Waspada Kelainan Tulang Pada Masa Pertumbuhan Anak

...

Kelainan tulang pada anak dapat dialami oleh anak sejak ia lahir ataupun seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai orang tua, sebaiknya kita lebih memperhatikan kesehatan dalam pertumbuhan anak secara menyeluruh termasuk kesehatan tulang.

Sejak usia berapa anak berisiko mengalami kelainan tulang

Kelainan tulang dapat terjadi pada anak dengan bawaan lahir dan juga dapat terjadi pada anak seiring pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa pertumbuhan, anak perlu diamati di tahun pertama atau di masa anak mulai memasuki pertumbuhan cepat sekitar usia 8 tahun.

Selama anak masih bertumbuh, potensi kelainan tulang masih besar. Mendekati usia maturitas sekitar 17 tahun, potensinya akan jadi lebih rendah.

Kelainan tulang pada anak
Faktor dan aktivitas yang memicu kelainan tulang pada anak dapat bermacam-macam, tergantung dengan kelainan tulang yang diderita. Beberapa di antaranya sebagai berikut:

  • Kaki O (Genu Varum)
    Kelainan tulang ini membuat lutut anak terlihat membentuk huruf O. Kelainan ini akan terlihat saat anak mulai berjalan. Sangat berisiko bagi anak-anak yang early-walker, berjalan pada usia yang tidak semestinya.

    Bagi orang tua, jangan khawatir jika anak sudah berusia 11-18 bulan, namun belum bisa jalan, karena masih usia yang normal bila anak belum berjalan. Kaki anak perlu kuat terlebih dahulu untuk dapat berjalan.

    Sebaiknya hindari menggunakan baby walker pada usia yang terbilang muda, karena hal ini dapat berisiko mengakibatkan anak mengalami Kaki O.
     
  • Skoliosis
    Skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung, seperti huruf C atau S. Sebagian besar kelainan tulang belakang ini tidak diketahui penyebabnya.

    Salah satu tipe skoliosis yang umum terjadi pada anak-anak adalah skoliosis idiopatik. Kelainan tulang jenis ini 8 kali lebih besar terjadi pada anak perempuan, dibandingkan anak laki-laki.

    Meskipun skoliosis idiopatik tidak berhubungan dengan genetik, namun jika di keluarga terdapat riwayat skoliosis, sebaiknya orang tua patut waspada dan memperhatikan pertumbuhan tulang anak jika sudah menginjak usia pubertas terutama anak perempuan.

    Penanganan skoliosis berdasarkan sudut kemiringan tulang. Jika sudut di bawah 25 derajat, akan dilakukan observasi. Bila 25-40 derajat, akan dilakukan embrace dengan korset (non-operatif). Jjika sudah mencapai 40 derajat perlu dilakukan tindakan operatif karena bisa memberikan beban yang terlalu berat untuk paru-paru. Perlu dilakukan deteksi dini agar dapat banyak pilihan penyembuhan.
     
  • Kaki pengkor (clubfoot)
    Kelainan ini dapat juga terjadi pada anak. Kelainan ini cukup umum terjadi dengan bawaan lahir. Pada saat lahir, kakinya terlihat bengkok ke dalam. Kalau mendapatkan penanganan yang tepat akan dibentuk perlahan-lahan sampai berfungsi mendekati normal.
     
  • Cerebral palsy
    Penyakit ini juga dapat disebut sebagai lumpuh otak. Pada penyakit ini terdapat kerusakan saraf otak yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh terutama tungkai-tungkai di tubuh (tangan dan kaki).

    Jika terlihat kesulitan dan kaku saat berjalan. Cerebral palsy dapat beresiko pada anak dalam usia yang sangat dini. Orang tua perlu waspada jika pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami kemunduran. Contohnya seperti anak di usia 2 tahun yang masih belum dapat berdiri.


Tips untuk memperhatikan kelainan tulang pada anak

  • Anak dalam posisi berdiri dengan postur setegak mungkin.
  • Anak dapat juga dalam posisi membungkuk, agar dapat melihat posisi tulang belakang.

Kedua cara ini dengan posisi anak berada di depan dan membelakangi orang tua, jadi perhatikan dari belakang apakah terjadi kelainan pada tulang anak.


Cara mencegah terjadinya kelainan tulang pada anak

Orang tua harus lebih memperhatikan pertumbuhan kelainan tulang pada anak. Diperlukan dokumentasi pertumbuhan anak, di antaranya seperti video anak sedang berjalan. Tujuannya untuk melihat apakah selama pertumbuhan terjadi perubahan yang mengarah kepada kelainan tulang.

Lakukan ini secara rutin untuk melihat perkembangan anak secara berkelanjutan, maksimal sampai anak berumur 7 tahun. Hal ini juga untuk membantu saat berkonsultasi dengan dokter, agar dokter dapat melihat pertumbuhan anak dan menganalisa secara detail.

Mencukupi asupan vitamin D pada anak, bukan hanya berasal dari makanan dan juga tambahan suplemen makanan. Vitamin D diaktifkan di bawah matahari, jadi anak perlu membutuhkan aktivitas luar rumah untuk mendapatkan asupan vitamin D yang cukup.

Sebaiknya lakukan aktivitas di luar rumah dan berjemur pukul 7-9 pagi selama 15 menit. Lakukan hal ini 3 kali dalam seminggu.


Apa yang perlu dilakukan oleh orang tua jika anaknya sudah terlanjur mengalami kelainan tulang?

  • Jangan menyalahkan diri sendiri sebagai orang tua.
  • Selalu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan (dokter dan ahli medis).
  • Selalu berkomunikasi dengan dokter mengenai target, keinginan kesembuhan anak. Perlu didiskusikan mengenai keinginan dan juga pilihan pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter untuk pengobatan terbaik

Selama anak masih berusia di bawah 7 tahun, penanganan memperbaiki bentuk tulang masih mudah. Jadi, sebaiknya lakukan deteksi dini dan konsultasikan ke dokter spesialis ortopedi untuk saran medis dan pengobatan lebih lanjut.

tags :

Spesialis Ortopedi Spesialis Anak