Terapi Hijau untuk Mengatasi Stres dan Depresi
Warna hijau memiliki efek menenangkan. Itu sebabnya Anda merasa rileks ketika menikmati pemandangan alam yang serba hijau. Inilah dasar dari Eco Therapy yang kini menjadi pilihan banyak orang untuk mengusir stres.
Terapi ini bermula dari ilmu Colourology, yaitu metode penyembuhan menggunakan warna yang dikembangkan pada masa kebudayaan kuno Mesir dan Cina, juga pengobatan Ayurvedic dan Tibet yang berusia 5.000 tahun. Semuanya melihat alam sebagai bagian integral dari penyembuhan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Kesadaran pentingnya lingkungan hijau dimulai pada 1960 saat gerakan “Back to Nature” digalakkan. Gerakan ini didukung UU Wilderness 1964 mengandalkan perlunya orang untuk menikmati ruang alami sebagai syarat untuk kesehatan mental dan fisik.
Pada 1990-an, kebutuhan ini makin marak dan kini ekoterapi menjadi alternatif untuk mengelola stres dengan cara alami di samping meditasi, relaksasi di tempat spa, dan yoga.
Dasar terapi hijau
Menurut Craig Chalquist, PhD (2009), penulis dan psikologi, dalam tulisannya “A Look at the Ecotherapy Research Evidence” menguraikan dasar umum ekoterapi, yaitu:
- Pemutusan dari duniawi, di mana Anda menghentikan semua aktivitas yang menimbulkan berbagai gejala psikologis yang mencakup kecemasan, frustrasi, dan depresi.
- Koneksi kembali ke alam, baik melalui kebun, hewan, atau berjalan-jalan menikmati alam. Tak hanya meringankan gejalanya, tetapi juga membawa kapasitas yang lebih besar untuk kesehatan, harga diri, keterkaitan diri, hubungan sosial, dan kegembiraan.
- Rekoneksi, untuk menggantikan rasa patologis kematian batin atau keterasingan dari diri sendiri, orang lain, dan dunia, dengan cara menghidupkan kembali semangat batin
Manfaat terapi hijau
- Redakan gangguan penyakit
Laman Medical Daily memberitahukan adanya percobaan pada penderita nyeri fibromyalgia, yaitu penyakit kronis yang membuat penderitanya mengalami rasa sakit di sekujur tubuh. Mereka ditempatkan di ruangan gelap dengan paparan lampu LED hijau selama beberapa jam, setiap malam, sampai sepuluh minggu. Hasilnya, rasa nyeri yang mereka alami berangsur menurun.
Bahkan teknik ini juga diterapkan pada pria yang memiliki hormon testosteron rendah, dan hasilnya testosteron pun meningkat dalam darah.
- Terbukti lebih sehat
Periset di Exeter University sepaham dengan penelitian di Belanda yang menyimpulkan bahwa orang yang tinggal di daerah hijau lebih bahagia dan kurang mengalami tekanan mental. Kesehatan fisik dan mental juga lebih baik daripada mereka yang tinggal di lingkungan perkotaan.
- Atasi depresi
Studi tahun 2015 menemukan, terapi cahaya selama dua bulan dapat mengatasi depresi dibandingkan prozac, obat antidepresan yang dikenal ampuh. Howard Clinebell, di bukunya (1996) menuliskan bahwa ekoterapi dapat memiliki kekuatan regeneratif, meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan, stres, dan depresi.
- Menghemat biaya kesehatan
Tak disangka, laporan dari Natural Inggris salah satunya menyebutkan, jika setiap rumah tangga di Inggris memiliki akses terhadap ruang terbuka hijau (RTH) yang alami, maka bisa menghemat biaya perawatan kesehatan hingga 2,1 miliar poundsterling atau sekitar Rp4 triliun per tahun!
- Meningkatkan motivasi
Berdasar sebuah studi 2007 dari University of Essex di Inggris, disimpulkan bahwa hanya dengan berjalan-jalan di ruang hijau sekitar, maka akan mengurangi tingkat depresi sebanyak 71%. bahkan hanya lima menit berada di alam dengan berjalan di taman atau melihat sesuatu yang hijau menyegarkan dapat meningkatkan suasana hati, harga diri, dan motivasi.
Artikel ini pernah tayang di majalah Health Insights Vol 10
tags :