Cedera Olahraga: Kapan Operasi Dibutuhkan dan Apa Alternatifnya?

...

Risiko cedera di setiap olahraga yang kita pilih akan selalu ada, dimana cedera dapat terjadi selama atau setelah olahraga. Cedera olahraga sering kali terjadi akibat kurangnya persiapan yang matang dan teknik olahraga yang tidak tepat.  

Pada kondisi cedera parah, operasi mungkin menjadi langkah penting untuk pemulihan total akibat cedera olahraga. Namun, kapan operasi memang dibutuhkan?

Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT (K) mengungkapkan, 

“Kita perlu waspada dengan risiko cedera yang bisa terjadi kapan saja seperti keseleo, strain, patah tulang, dislokasi, cedera bahu, siku, pinggang, paha, lutut, betis, dan pergelangan kaki. Apabila terjadi cedera, tetap tenang, ingat metode PRICE sebagai langkah awal penanganan, dan lakukan segera selama 24 hingga 36 jam pertama setelah terjadi cedera. PRICE dapat mempercepat proses pemulihan, tetapi jika kondisi tidak kunjung membaik bahkan memburuk, segera konsultasi ke dokter.”

Bagaimana Penanganan dengan Metode PRICE?

PRICE terdiri dari lima langkah utama: 

  1. Protection, yaitu melindungi area cedera menggunakan bidai atau penyangga untuk mencegah kerusakan lebih lanjut; 
  2. Rest dengan menghentikan aktivitas fisik agar tubuh memiliki waktu untuk pulih; 
  3. Ice dengan mengompres area cedera menggunakan es yang dibungkus handuk tipis selama 15-20 menit setiap 2-3 jam untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan; 
  4. Compression yaitu membalut area cedera dengan perban elastis untuk mengurangi pembengkakan; serta 
  5. Elevation yaitu mengangkat area yang cedera lebih tinggi dari jantung saat posisi istirahat untuk membantu aliran darah dan mengurangi pembengkakan.

Di kasus tertentu, metode PRICE tidak dapat memberi efek yang optimal untuk pemulihan. Cedera yang memerlukan penanganan lanjut dapat Anda sadari melalui beberapa tanda seperti, bengkak dan nyeri semakin parah, muncul benjolan atau perubahan bentuk, sendi berbunyi saat digerakkan, ketidakmampuan melakukan aktivitas, kehilangan keseimbangan, kesulitan bernapas, dan demam. 

Apabila tanda-tanda ini terjadi, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan lanjut baik secara non-operatif maupun operatif, bergantung pada jenis cederanya.  

Baca juga: Tips Pertolongan Pertama Cedera Olahraga, Do PRICE Avoid HARM

 

Diungkap oleh dr. Petrasama, Sp.OT (K), Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Tangerang, penanganan cedera tanpa operasi atau non-operatif dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan untuk mengurangi nyeri dan meredakan pembengkakan. 

“Kemudian, imobilisasi, atau pembatasan gerak pada bagian tubuh yang cedera dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, dengan menggunakan perban elastis ringan dan penyangga eksternal seperti light brace. Fisioterapi dan rehabilitasi meliputi pijat olahraga, stimulasi listrik melalui kulit, ultrasound, terapi gelombang kejut (shockwave), laser, serta latihan pun diterapkan untuk meningkatkan ruang gerak sendi dan penguatan otot. Pendekatan ini dilakukan secara menyeluruh guna mempercepat pemulihan, mengembalikan fungsi tubuh, serta mempersiapkan pasien untuk kembali berolahraga dan beraktivitas,” jelasnya. 

Pada kasus tertentu, tindakan operatif mungkin harus dijalani untuk mengatasi keluhan cedera secara menyeluruh. Tindakan operatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya Arthroscopy

“Penanganan cedera dengan arthroscopy dilakukan dengan teknik minimal invasif untuk diagnosis sekaligus penanganan masalah di dalam sendi. Teknik ini meminimalkan rasa nyeri dan risiko infeksi lebih kecil dan pemulihan berlangsung cepat. Operasi ini dilakukan berdasarkan evaluasi dan diagnosis dari pemeriksaan yang komprehensif,” ungkap dr. Sapto Adji Hardjosworo, Sp.OT (K), Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

Dengan mengetahui fakta-fakta ini, Anda mungkin semakin ingin memastikan bagaimana langkah penanganan yang tepat untuk mengatasi cedera olahraga yang Anda alami. 

Seluruh dokter yang memberikan penjelasan di atas, merupakan dokter ahli yang berpraktik di layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) milik Mayapada Hospital.

SITPEC Mayapada Hospital memang diperuntukkan bagi siapa pun yang memiliki hobi dan rutinitas berolahraga karena menawarkan layanan yang komprehensif mulai dari program pencegahan cedera olahraga, skrining sebelum olahraga, peningkatan performa olahraga, dan penanganan cedera hingga program pemulihan pasca-cedera. 

SITPEC Mayapada Hospital memiliki tim dokter multidisiplin dan fisioterapis olahraga yang profesional dalam melakukan perawatan cedera olahraga tingkat lanjut dengan teknik minimal invasif seperti Arthroscopy, dan tindakan advanced lainnya, serta dilengkapi fasilitas modern seperti gym, VO2 Max, dan Body Composition Analysis, yang dirancang untuk mengoptimalkan program latihan. 

Menjadwalkan konsultasi dengan para dokter SITPEC Mayapada Hospital juga dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. MyCare juga mendukung gaya hidup sehat Anda melalui fitur Health Articles & Tips yang berisi berbagai informasi dan tips kesehatan, juga dengan adanya fitur Personal Health, MyCare dapat terhubung dengan Google Fit dan Health Access untuk memantau aktivitas olahraga seperti menghitung detak jantung, jumlah kalori terbakar, langkah harian, dan Body Mass Index (BMI). 

Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store dan nikmati reward poin potongan harga bagi pengguna baru untuk berbagai layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.

Selanjutnya: Ancaman Tersembunyi Kanker Kolorektal di Usia Senja
 

tags :

Sitpec Spesialis Ortopedi