatan dan promo layanan melalui Health Articles & Tips di aplikasi MyCare.

#JadiMudah unduh aplikasi MyCare di Google Play Store dan App Store, dan dapatkan poin diskon bagi pengguna baru untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

Selanjutnya:  Diam-Diam Mengancam, Kenali Penyebab Penyakit Diabetes

tags :

Sugar Clinic Diabetics Center Diabetes